16'th

8.7K 1.4K 192
                                    

"Daehwi!" ucap chanhee ketika matanya menangkap sosok yang kini berdiri dan tersenyum lebar.

Plak

Daehwi mengaduh dan memegangi kepala belakangnya begitu lami dengan cepat memukulnya dari belakang.

"Cepat bantu chanhee oppa dan jangan tersenyum saja" ucap lami. Daehwi merengut dan menyeret pedangnya dengan kaki dihentakkan, lalu menebas setiap strigoi yang menghalangi jalannya.

Jaemin mengerjap beberapa kali menatap daehwi.

"Tenang saja oppa, akhirnya dia ada gunanya juga" ucap lami menepuk pundak jaemin.

Keduanya kembali mencoba menghabisi para strigoi yang jumlahnya kini sedikit berkurang.
.
.
.
Renjun berjalan gelisah didalam ruangan minim penerangan itu. Matanya memeriksa seluruh sudut ruangan untuk mencari sesuatu yang bisa dipakainya untuk melarikan diri.

Setidaknya ia tak mau membuat jeno khawatir padanya meskipun jeno pasti kini tengah khawatir setengah mati.

Ia telah berjanji pada jeno untuk hidup sedikit lebih lama dan berusaha untuk tak mati ditangan vampire itu.

Renjun menggigit bibirnya ketika matanya tak menemukan apapun untuk digunakannya.

"Bagaimana aku keluar dari sini" ucap Renjun.

Cklek

Renjun menatap was was kearah pintu dan mendapati seseorang dengan jubah hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya.

Orang itu menutup kembali pintu dan mengambil serta kuncinya setelah itu berdiri menatap renjun.

"Kau- siapa? Mau apa?" ucap renjun was was.

Orang itu tak menjawab dan menurunkan tudungnya. memberi isyarat pada renjun untuk diam sedangkan renjun menatapnya bingung.

"Namaku samuel, kim samuel." ucap orang itu yang terlihat masih seperti anak anak dimata renjun tapi ia tau umurnya jauh dari kata muda.

"Aku disini untuk membantumu keluar" ucap samuel lagi. Renjun membelalakkan matanya tak percaya.

"bukankah kau bagian dari mereka?" ucap renjun.

Samuel menghela nafasnya sejenak dan mengangguk.

"Aku tidak suka pada mereka. Dan aku punya alasan kenapa aku ingin menyelamatkan mu" ucap samuel.

Renjun mengernyitkan dahinya bingung.

"Baiklah akan kuceritakan" ucap samuel dengan nada pelan.

"Hyung kekasihnya lee jeno kan? Pasti hyung adalah injoon hyung. Dulu sebelum injoon hyung meninggal, dia sempat menolongku padahal ia tau aku musuhnya" samuel berhenti sejenak dan menunduk.

"Tapi dia tersenyum dan bilang padaku, jika aku anak yang manis lalu dia beranjak dan pergi. Dan saat itu aku sadar itu terakhir kali aku melihatnya" ucap samuel.

Renjun terdiam dan mendengarkannya dengan seksama. Ia tak habis fikir jika dirinya dulu adalah orang yang sebaik itu.

"itulah kenapa aku ingin membantumu hyung, aku ingin membalas budi dan lagi aku muak dengan orang itu" ucap samuel.

"bagaimana caranya kau membantuku? Diluar pasti ada banyak penjaga bukan.?" ucap renjun.

Samuel tersenyum dan menunjuk kearah jubah yang tadi dikenakannya.

"Hyung bisa memakainya" ucap samuel

"Tapi aroma darahku?" ucap renjun

"Akan teralihkan, tenang saja jubah itu membuat hyung seperti tidak terdeteksi" ucap samuel

Hero + Noren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang