Part (19)

206 12 2
                                    

(Mahdi menganggukan kepalanya seraya tersenyum manis)

"Afwan, tadi itu anak kamu?." Annisa bertanya kepada Mahdi

"Iyah itu anak saya, sudah 2."

"Wahh, istri kamu?."

Mahdi terdiam saat Annisa menanyakan soal istri, ia langsung menunduk dan berusaha menjawab dengan hati-hati

"Istri saya sudah meninggal."

Annisa kaget dan meminta maaf atas pertanyaanya yang tadi

"Innalillahii, afwan saya nggak tahu. Maaf yah sekali lagi."

"Iya, tak apa. Oh ya kamu guru disini?."

"Bukan, saya hanya penjaga perpustakaan."

(Mahdi menganggukan kepalanya)

"Kalau begitu, saya jalan dulu ya. Assalamualaikum."

Annisa berpamit kepada Mahdi seraya melangkah meninggalkan Mahdi yang belum sempat menjawab salam.

"Waalaikum salam." Jawab Mahdi pelan

  Mahdi kembali berfikir keras, apakah ini adalah salah satu jawaban dari doa nya semalam? Ataukah ini hanya kebetulan saja? Mahdipun langsung memacu mobilnya dan pulang kerumah.

******

Ponsel Mahdi berdering, ternyata ada panggilan masuk dari Anna yang tak lain adalah adik dari Almarhumah Husna.

"Assalamualaikum Anna, ada apa ya?"

"Waalaikum salam kak Mahdi. Ini lho aku udah didepan rumah kakak, kangen sama Hasan Husain."

"Yaampun, maaf ni Anna saya malah lagi diluar habis nganter Hasan dan Husain sekolah."

"Iyah kak, tak apa. Aku tunggu di teras rumah ya kak."

"Iyah iyah Anna, sama siapa kesini?."

"Sama Ibu."

"Oh iya iya saya tutup dulu ya telponnya. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

   Sebenarnya Mahdi sangat canggung kalau Anna bertamu sendirian kerumah nya karna ia sangat takut ada omongan tidak enak yang akan timbul, beruntung kali ini Anna bersama sang mertua yang datang.

*********

   Mahdi memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, ia hendak mampir kesebuah rumah makan untuk membeli makanan karna kebetulan dirumah sedang tidak ada makanan.

    Sesampainya disebuah rumah makan ia memesan makanan yang ia inginkan, tak lupa ia memesan makanan kesukaan Husna. Entah mengapa, ia masih belum bisa melupakan sang istri sampai sampai ia selalu membeli makanan kesukaan Husna setiap kali ia ke rumah makan. Ketika ia sedang memesan, tak sengaja ia melihat perempuan bercadar itu lagi.

"Annisa..." Mahdi tak sengaja menyebut namanya

(Annisa menoleh)

"Eh kamu."

"Lagi apa disini Nisa?." Ujar Mahdi membuka pembicaraan

"Saya sedang membeli beberapa bungkus makanan."

"Ooh begitu." (Mahdi menganggukan kepala nya)

"Iyah, saya permisi dulu ya." Annisa berpamit

  Mahdi tak ingin kesempatan untuk mengenal Nisa lebih jauh ini hilang begitu saja, ia lalu memanggil kembali Annisa

"Nisa.."

(Annisa menoleh)

"Iyah?."

"Tunggu sebentar. Saya antar."

Ana Ukhibukii Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang