6'th

11.5K 1.8K 64
                                    

mark terus menerus menatap jeno yang kini duduk tenang di sofa maroon sembari membaca buku itu hingga jeno meliriknya risih.

"Wae?" mark berdecak kesal

"Kau memberitahunya? Kita?" tanya mark

"Bukan 'kita' hanya 'aku'" balas jeno lalu lanjut membaca bukunya.

"Sejak kapan si jenius keluarga lee berubah bodoh begini? Bagaimana jika ia memberitahu manusia lain lalu para manusia itu melakukan hal yang tak menyenangkan pada kaum kita jika mereka berfikir kita lah yang melakukan pembunuhan itu?" ucap mark panjang.

Jeno menghela nafas lalu meletakkan bukunya.

"Itu tak akan terjadi" ucap jeno

"Sekarang apa lagi rencanamu hah?" ucap mark

"Aku-, sebaiknya kau urusi masalahmu hyung, tentang kau yang tak tau tentang kekuatan lahir kaum kita" ucap Jeno yan kini mendapat tatapan tajam dari mark

"Aku-"

"Siapa yang tak tau kekuatan kaum kita?" suara jaehyun, appa mereka memotong ucapan mark yang kini membeku

"Ah ahaha appa, tak ada. Kami hanya bercan-"

"Mark hyung" ucap jeno dan kini mark meliriknya tajam.

"Mark-" mark menoleh pada appa nya yang tersenyum tampan sekarang.

"Ne" ucap mark pelan.

"Ikut appa ke ruangan appa sekarang" ucap jaehyun lalu diangguki oleh mark yang beranjak lesu mengikutinya.

"Appa, jeno menyukai seseorang manusia" ucap mark cepat lalu buru buru berlari keluar saat merasakan hawa dingin diruangan itu.

"Aku tak menyukainya" ucap jeno datar.

"-bukankah kau juga?" sambung jeno, mark mengendikan bahunya diluar lalu dengan cepat menghilang dari hadapan appanya

"Jeno-" jeno menoleh saat jaehyun memanggilnya

"Ahni lupakan, appa akan mengurus hyungmu dulu." jeno mengangguk saat jaehyun berjalan sembari menggerutu.

"Sudah 189 tahun hidup belum juga paham tentang bangsa sendiri" kira kira itulah yang jeno dengar dari gerutuan appanya.
.
.
.
Renjun menghela nafas untuk kesekian kalinya. Ia terus saja terpikirkan oleh ucapan jeno kemarin, benarkah namja itu juga seorang vampire? Tapi mengapa ia menolongnya? Dan kenapa ia sama sekali tak merasa takut seperti saat ia berhadapan dengan vampire lainnya yang ia temui beberapa waktu lalu. Apa karena jeno itu tampan makanya renjun tak takut?

Renjun menggeleng kecil untuk opsi yang terakhir.

"Renjun!" renjun tersentak kaget saat jaemin dan juga haechan meneriaki namanya

"melamunkan apa eoh? Lee jeno?" ucap haechan asal tapi asalkan namja itu tahu jika memang renjun melamunkan pemilik nama itu.

Renjun menggeleng pelan.

"Tunggu, kenapa harus lee jeno?" ucap renjun melirik haechan yang mengendikan bahunya.

"Yah karena-" haechan mendekat pada renjun

"Ada gosip kalau kalian itu punya hubungan" sambung haechan yang seketika membuat renjun membulatkan matanya.

"Apa? Gosip macam apa itu? Aku tidak" ucap renjun

"Ya ya kami percaya renjun kami pasti tak punya hubungan dengan lee jeno. Jadi bisa ceritakan yang sebenarnya pada kami eoh?" ucap jaemin seraya merangkul renjun.

Renjun terdiam. Memberitahu yang sebenarnya? Itu sama saja membunuh lee jeno, itu yang dipikirkannya. Entahlah ia pikir ia akan sedikit berbohong kali ini, demi jeno mungkin.

Hero + Noren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang