PART (13)

2K 93 1
                                    


***


"Silahkan masuk kedalam pak."

"Tidak usah, disini saja."

 Mahdi tersenyum sambil mengangguk.

"Silahkan duduk.."

Mereka bertiga pun duduk.

"Oh iya pak, saya ingin memberitahu bahwa Lisa besok sudah bisa mulai masuk kerja."

"Alhamdulillah, sebenarnya saya kesini juga ingin menanyakan hal itu nak. Sepertinya kamu bisa membaca fikiran ya.."

Mahdi memberiikan senyum yang sangat manis. Lisa yang tak sengaja melihat senyuman itu, merasakan suatu getaran aneh, tanganya tiba-tiba gemetar melihat senyuman itu. Rasanya sangat manis dipandang, hingga membuat Lisa gemetar. 

"Hhhmm,, jadi besok Lisa harus berangkat sekitar pukul 08.00 ya pak."

"Iyaaa Naak, bisa saya minta tolong?."

"Tentu bisa pak."

"Keberatan tidak jika Lisa berangkat bareng dengan kamu?"

 Mahdi terdiam, memikirkan apakah menerima permintaan pak Romi adalah yang terbaik. Ah sudahlah, Mahdi pun sebenarnya malas memikirkan hal itu. Akhirnya ia meng-iyakan permintaan pak Romi itu. Pak Romi dan Lisa pun pulang dan Mahdi kembali masuk kedalam rumah nya.


"Ada apa kak?" Tanya Anna

"Gakk kook naa,."

"Sebentar aku panggil anak-anak dulu ya kak, kita makan malam bersama."

   Mahdipun mengangguk seraya melayangkan senyuman kecil. Anna melangkahkan kaki menuju kamar Hasan dan Husain, sementara itu Mahdi memandangi Anna dari belakang. Terasa sekali ketika ia berada di dekat Anna, rasanya sama seperti berada di dekapan Husna. Tapi Mahdi harus menahan diri sebaik-baiknya. Tak mungkin juga ia akan menikahi Anna, karna ia telah bertekad untuk setia kepada Husna. 

   Handphone mahdi berdering, ternyata telpon masuk dari Raina .

"Assalamu'alaikum, ada apa Raaiin?" ujar Mahdi

"Wa'alaikum salam Dii. Tidak kok, aku hanya ingin memastikan."

"Memastikan?" Mahdi bingung.

"Hhhhmm. kamu sudah makan? Hasan Husain sehat?"

"Ini sedang bersiap makan malam. Alhamdulillah mereka sehat."

   Raina terdiam sejenak, ia berfikir kenapa Mahdi masih tetap bersikap dingin padanya? Padahal ia sudah mencoba untuk membuat Mahdi membukakan hati untuknya, meski nampaknya tak ada celah sedikit pun untuknya masuk.

(Raina menghela nafas panjang) "Sayang sekali, padahal aku sedang dalam perjalanan ingin membawakan satu paket Pizza untuk kalian."

"Terima kasih Rain, tapi saya tidak mau merepotkan kamu."

"Sama sekali tidak merepotkan, aku senang jika melihat anak kamu tersenyum ketika aku bawakan makanan ini, Sedikit lagi aku sampai."

"Yasudah terserah kamu saja, hati-hati dijalan."

     Mahdipun menutup telponya, dan segera memulai makan malamnya itu, sementara Raina belum sempat menjawab perkataan mahdi. Meski begitu, Raina merasa sangat senang karna Mahdi menyuruhnya agar hati-hati diperjalanan, ya setidaknya Mahdi sudah mulai perhatian, ya tepatnya hanya sedikit perhatian. Sangat bahagia sekali hati Raina dikala ia mendengar Mahdi mengucapkan itu, senyum manis selalu menghiasi wajah Raina di sepanjang perjalanan. 

   Raina pun telah sampai, ia sedikit ragu untuk memencet bell rumah Mahdi. Ragu kalau nantinya Mahdi akan senang dengan kedatanganya, menarik nafas panjang dan mengarahkan jari telunjuknya untuk menekan bell itu adalah hal terbaik yang harus ia lakukan untuk memulai pendekatan ini dengan Hasan dan Husain. Anna pun membukakan pintu:

"Cari kak Mahdi ya?." Sapa Anna ramah

"Iyaa, Mahdi nya ada?"

"Iya ada kook, silahkan masuk kak. Duduk saja disini ya, sebentar lagi kak Mahdi akan turun kook."

"Hhhmm, kok kamu tahu aku sedang mencari Mahdi."

"Hanya tebak-tebak sih, soalnya sebelum ukhti yang kesini, tadi ada wanita cantik juga yang kesini bersama ayahnya."

"Hhmm,, kalau boleh tau, mereka ada perlu apa?"

"Kurang tau sih yaa. Tapi ukhti bisa tanya sendiri kook ke orangnya."

Raina pun tersenyum, Anna meninggalkanya dan menuju kamar. Saat ini, Raina sangat penasaran sekali ada apa wanita itu datang kesini, dan membawa sang ayah. Ia sangat takut kalau ternyata Mahdi telah terlebih dulu membukakan hatinya untuk perempuan itu. Tak lama, Mahdipun turun dan menghampiri Raina.

"Maaf lama menunggu."

"Tak apa kok Dii,, lagi pula aku hanya ingin memberikan ini."

    Raina pun meletakan sebuah box besar berisi pizza di meja, ia pun menyadari kalau sebenarnya mahdi risih jika berlaama-lama ada di dekatnya. 

"Aku langsung pamit pulang ya."

"Yaudah."

   Jawaban mahdi sangat sangat dingin, sebenarnya itu sedikit menggores luka di hati Raina tapi dengan lapang dada, ia langsung meninggalkan rumah Mahdi. Raina sekuat mungkin menahan air mata yang ingin mendobrak keluar dan membanjiri pipi ranum nya. Sementara itu mahdi melangkahkan kaki menuju ke rumah pak Romi.

"Assalamu'alaikum.."

Ternyata yang membukakan pintu adalah Lisa, si cantik yang pemalu itu langsung menundukan kepala.

"Bapak ada?"

"Ada, sebentar saya panggilkan dulu. Silahkan masuk."

"Iyaaa."

  Mahdi pun masuk dan duduk di sofa sambil menunggu pak Romi keluar, ia berzikir dengan serius dan penuh penghayatan. Pak Romi pun keluar sambil menggenggam tasbih di tanganya.

"Ada apa naak Mahdi."

"Inii pak, saya ingin memberikan ini." Mahdi ternyata memberikan sekotak Pizza yang tadi sudah dibelikan oleh Raina untuknya.

"Terima kasih banyak naak, apa anak-anak mu tidak ingin memakan ini?"

"Tidak pak, mereka sudah tidur, dan saya tak akan sanggup menghabiskan semuanya sendirian. Di rumah ini kan banyak orang, jadi sudah pasti ini tak akan Mubadzir." (Mahdi tersenyum manis)

"Hhmm,, baiklah Mahdi kamu memang laki-laki yang baik dan tulus. Andai saaya bisa memiliki menantu seperti kamu."

    Sebenarnya Mahdi sangat tak ingin jika ada yang membahas soal pernikahan keduanya nanti. Sesegera mungkin ia pamit dan pulang untuk beristirahat.

   Mahdi langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang sambil menghela nafas panjang, untuk hari yang sangat panjang inii.. Mahdipun memejamkan mata nya dan tidur. 





A/N:


Uuunncchh part 12 niich bebb,, part sebelumnya itu penulisanya masih jelek banget kan ya? banyak typonya pulaaa. hhmm tapi gapapa laah masih bisa dikembangin lagi. Maaci banyak yuup buat readers sejati cerita aku inii.. mmhh Love u all Muuuaacchhh :*

Ana Ukhibukii Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang