Renjun terdiam dibalik dinding yang memisahkan ruang tamu dan juga ruang tengah. Ia merapatkan tubuhnya di dinding dan memegangi kepalanya yang berdenyut pusing.
Pembicaraan antara ayahnya dan jeno tadi membuatnya masih tak bergeming dengan berbagai macam pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Hingga ia mendengar jeno berpamitan pada ayahnya namun dirinya masih tak bergerak seinchipun.
"Kalau begitu saya izin pulang, mungkin renjun lelah" itulah kata kata yang di dengar nya berbarengan dengan suara langkah kaki jeno yang menjauh.
Begitu ia mendengar suara pintu tertutup, renjun melangkahkan kakinya keluar menemui ayahnya.
"Oh, appa kira kau istirahat. Jeno sudah pulang" renjun mengangguk membalas jika ia sudah tau jika namja itu pulang. Dan ayahnya, tersenyum seperti biasa seakan tak ada obrolan penting yang sebelumnya terjadi.
"Kau baik baik saja?" ucap yuta. Renjun mengangguk
"Aku sedikit pusing" ucap renjun.
"Karena jeno sudah pulang, aku istirahat saja" ucapnya lalu melangkah pelan kedalam kamarnya dilantai dua.
"Aku tau kau mendengarnya, renjunie" gumam yuta sembari menghela nafas dalam.
.
.
.
Jeno melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya, dan menatap sekilas lami yang tengah duduk dengan buku ditangannya."Eh, oppa sudah pulang" ucap lami dan diangguki jeno yang melangkah kearah kamarnya.
"Hyung mana?" ucap jeno berhenti sejenak.
"Mark oppa belum pulang" balas lami.
"eomma dan appaku?"
"Mereka ada urusan" balas lami lalu kembali menatap bukunya.
jeno kembali berjalan menuju kamarnya dan merebahkan dirinya diatas ranjang miliknya. Matanya mengawang keatas memikirkan ucapan ayah renjun tadi.
Bahagia? Tentu, dirinya bahagia mengetahui fakta jika renjun dan injoon adalah orang yang sama, tapi ketakutannya masih sama.
Dirinya takut jika harus menyakiti nya sekali lagi, dan membuatnya berada dalam bahaya untuk sekali lagi. Jeno tak sanggup jika harus melihatnya direnggut lagi darinya.
'Lami, kemarilah ada yang ingin kubicarakan' ucap jeno dalam hati dan tak menunggu lama, lami sudah melongokan kepalanya dibalik pintu kamarnya.
"Masuklah" ucap jeno dan pintu kamarnya terbuka setengah, lami masuk dan langsung duduk diatas karpet merah maroon dilantai kamar jeno.
"Ada apa oppa?" ucap lami.
Jeno beranjak dan ikut duduk dibawah menyandar di pinggiran ranjangnya.
"Dia- adalah orang yang sama" ucap jeno lirih, namun masih bisa didengar lami.
Lami mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Dia? Dia siapa? apanya yang sama?" ucap lami dengan nada bingung.
"Renjun" ucap jeno lirih, lami buru buru memasang telinganya tajam tajam.
"Dia adalah injoon" ucap jeno, lami membelalakkan matanya dan mengerjap berkali kali.
"Benarkah?" ucap lami, jeno mengangguk.
"Apa dia tau?"
"Aku memberitahu nya sebelum aku tau yang sebenarnya Dan yang mengejutkan adalah ayahnya," jeno menghentikan ucapannya sejenak.
"ayahnya, dia adalah keturunan seorang dhampyre, namun dia terlahir sebagai manusia. Dan kurasa Dia tahu sedikit tentang reinkarnasi. Dan saat kami membicarakannya tadi, aku yakin dia mendengarnya" ucap jeno. Lami masih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero + Noren (End)
VampireSegala sesuatu yang kau hindari terkadang malah menjadi sebuah takdir untukmu-hrj Warn! Yaoi area! Jangan salah lapak Sumber inspirasi : vampire flower, twilight Tapi cerita ini kutulis dengan sendiri