2'nd

17.1K 2.3K 92
                                    

Renjun membungkuk pamit pada taeyeong dan juga seorang namja tampan disampingnya yang ia tahu adalah ayah jeno, jaehyun. Dan baru ia sadari jika rumah jeno lebih pantas disebut istana daripada rumah.

"Hei kau belum memberitahuku kau tinggal dimana" ucap jeno sembari memanaskan mobilnya. Heh renjun jadi ngeri sendiri karena jeno terlihat baru seumuran dengannya tapi jeno sudah membawa mobil sendiri

"Eum, ada di jalan gangnam. Nanti kuberitahu" ucap renjun lalu memasang seatbeltnya. Dan satu hal yang ia sadari lagi jika disekeliling rumah jeno adalah hutan yang ternyata terlihat sangat indah dari sini.

Jeno melajukan mobilnya menjauhi rumahnya dan melintasi jalanan hutan. Renjun sendiri sibuk melihat keluar jendela karena ia tak pernah menyangka ternyata disini sangat tenang dan juga sangat mengagumkan. Hanya satu hal yang ia pikirkan sedari tadi kenapa orangtua jeno membangun rumah jauh dari keramaian kota seoul.

"Ibuku suka dengan pemandangan hutan, jadi ayahku membangun rumah disana" ucap jeno yang sontak membuat renjun terkejut karena jeno seperti dapat membaca pikirannya

"Bagaimana-"

"Hanya insting" ucap jeno lalu hening sepanjang jalan hingga mereka sampai dijalanan kota seoul.

"Terimakasih telah mengantarku, apa kau mau mampir?" ucap renjun lalu menatap jeno yang menggeleng. Dan baru ia sadari jika jeno ternyata sangat -ekhm- tampan.

"Tidak terimakasih. Aku akan langsung pulang" ucapnya lalu melajukan mobilnya

"Aku pulang" ucap renjun setelah masuk kedalam rumahnya. Dan benar dugaannya jika ibunya dan juga adiknya tengah khawatir ditambah lagi ayahnya yang kini pulang dari china.

"Astaga renjun kau kemana saja? Eomma khawatir. Apa kau tak apa?" ucap eommanya lalu memeriksa seluruh tubuh renjun

"Aku tak apa eomma. Maaf karena membuat kalian khawatir" ucap renjun.

"Kau kemana saja? Kau tau kan akhir akhir ini banyak terjadi pembunuhan. Eomma takut kau kenapa kenapa" ucap eommanya

"A-aku kemarin mengerjakan tugas sekolah lalu eumm ah iya aku menginap dirumah temanku karena sudah larut. Dan aku lupa memberitahu eomma karena handphoneku mati. Mian " ucap renjun dengan sedikit berbohong.

"Ah begitu. Temanmu yang mana? Eomma sudah tanya pada nana dan juga haechan tapi mereka bilang kau tak dirumah mereka"

Renjun menelan ludah gugup karena ia tak tau harus bicara apa lagi.

"A-aku-"

"Sudahlah yeobo biarkan renjun istirahat dulu." renjun menghela nafas lega ketika appa nya berbicara begitu. Ia melihat ibunya mengangguk lalu menyuruhnya naik untuk mandi dan juga istirahat.

"Hei ge" langkah renjun terhenti saat chenle. Adiknya memanggilnya

"Apa?" ucapnya lalu melanjutkan jalannya menuju kamar dengan diikuti oleh chenle.

"Aku tadi melihatmu dari jendela diantar oleh namja tampan loh, apa itu kekasihmu?" ucap chenle berbisik ditelinga renjun.

"Mwo? Tentu saja bukan. Dia eumm dia itu temanku, ya temanku" ucap renjun lalu menatap chenle tajam

"Jangan beritahu eomma atau appa. Jika kau memberitahu mereka.. Aku buang seluruh selundupan makanan dikamarmu" ancam renjun lalu lanjut berjalan lagi dengan menghela nafas lega.

"Hei ge apa apaan itu, lagipula jika itu temanmu kenapa aku tak pernah melihatnya. Mengaku saja ge" dan chenle masih saja mencecarnya berbagai pertanyaan hingga didepan pintu kamarnya.

"Lele kau itu kenapa kepo sekali sih. Pergi sana " dan renjun menutup pintunya tepat didepan wajah chenle.

"Okay ge aku tunggu jawaban nya saat makan malam nanti".

"Dasar anak itu" gumam renjun lalu berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Renjun menanggalkan seragam atasnya dan melihat pantulan dirinya, lebih tepatnya melihat bekas luka memar yang kini tercetak jelas diatas kulit putihnya.

"Untung saja aku selamat. Coba saja jika jeno tak ada" gumam renjun

"Tunggu,.tapi- apa yang dilakukan jeno disana malam malam? Dan- kemarin malam, sepertinya para vampir itu takut padanya. Atau hanya perasaanku saja?" gumam renjun lagi lalu memilih untuk tak memusingkannya dan mulai mandi.
.
.
.
.
"Aku pulang" ucap jeno

"Ah jeno-ya, kudengar dari eomma kau menyelamatkan seorang manusia huh? Apa benar? Ah kurasa itu memang benar karena aku masih bisa mencium aromanya yang tertinggal disini. Apa dia cantik? Manis? sehingga membuatmu mau repot repot menolongnya?"

jeno berdecak kesal karena baru saja ia masuk kedalam rumah ia dihadapkan berbagai pertanyaan dari seorang makhluk tampan namun sangat usil yang sialnya menjabat sebagai kakaknya yang bahkan sangat jarang berada dirumah ini.

"Ck apa itu penting? Aku lelah hyung" ucap jeno lalu melangkah menuju kamarnya namun dengan cepat dihadang oleh hyungnya

"Jawab pertanyaan ku dulu ok"dan jeno bersumpah akan mengunci hyungnya ini di ruangan ayahnya nanti jika hyungnya ini tak berhenti mengganggu nya dengan berbagai pertanyaan yang menurutnya tak penting itu.

"Mark kau ini, biarkan adikmu istirahat dulu" ucap taeyeong

"Heh eomma jeno itu kuat kenapa hanya dengan mengantar seseorang membuatnya lelah? Pasti dia hanya menghindari pertanyaanku saja " ucap mark

"Terserah kalian sajalah." taeyeong memilih pergi saja karena jika ia teruskan maka tak akan pernah berakhir jika itu menyangkut anak pertama nya yang entah kenapa sangat bertolak belakang dengan adiknya.

Mark kembali menatap jeno yang sedaritadi hanya menatapnya datar bercampur malas. Jeno akhirnya menghela nafas lalu memberi isyarat pada mark untuk mengikutinya.

"Hyung sebaiknya ikut aku kedalam saja" ucap jeno dan tentu saja di iya kan oleh mark dengan senang hati.

"Jadi dia itu siapa?" ucap mark setelah dia mendudukan dirinya diatas ranjang jeno.

"Dia bilang namanya huang renjun" jawab jeno sekenanya

"Kenapa kau menolongnya?"

"Karena malam itu dia hampir menjadi makanannya para 'mud-blood' " mark menaikkan sebelah alisnya lalu mengeendikan bahunya tak peduli.

"Kenapa kau malah membawanya kemari?"

"Karena aku tak tau alamatnya" dan mark hanya ber oh ria saja lalu ber smirk menatap jeno

"Apa dia cantik? Manis? Seksi?" dan hening karena jeno tak menjawabnya.

"Heh ayo jawab" ucap mark

"Apa itu penting? Sudahlah sana keluar hyung" balas jeno.

"Hei hei jawab yang satu itu dulu" ucap mark yang kini telah didorong keluar oleh jeno.

Jeno menatap mark sejenak yang kini berada didepan pintunya sebelum menutup nya

"Dia nggak seksi karena dia masih sekolah menengah" ucap jeno finish lalu menutup pintunya rapat rapat namun masih dapat mendengar hyungnya yang berteriak didepan pintunya

"Berarti dia cantik ya?? Wah kenalkan padaku kapan kapan ok!!" jeno menghela nafas saat suara langkah kaki hyungnya terdengar menjauh.

"Itupun jika kami bertemu lagi dan dia tak takut padaku yang asli"
.
.
.
Tbc-

Hero + Noren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang