3'rd

14.7K 2.1K 88
                                    

Renjun memandangi dirinya sekali lagi di cermin sebelum akhirnya suara cempreng adiknya menginterupsi dirinya agar cepat keluar dari kamar. Ia bergegas turun dan mendapati seseorang yang selama ini menjabat sebagai sahabatnya tengah menunggunya diruang tengah.

"Wah renjunie aku khawatir sekali saat winwin immo bilang kau tak pulang semalaman. Aku pikir kau kenapa kenapa, apalagi akhir akhir ini marak terjadi pembunuhan. Tapi beruntunglah kau tak apa" ucap namja manis itu, jaemin yang langsung memeluk renjun erat.

"Aish kau berlebihan nana-ya. Aku baik baik saja. " balas renjun saat jaemin melepaskan pelukannya.

"Renjunie, kau mau sarapan disekolah saja? Jika ia eomma akan membawakanmu bekal lebih" ucap winwin yang datang dari dapur dan dibalas renjun dengan anggukan.

"Ini bawa bekalnya dan jangan lupa untuk memakannya." ucap winwin menyerahkan kotak bekal bercorak moomin, kartun kesayangan renjun dan diterima renjun dengan senang hati.

"Kami berangkat dulu immo" ucap jaemin

"Ne, hati hati dijalan ya" dan mereka berdua menghilang dibalik pintu.

"Aish hyungdeul lama sekali sih" ucap chenle yang sedaritadi menunggu didepan rumah dengan wajah yang dibuat kesal.

"Aigoo aigoo siapa yang minggu lalu bangun kesiangan dan membuat kami terlambat hah?" ucap renjun dan chenle hanya nyengir tanpa dosa lalu menggeret kedua lengan orang itu.

"Cha ayo kita berangkat" ucap chenle.
.
.
.
Renjun beserta jaemin dan juga chenle yang baru saja sampai disekolah mereka menatap bingung satu sama lain seolah bertanya 'ada apa?' saat sedari tadi setiap siswa maupun siswi yang mereka lewati selalu saja memekik ataupun berbisik kata 'mereka tampan sekali' dan sejenisnya.

"Hei nana, aku tau aku tampan tapi apa mereka baru menyadarinya sekarang" bisik renjun yang membuat jaemin bergidik seketika mendengar ke narsis an tingkat akut sahabatnya yang biasanya kalem ini.

"Hoi njun apa kepalamu terbentur? Kenapa kau jadi narsis over seperti haechan?" ucap jaemin dan renjun hanya mengendikan bahunya tak peduli.

"Donghyuck hyung!" teriak chenle saat melihat seseorang berjalan tak jauh dari mereka.

Mata renjun dan jaemin menatap seseorang yang kini tengah melambai pada mereka menyahut panggilan chenle.

"panjang umur, orangnya dateng" ucap renjun saat melihat donghyuck atau mereka biasa memanggilnya haechan berjalan kearah mereka.

"Tanya saja pada haechan, dia pasti tau" ucap jaemin.

"Tanpa kita tanya dia pasti langsung memberitahu-"

"Hei apa kalian tahu? Pasti tidak karena kalian baru berangkat ahaha sudahlah gak penting ini yang lebih penting-" jaemin dan renjun saling berpandangan sejenak dan menatap sahabat mereka, haechan datar.

"-sekolah kita kedatangan siswa baru" uca haechan dengan penuh semangat.

"Hanya siswa baru ternyata" ucap renjun dan jaemin hampir berbarengan lalu lanjut berjalan masuk kedalam kelas mereka.

Chenle? Dia ikut saja karena kelasnya mang sudah didepan mata mengingat dia baru kelas 10.

"Hyung aku duluan" ucap chenle dan diangguki oleh ketiganya yang kini memilih mendengarkan haechan mengoceh sambil berjalan.

"Bukan hanya 'siswa baru saja' tapi mereka itu tampan astaga. Satu orang dari mereka masih seangkatan dengan kita tapi sayang sepertinya gak sekelas dengan kita dan yang satu lagi adalah seorang sunbae" ucap haechan masih exited.

"Ya ya terserah saja, ah ya kau sudah mengerjakan tugas dari yeon ssaem?" tanya jaemin

"Astaga iya aku lupa!!" ucap haechan heboh bahkan lebih heboh daripada saat membicarakan murid baru tadi.

Hero + Noren (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang