"Me-nginap?" renjun memandang jeno dengan tatapan tak percaya dan sebagai jawaban jeno hanya mengangguk dengan kalemnya.
"T-tapi eomma Ku- bagaimana bisa?" ucap renjun masih tak percaya.
"Aku meminta izin pada ibumu saat kau mengambil tasmu" jawab jeno
"Tapi kenapa?" tanya renjun
"Mark hyung yang memintaku membawamu kemari" ucap jeno dengan nada serius.
"Apa maksudmu?" ucap renjun karena sungguh ia sangat tak mengerti.
"Mark hyung bisa melihat masa depan meskipun terkadang samar, dan menurutnya kau tidak akan aman diluar sana hingga besok" ucap jeno
"Kenapa sepertinya banyak hal yang tak kuketahui" gumam renjun
"Itu lebih baik saat kau tak tau apapun"
"Baik apanya?? Jika aku menginap disini yang ada aku hanya akan merepotkan semuanya, aku hanya merasa tak enak" ucap renjun
"Tunggu kau bilang tadi aku tak aman? Dari apa? Dan kenapa?" ucap renjun lagi. Namun jeno memilih bungkam tak berniat menjawab renjun
"Oh apa aku mengganggu kalian?" mereka berdua menoleh pada taeyong yang berdiri didepan pintu kamar jeno
"Ah- taeyong immo. T-tidak a-aku" ucap renjun terbata.
"Kau kenapa? Apa jeno berbuat aneh? Ah iya renjunie akan menginap disini kan? Ah eomma senang sekali. Ah iya bisa bantu eomma menyiapkan makan malam untukmu? Eomma tak tau bagaimana seleramu" ucap taeyong menghampiri keduanya.
"Eum ahni jeno tak berbuat apapun padaku. Terimakasih banyak immo-"
"Renjunie, bisa panggil immo seperti jeno memanggil immo saja tidak? Panggil immo dengan sebutan eomma, mau ya" mohon taeyong. Renjun mengerjapkan matanya beberapa kali, bingung.
Namun pada akhirnya ia mengangguk mengingat eomma jeno sangatlah baik padanya selama ini.
"Ne, eomma" taeyong tersenyum cerah lalu memeluk renjun
"Aku senang sekali, dan eomma sangat merindukanmu" gumam taeyong.
"Ne?" ucap renjun
"Ah tidak lupakan saja, sekarang mari kedapur" ucap taeyong dan membimbing renjun untuk keluar dari kamar jeno.
"eomma" taeyong menoleh dan menaikkan sebelah alisnya sebagai respon panggilan jeno.
"Kenapa lami dititipkan kemari? Ada sesuatu kan?" taeyong mengendikan bahunya.
"Tanya padanya langsung atau pada appamu" ucap taeyong lalu menghilang seiring tertutupnya pintu kamar jeno.
"Ck apa boleh buat" jeno dengan cepat menghilang dan memilih untuk menuju ruangan appanya.
.
.
.
"Oppa!!" pekik lami saat netranya menangkap siluet renjun yang datang bersama dengan taeyong.Lami memeluknya erat erat hingga renjun hampir tak bisa bernafas, tenaga lami memang berbanding terbalik dengan cover luarnya yang hanya seperti seorang gadis lemah.
"Wah ini keuntungan karena kau tak bersama si galak itu, ayo pergi bermain denganku oppa" ucap lami dengan wajah penuh harap.
Renjun sebenarnya tak tega pada gadis didepannya yang menurutnya sangatlah menggemaskan ini, tapi dirinya juga harus membantu eomma jeno yang telah di buat repot oleh dirinya sendiri.
"Maaf lami-ah kalau sekarang tak bisa" ucap renjun dan lami terlihat sedikit kecewa.
"Renjunie akan menginap disini jadi kau bisa mengajaknya nanti" ucap taeyong dan sedetik kemudian lami tersenyum lebar menampilkan dimple dipipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero + Noren (End)
VampireSegala sesuatu yang kau hindari terkadang malah menjadi sebuah takdir untukmu-hrj Warn! Yaoi area! Jangan salah lapak Sumber inspirasi : vampire flower, twilight Tapi cerita ini kutulis dengan sendiri