PART 2

3.5K 186 2
                                    


        Ujian pun ia lalui dengan sukses, mahdi mendapat nilai tertinggi diantara teman-temannya, kini saatnya Mahdi menunggu surat pengabdian dari kepala pondok pesantren. Pengabdian adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh para santri setelah mereka lulus, biasanya pengabdian berlangsung selama 1-3 tahun tapi jika sang santri betah mengabdi, mereka bisa mengabdi setidaknya sekitar 7-belasan tahun.

        Surat pun datang, Mahdi dan sahabat-sahabatnya membuka surat itu dengan bersamaan, ternyata mahdi mendapat lokasi di Pondok Pesantren Nurul Furqan. Hatinya dengan sangat senang menerima keputusan itu, setidaknya satu minggu lagi ia harus segera berangkat mengabdi, nurul furqan sangat jauh sekali dari tempatnya tinggalnya, perjalanan kesana membutuhkan waktu 17 jam..

        Hari demi haripun berlalu, kini saatnya ia meninggalkan keluarga dan pergi mengabdi untuk beberapa tahun, ia dijemput oleh mobil travel. Sambil mengisi kejenuhanya, ia membuka Al-Qur'an mini nya, Membaca Al Qur'an adalah hobi Mahdi sejak ia duduk di bangku Taman Kanak-kanak, saat ini mahdi telah berhasil menghafal 25 juz yang berarti langkahnya untuk menjadi tahfiz sesungguhnya telah didepan mata. Siapa sih wanita yang akan bisa menolak hitbahnya, fisik elok didampingi akhlak yang indah inilah yang membuat Mahdi disukai oleh banyak santri wati di pondoknya dulu.

          Tibalah mahdi di pondok tempatnya mengabdi, ia langsung bertemu dan berbincang dengan sang pengurus pondok untuk membicarakan pengabdiannya itu, sepanjang jalan mahdi melewati banyak santriwati hingga ia menjadi pusat perhatian, namun mahdi hanya tertunduk, menjaga pandanganya, sambil berzikir dalam hatinya. Obrolan mereka berlangsung hangat dan kadang diselingi oleh tawa. Mahdi yang kala itu kebagian untuk mengajar sejarah kebudayaan islam sangat antusias sebab memang sejarah islam lah mata pelajaran yang paling ia cintai dulu, Mahdi mengajar semua kelas disana, tapi hanya yang tingkat aliyah saja.

          Dua tahun pun dilalui Mahdi dengan penuh semangat yang membara, niat di hatinya adalah ingin mengabdi selama 4 tahun lalu berangkat ke cairo, mesir untuk melanjutkan kuliah, mendapat gelar sarjana, menjadi ulama, lalu menikah. Mahdi berjalan dengan tenang menuju ruang dimana para guru sedang mengadakan rapat besar, setibanya diisana mahdi melihat wanita itu lagi, wanita yang sempat ia tabrak 3 tahun lalu.

        Semenjak kejadian itu, mahdi menyisipkan do'a disetiap solat malamnya agar disatukan dengan wanita yang ia tabrak waktu itu, mengapa? Sebab Mahdi merasa telah ia telah bersentuhan dengan wanita yang bukan mahromnya, maka Mahdi ingin menghalalkanya. Alasan yang rancu sebenarnya, namun Mahdi sangat bersyukur tandanya Allah mendengar do'anya.

Dua minggu setelah itu, Mahdi memberanikan diri untuk menegur bidadari bercadar itu:

"Assalamu'alaikum."

Wanita itupun menoleh.

"Wa'alaikum salam."

"Boleh saya minta waktu sebentar."

"Boleh, silahkan."

"Kamu ingat saya?."

"Afwan, siapa ya?."

Mahdi menunduk sambil menghela nafas. Mahdi fikir wanita itu ingat dengannya, ternyata tidak.

"Hhhhmmm, iya iya, kamu yang waktu itu kan?. Yang pernah papasan sama aku terus buku aku jatuh semua?."

Mahdi tersenyum bahagia. Wanita itupun membalasnya sambil menunduk.

"Alhamdulillah kamu ingat. Oh iya, Man ismukii?."

"Ismii Husna. Anta?."

"Saya Mahdi."

Wanita itupun tersenyum lagi. Lalu mereka bertukar nomor handphone untuk berkomunikasi. 3 hari setelah pertemuan itu, mahdi langsung menghubungi abi nya.

"Assalamualaikum bii,."

"Wa'alaikum salam nak."

"Besok mahdi pulang ya bii."

"Ada apa nak, kamu sakit?."

"Nggak bii. Pokoknya besok mahdi pulang, ini sudah di jalan bii."

"Yaudah nak, hati-hati dijalan, jaga diri baik-baik nak."

"Iya bii, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

****

Sesampainya Mahdi di rumah, ia langsung mandi dan mengajak kedua orangtuanya untuk berbincang.

"Bii, mii. Mahdi mau bilang hal penting."

"Silahkan nak." Jawab sang ibu sambil tersenyum

"Minggu depan, Mahdi mau melamar gadis pilihan Allah untuk Mahdi bii, mii."

"Apa nggak terlalu cepat di?."

"Nggak bii, mii. Mahdi itu, gak sengaja ketemu dia waktu Mahdi masih pondok disini, kelihatanya dia baik hati, berasal dari keluarga baik-baik,."

"Sudah kenal berapa lama?." Tanya abi mahdi

"Kenalnya sih baru sekitar 2 minggu bii."

"Apa kamu yakin?."

"Ana ukhibatii kafillah bii, seperti abi mecintai umii tanpa syarat. Mahdi pengen cepet-cepet megenal husna lebih baik dengan cara menjadikanya pendamping hidup mahdi."

"Kalau itu mau kamu, kita berangkat minggu depan yaa, rumah dia dimana?."

"Gak terlalu jauh sih bi kalau dari sini."

"Yasudah."





******

PART 2 Niiii, hehehe naksir bgt ih sama mahdinya :v C&V Ya goiiis. love you all

Ana Ukhibukii Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang