Renjun berangkat pagi pagi sekali ke sekolahnya. Bahkan ia berpesan pada eommanya untuk menyuruh chenle berangkat dengan jaemin saja nanti. Dari apa yang ia pikirkan semalam tentang lee jeno ia akhirnya memutuskan untuk mengetahui siapa itu lee jeno sebenarnya dan kenapa dia yang dihari pertamanya sekolah terkenal dingin dan awet bicara malah terlihat seperti memperdulikannya.
Dan renjun kini tengah berjalan mengendap endap kearah kantor guru. Sebelah tangannya mulai menyentuh dan memutar knop pintu berwarna cokelat tua itu. Namun belum sampai pintunya terbuka ia dikejutkan dengan sebuah suara berat yang seperti meng interupsi nya.
"Hei" renjun memekik terkejut saat menoleh dan mendapati seorang lee jeno tengah bersandar di dinding depan ruangan guru yang baru saja akan ia masuki.
Renjun menarik nafasnya dan menetralkan detak jantungnya karena sumpah demi apapun ia sudah berangkat lebih pagi dan kini targetnya malah lebih pagi lagi darinya.
"O-oh jeno.. K-kenapa kau sudah datang? Ini masih eum- jam 6" ucap renjun namun setelahnya ia merutuk kesal tentang mengapa dirinya bisa se gugup ini berhadapan dengan lee jeno.
"Kau sendiri?" tanya jeno dengan nada datar sedatar datarnya.
"A-aku ada urusan, ah iya urusan. Aku pergi dulu" ucap renjun lalu buru buru pergi dari hadapan jeno
"Sialan kenapa dia berangkat pagi sekali sih" gerutunya pelan dengan langkah cepat menuju kelasnya. Mungkin ia akan tidur kembali dikelas ataupun hanya duduk dan membaca buku pelajaran. Ah mungkin opsi pertama lebih baik pikir renjun.
.
.
.
Mark bersiul sembari sesekali tersenyum pada siswa ataupun siswi yang lewat didepannya hingga membuat sedikit kehebohan disana tapi ia tak peduli, kakinya melangkah kearah koridor yang menghubungkan antara kelas 11 dan kelas 12.Bibirnya tertarik membentuk senyuman saat netranya menangkap siluet adiknya yang tengah bersandar tanpa berbuat apa apa tak jauh dari tempatnya kini berdiri. Kakinya melangkah lebih cepat untuk menanyakan 'hal' kemarin pada jeno hingga-
Bruk!
-tubuhnya menabrak seseorang yang berjalan dari dalam kelas hingga orang itu jatuh didepannya yang sepertinya lumayan sakit untuk ukuran manusia.
"Aduh maaf ya, aku benar benar tak sengaja" ucap mark sembari mengulurkan tangannya pada namja yang jatuh didepannya yang masih saja menunduk kebawah.
"Ne, aku juga kurang hati hati" ucap namja itu lalu meraih uluran tangan mark untuk membantunya berdiri.
Tangan nya sibuk menepuk celana nya yang kotor karena debu yang menempel hingga lumayan bersih lalu menoleh kearah mark dan tersenyum manis.
"Sudah tidak apa apa kok euhm sunbae? Ah sunbae ini murid yang baru pindah kemarin ya?" ucap namja itu dan mark entah mengapa malah merasa sedikit canggung dan mengusap tengkuk nya.
"Ah iya hehe sekali lagi maaf ya. Aku tak tau jika aku akan langsung terkenal" ucap mark dan namja didepannya terkekeh mendengarnya
"Ahaha sunbae sama seperti temanku, haechan." ucap namja itu yang membuat mark mengerutkan keningnya bingung
"Sama?"
"Iya, sama sama narsis dan pd tingkat tinggi. Ah ya sudah sunbae aku pergi dulu ya" ucap namja itu lalu sedikit membungkuk dan mulai berjalan menjauh.
"Hei siapa namamu?" ucap mark sedikit mengeraskan suaranya.
"Jaemin, aku na jaemin. Panggil saja nana" ucap jaemin dengan suara yang keras dengan senyuman di akhir ucapanya.
Mark tanpa sadar tersenyum sendiri sembari menggumamkan nama jaemin hingga tak sadar jika jeno telah berdiri didepannya.
"Hyung?" panggil jeno
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero + Noren (End)
VampireSegala sesuatu yang kau hindari terkadang malah menjadi sebuah takdir untukmu-hrj Warn! Yaoi area! Jangan salah lapak Sumber inspirasi : vampire flower, twilight Tapi cerita ini kutulis dengan sendiri