ternyata tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai kerumah Tantenya Shakti. Pantes aja dia selalu nawarin diri untuk menjemput Gue pulang kampus.
Sampailah kami didepan gerbang rumah Tante Ana, satpam yang sedang berjaga pun langsung membukakan gerbang setelah Shakti membunyikan klakson. Shakti langsung turun dari mobil, dan tak lupa membukakan pintu mobil buat Gue. Gue pun digandeng saat menuju pintu masuk rumah Tante Ana. Shakti langsung membuka pintu, tanpa harus memencet bel terlebih dahulu. Baru beberapa langkah masuk, Gue dan Shakti udah disambut oleh Tante Ana yang kebetulan sedang karokean diruang tamu.
“heyyyy Rasya” sambut tante Ana. “apa kabar nak?” tanyanya seraya memeluk Gue dengan hangat. Shakti hanya tersenyum. Shakti pun langsung membuka jaket denim yang ia kenakan ke gantungan jaket yang tersedia di samping sofa.
“baik Tante” jawab Gue singkat. Tante Ana pun segera menyilahkan Gue duduk. Lagu karoke yang semula terdengar sangat kencang, langsung dikecilkan volumenya oleh Tante Ana.
“Mama gimana? Baik?” tanya Tante lagi.
“iya, baik kok Tante” jawab Gue lagi.
Tiba-tiba Shakti membesarkan volume lagu lagi dan mengambil mic dari atas meja, dia pun memilih lagu, lalu setelahnya langsung menyanyi dengan suara khasnya.
“heh” tukas Tante Ana. “orang lagi ngobrol juga sama Rasya” tambah Tante Ana.
Gue pun terkekeh saat melihat wajah Shakti yang terkaget mendengar celotehan Tante Ana. “gak papa kok Tante, kita sambil karokean aja” ucap Gue ditengah-tengah perdebatan Tante Ana dan Shakti.
“ohhh kamu suka nyanyi ya?” tanya Tante Ana. “yu yuk nyanyi bareng” ajak Tante Ana yang menggandeng Gue untuk berdiri. Shakti langsung memberikan micnya kepada Gue, ia meminta Gue menyanyikan lagu yang ia minta. Yaitu lagu dari Bunga Citra Lestari yang berjudul Cinta Sejati. Gue gak tahu, dari mana dia lagu ini. Ini adalah salah satu kesukaan Gue juga.
Gue pun langsung menyanyikan lagu tersebut. tetapi, Gue gak nyanyi sendiri. Tante Ana ikut menyanyi dengan menggunakan mic lainnya. Sementara Shakti hanya bergoyang-goyang di samping Gue. Gue bener-bener menghayati ketika menyanyikan lagu itu, tak jarang Gue sambil menghadap ke Shakti yang memang berdiri dan bergoyang di samping Gue. Selama Gue bernyanyi, Shakti tak berhenti memberikan senyuman termanisnya. Gue merasa sedang bernyanyi diatas panggung besar jadinya.
Tante Ana pun gak mau kalah, Dia langsung mencari lagu dangdut yang menjadi kesukaannya. Pilihannya berhenti pada lagu yang dipopulerkan oleh Julia Perez yang berjudul Aku Rapopo. Begitu music dimainkan, Gue, Tante Ana dan Shakti langsung berjoget mengikuti irama. Tante Ana pun mulai menyanyikan bait demi bait. Sedangkan Gue dan Shakti terus berjoget. Shakti selalu gak berhenti buat Gue dan Tante Ana tertawa karena goyangan anehnya. Entah dia terinspirasi dari mana. Goyangannya itu persis sekali dengan artis dangdut pantura kebanyakan.
“hahahah Shakti, stop it” ucap Gue sambil memegangi perut yang sakit akibat terlalu banyak tertawa. Gue pun langsung menjatuhkan tubuh Gue di sofa sambil terus tertawa. Sementara Shakti terus melajutkan goyangan anehnya.
“sudah sudahhh” ucap Tante Ana seraya menaruh mic nya di atas meja. Lalu tante Ana pergi ke arah dapur. Tidak lama kemudian, Tante Ana membawakan satu termos es teh manis, lengkap dengan gelasnya.
“nih minum dulu” ucap Tante Ana seraya menuangkan es teh manis buatannya ke tiga gelas yang ia bawa. Gue dan Shakti langsung mengambil gelas tersebut, dan meneguk es teh manis yang sudah disiapkan oleh Tante Ana. Disusul dengan Tante Ana yang mengambil gelasnya sendiri dan langsung berenajak dari tempat dimana kita duduk. Entah mau kemana.
Tiba-tiba saja, suasanya menjadi hening. Suara music saat kita karaoke tadi sudah dimatikan. Saking heningnya, bahkan Gue bisa mendengar dengusan nafas Shakti yang sedang duduk di sebelah Gue seraya masih memegangi gelasnya. Shakti pun langsung meletakkan gelasnya di atas meja, dan merubah posisi duduknya menjadi menghadap ke arah Gue. Seakan mengerti bahwa Shakti akan membicarakan hal serius, Gue juga langsung merubah posisi duduk Gue. Kini kami duduk saling berhadapan, masih di atas sofa yang sama saat kami berkaraoke tadi. Tangan Shakti mulai meraih tangan Gue yang terpangku di atas kedua paha Gue. Gue hanya memandangi jalannya tangan Shakti saat meraih, dan menggenggam erat tangan Gue.
“Seperti yang Kamu tahu, dalam 3 hari kedepan Aku harus kembali ke India, negara asalku” ucapnya mulai memecahkan keheningan. Gue pun mengangguk.
“Aku mau Kamu jangan tinggalin Aku. Mungkin jarak akan buat kita lebih sering berargumen. But it’s okay. Tetaplah berargumen dengan ku, but don’t leave me” tambahnya lagi.
Tak satu katapun yang keluar dari mulut Gue, sebenarnya Gue sangat keberatan akan hal ini. Tapi Shakti terus meyakinkan bahwa jarak hanyalah hal kecil. Tangan Gue masih terus digenggamnya, tangan kiri Gue langsung mengelus tangan Shakti yang masih menggenggam tangan Gue.
“Shakti, ini akan jadi tantangan besar buat Aku, genggaman mu ini membuat aku menjadi yakin bahwa jarak bukanlah halangan” ucap Gue sambil menahan tangis. Seperti tahu, bahwa Gue menahan tangis, Shakti langsung mendekatkan dirinya kearah Gue dan langsung memeluk hangat Gue. Dagu Gue menempel pada bahu Shakti, kali ini Gue gak kuat untuk menahan tangis. Hingga air mata Gue pun jatuh menetes hingga mengenai bahu Shakti.
Tangan Shakti terus mengusap rambut kepala Gue untuk mencoba menenangkan Gue. sebisa mungkin Gue langsung mengusap air mata Gue yang menetes di pipi sebelum Shakti melepaskan pelukkannya. Tetapi tetap saja, dia tahu. Shakti langsung melepaskan pelukkannya dan langsung mengusap air mata yang masih tersisah di pipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at First Sight
FanfictionThat is kinda like fan fiction but I didn't take Shakti as superstar in this story. This is story about an Indonesian girl who falling in love with an Indian Boy at the first sight since they met at coffee shop. Eventhough they have different langua...