PART (10)

2.1K 90 3
                                    


***

    Selama pemakaman berlangsung, Mahdi sangat bersedih, apalagi ketika melihat Hasan dan Husain yang masih polos dan belum mengerti apa itu kehilangan.

"Andai aku di beri kesempatan satu hari saja, pasti aku akan membuat satu hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan bagi bidadariku."  Gumam Mahdi dalam hatinya

       Tahun demi Tahun pun dilalui Mahdi dengan diselimuti rasa kesepian, tanpa ada Husna di sisinya, tanpa ada rengekan manja, tanpa ada senyum husna, tanpa ada lagi lantunan merdu husna ketika ber shalawat.

     Kini Mahdi harus bisa juga menjadi tulang rusuk, ia hanya bisa memasrahkan semua kepada Allah, setiap kali ia menatap Hasan dan Husain ia selalu meneteskan air mata. pernikahan dan kebahagiaan nya ternyata hanya bertahan beberapa tahun.

    Saat ini Mahdi telah pindah rumah, ia bersama ke dua putra tercinta nya itu pindah untuk tinggal di Jakarta, bukan untuk melupakan sang Husna, namun hanya untuk membangun masa depan nya bersama sang Hasan Husain. Kini Hasan dan Husain sudah menginjak umur 11 tahun.

     Hasan adalah anak laki-laki yang sangat gagah, hidung nya mancung, ia memiliki mata yang hitam pekat seperti sang abi. Sedangkan Husain adalah anak laki-laki yang manis, hidungnya tak kalah mancung dengan Hasan, ia memiliki pipi  kemerahan dan mata coklat terang seperti sang umii. Hasan dan Husain kini di sekolahkan di Pondok pesantren, mereka berdua sudah terbiasa berbahasa Arab, Husain pun sangat fasih ber bahasa inggris.

     Mahdi kini baru saja berulang tahun yang ke 31, umur yang masih sangat muda untuk ukuran seorang ayah yang sudah memiliki dua anak. Mahdi mengunjungi makam husna setiap 2 minggu sekali, dan setiap kali ia datang, air mata selalu menetes, lagi dan lagi. Mahdi belum siap kalau harus membuaka hatinya lagi untuk yang lain, karna cinta Mahdi sangat besar. Meyakinkan hatinya untuk tidak membuka hatinya lagi, seperti ia meyakinkan dirinya untuk melamar husna dulu.

      Di suatu pagi yang sangat sejuk, Hasan dan Husain menghampiri sang abi:

"Bii,, abii kenapa?." Ujar husain dengan penuh kelembutan

"Hhmm?, ngga ko sayang. Abi gak kenapa-kenapa."

"Abi kangen umi ya?." Sahut Hasan

    Mahdi hanya menoleh ke arah kedua nya.

"Iya abii, aku dan Husain juga kangen umii,, kaaaangeeeennn Baaaanggeeett.."

"Iya nak,, maafin abi ya belum bisa sepenuhnya gantiin posisi umii."

"Iya abii,. Kita ke rumah umii yuk bi."

"Rumaah?."

"Iya abii,, yang ada rumah oppa juga."

"Itu namanya pemakaman sayang."

"Iya abii, hasan tau, tapi kita lebih suka menyebutnya rumah kan husain kan?."

(Husain hanya mengangguk)


****

****

****



A/N :

    Segini aja dulu ya gooiiissss,, hhmmm lagi jamkos ni hehehe..

Makasih banyak ya buat pembaca setiaa, unncchh ssayang bingits deh sama kalian.


Love youo all..

Ana Ukhibukii Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang