PART (5)

2.6K 144 4
                                    


*****

****

***

**

*


       Hari pernikahan pun tiba. Keduanya kini berada ditempat berbeda, mahdi yang sedang repot mempersiapkan keberangkatan menuju rumah husna, dan mempersiapkan segala hantaran mahar yang jumblahnya tidak sedikit itu, setidaknya ada 25 box dari keseluruhan jumlah hantaran dari buah-buahan, mukena, alat make up, dan lain-lain. Sedangkan husna sedang duduk manis sambil di rias, mata memandang lurus ke cermin besar sambil melayangkan senyum dan memancarkan rona wajah yang sangat bahagia, seolah berkata "Aku sedang menunggu pangeran yang akan menuntunku menuju surga.".

      Mahdi pun kini berada di perjalanan, seperti biasa ia hanya menikmati perjalanan sambil berdzikir seraya memanjatkan do'a agar pernikahanya berjalan dengan lancar, yang pasti mahdi melibatkan Allah dalam kisah cintanya. Sungguh seorang bidadara kini akan mempersunting bidadari, indah sekali perjalanan cinta mereka.

       Selesai husna di riasi, ia menuju kamar pengantinya yang telah di taburi kelopak kelopak mawar merah dan ber sprei putih suasana romantis sangat terasa di kamar itu, "Awalnya ini hanya kamar seorang gadis biasa, kini beberapa jam lagi akan menjadi kamar aku dan mahdi." Begitu lah husna bergumam dalam hatinya. Ia mengambil handphone nya sejenak memastikan bahwa mahdi benar-benar tengah dalam perjalanan, ternyata mahdi tidak memberi kabar kepada husna. Husna duduk di sofa merah yang ada di kamarnya sambil di dampingi sang adik tercinta.

"Kakak? Kakak pasti deg-degan banget ya kak?."

"Hhhmm, kakak boleh peluk kamu gak?."

Anna merentangkan tanganya seraya memberi pelukan kepada sang kakak tersayang,.

"Beruntung banget ya aku na bisa dapetin laki-laki kayak mahdi."

"Iyadong kakak,, karna kan wanita yang baik, pasti akan dapet laki-laki yang baik."

      Husnapun tersenyum lebar,,. Gemuruh petasan menandakan bahwa keluarga mahdi telah tiba, dengan penuh ketenangan mahdi melangkah menuju meja ijab qobul. Mahdi yang kala itu mengenakan stelan serba putih terlihat sangat gagah dan berwibawa, ia menghela nafas panjang sebelum duduk.. Ia memulai ijab qobulnya dengan basmallah.

     Bahasa Arab dipilih mahdi untuk bahasa ijab qobulnya, berjalan sangat mulus dan lancar dengan hanya satu kali ucap, tanpa ada pengulangan apalagi kesalahan. Seusai ijab itu, husna diperbolehkan keluar kamar dan menemui mahdi, yang kini telah sah menjadi suaminya. Husna yang sangat anggun dengan gaun putih berenda, serta cadar putih nya itu melangkah dengan perlahan sambil sesekali melirik ke arah mahdi yang tengah tersenyum lebar ke arahnya. Husna menjadi pusat perhatian kala itu, mahdi memandangi husna dengan pancaran kasih sayang, sambil tersenyum lebar..

     Husnapun duduk disamping mahdi, kini saatnya mahdi menyematkan cincin di jadi husna. Dengan sedikit ragu-ragu, husna mengulurkan tanganya. Mahdipun tersenyum karna tingkah husna itu, cincin telah tersemat, dan kini mahdi perlahan memegang pipi husna lalu mencium keningnya dengan penuh kasih sayang.

      Husna memejamkan matanya sekan memberi isyarat bahwa ia tak ingin mahdi melepas ciumanya itu. Semua hadirin menujukan pandangan ke mereka berdua, terlihat sangat mesra dan romantis meskipun mereka saling mengenal hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan.

Akad dan resepsi berjalan dengan sangat hikmat dan lancar tanpa hambatan, hari menunjukan pukul 23.00 WIB, mahdi duduk di tepi ranjang sambil memegang tasbih, sedangkan husna baru saja selesai mandi, husna duduk disamping mahdi sambil menundukan kepalanya. Mahdipun menoleh.

"Ada apa? Kamu sedih?."

Husna menggelengkan kepala.

"Hhhmm, senyum dong..."

Husna pun tersenyum dibalik cadarnya.

"Huuuuhh, aku lupa bagaimana aku bisa melihat senyuman manismu itu sedangkan kamu masih memakai cadar."

Husna memandang mahdi sejenak,,

"Bolehkah jika aku buka cadar kamu, dan meminta satu senyuman manismu itu?."

"Tentu saja boleh, Kamu kan suami aku."

Sebelum membuka cadar, mahdi terlebih dahulu memberikan kecupan di kening husna. Dengan sangat perlahan, mahdi membuka cadar itu,. Kini terlihatlah bidadari sesungguhnya didepan mahdi, bibir tipis dan hidung mancung husna. Sangat sempurna di mata mahdi.

"Nah sekarang kamu harus senyum."

Husnapun melayangkan senyuman kebahagiaanya itu, lalu mahdi melanjutkan dengan mengecup bibir husna.. Tapi husna langsung menepisnya, mahdipun kaget....

******



AN :

Uuunncchh udah part 5 aja nih,, muehehehe :v Afwan banget kalo ceritanya gaje :v dan gak nyambung, mungkin banyak typonya juga hehehe masih amatiran, maklum,, hhmmm tunggu part 6nya yaahh gooiiiss, inget, don't be silent readers, Tinggalin C&V nya kalau bisa hehehe :v kritik dan saran bisa ko di kirim langsung ke DM :v part 6 akan segera di update secepatnya kook gooiiisss, ..

     Satu lagii,, mmmmm makasih banyak ya yang udah masukin cerita ini ke reading list kalian, duuhhh kalian semmua itu emang baik hati,.. Love you all .. Mmmmwwaacchh

Ana Ukhibukii Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang