"Renjun" jeno membuka pintu kamarnya yang semalam dipakai oleh renjun, sedangkan dirinya memakai kamar lain dirumahnya.
Renjun menoleh dan mendapati jeno yang hanya diam didepan pintu kamarnya.
"Pulang sekarang?" ucap jeno dan renjun mengangguk sebagai jawaban lalu meraih tasnya dan pergi keluar mengikuti jeno.
"Oppa sudah mau pulang? Cepat sekali" lami mengerucutkan bibirnya saat melihat renjun yang hendak pulang.
"Aigoo nanti kau bisa main kerumahku lami-ah" ucap renjun dengan senyuman manis.
"Hmm ne, aku akan merindukan oppa, hahh andai saja aku sekolah" ucap lami
"Ah iya benar, immo!! Aku ingin sekolah tapi harus ditempat yang sama dengan renjun oppa ya" ucap lami pada taeyong yang dengan segera memijit keningnya yang mulai pening karena ocehan lami.
"Iya iya tapi biarkan immo beristirahat sebentar" ucap taeyong.
"Renjunie hati hati dijalan ya, jeno jaga renjunie ne" renjun mengangguk bersamaan dengan jeno.
"Eum- taeyong eomma aku pulang dulu, maaf merepotkan" ucap renjun dan taeyong memeluknya erat.
"Kau tidak merepotkan, justru eomma yang harusnya berterimakasih" ucap taeyong.
"Eum ahjusi-"
"Kau memanggil taeyong dengan sebutan eomma maka panggil aku dengan sebutan appa juga, bagaimana?" ucap jaehyun, renjun mengangguk ragu karena bagaimanapun dia jarang berbicara dengan ayah jeno.
"Ne, jaehyun appa aku pulang dulu" ucap renjun.
"Ah iya dimana mark hyung?" tanya renjun ketika sadar bahwa namja tampan itu tak ada bersama mereka.
"dia pergi pagi pagi sekali tadi" ucap lami dan renjun mengangguk.
"Kajja" gumam jeno lalu berjalan diikuti renjun dibelakangnya.
Keheningan kembali menyelimuti keduanya saat perlahan mobil yang mereka kendarai meninggalkan kawasan rumah jeno dan memasuki jalanan dihutan pinus.
Jujur renjun tak suka keadaan seperti ini, dimana kecanggungan meliputi keduanya.
"Jeno" panggil renjun lirih dan dibalas dengan deheman oleh jeno.
"Semalam lami-"
"maaf aku tak bisa memberitahumu" ucap jeno memotong ucapan renjun. Renjun dapat melihatnya, tangan jeno yang meremas kuat pada stir mobilnya.
"Maaf kalau begitu" ucap renjun dengan perasaan bersalah lalu membuang pandangannya keluar jendela.
apapun itu ia merasa bahwa hal ini sangat sensitif bagi jeno yang tak ingin orang lain termasuk dirinya untuk tau. Ia merasa sudah cukup untuk ikut campur dan tau tentang diri jeno, dia hanya merasa bahwa dirinya bukanlah siapa siapa jeno dan juga tak ber hak tau tentangnya lebih jauh.
"Aku memasukkan rangkuman didalam tasmu untuk kau baca. Itu semua tentang sejarah" ucap jeno memecah keheningan, renjun menatapnya dan mengangguk, tak berniat menjawab.
"Apa kau ingin mampir?" ucap renjun saat mobil jeno berhenti didepan rumahnya. Jeno menggeleng.
"Baiklah terimakasih telah mengantarku, maaf merepotkan" ucap renjun lalu keluar, berdiri sejenak hingga mobil jeno hilang dari pandangannya.
"Kau sudah pulang hyung? Waah aku rindu sekali padamu" ucap chenle yang langsung memeluk renjun erat saat renjun masuk kedalam rumah.
"Berlebihan" renjun terkekeh lalu mengusak rambut adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero + Noren (End)
VampireSegala sesuatu yang kau hindari terkadang malah menjadi sebuah takdir untukmu-hrj Warn! Yaoi area! Jangan salah lapak Sumber inspirasi : vampire flower, twilight Tapi cerita ini kutulis dengan sendiri