32: Busan (3)

93 22 1
                                    



04:01 AM


Ljoe mengerjapkan kedua matanya begitu merasa ada getaran di sekitar badannya. Ia meraba kasur sekitarnya tanpa berniat membuka matanya.

Gotcha! Ljoe berhasil menemukan biang getaran yang menganggu tidurnya. Ternyata getaran itu berasal dari handphone milik Ljoe.

Dengan mengandalkan insting, Ljoe menggeser layar handphonenya dan suara samar-samar langsung menyambutnya.

Oh, ada yang menelpon.

"Ya?" Ljoe masih betah memejamkan matanya menyapa orang di seberang sana.

"Kau ini lihat pesanku semalam tidak sih?!"

Ljoe berusaha menerka-nerka pemilik suara itu.

"Oh, hyung? Ngg... apa katamu?" Ljoe dengan terpaksa mengangkat badannya agar terduduk. Namun ia belum sudih membuka kedua matanya.

CAP menghembuskan nafasnya di seberang sana. "Kenapa kau belum sampai juga? Cepat pulang!"

Tuttt tutt...

Ljoe mengernyitkan dahinya bingung. Apa-apaan hyungnya satu itu? Tidak jelas.

Tapi apa katanya? Pesan? Dia mengirim pesan? ㅡLjoe.

Dengan mata setengah terbuka Ljoe mengecek inbox pada handphonenya.




CAP Hyung

Manajer hyung menyuruhmu pulang secepatnya, kita harus latihan untuk comeback nanti.

11:45 PM




Oh, ini maksudnya. Jadi, aku harus pulang sekarang? Ljoe mengacak rambutnya frustasi. Padahal dia masih ingin di sini lebih lama. Dia terlalu menikmati waktu sampai lupa kalau Teen Top akan segera mengeluarkan album baru dalam waktu dekat.

Ljoe hendak menjatuhkan dirinya pada kasur namun gerakannya tiba-tiba terhenti saat ia menyadari sesuatu. Ia melirik samping kirinya, dan.......


Tunggu....


Itu....


Ljoe nyaris mengumpat begitu melihat seorang gadis tertidur di sampingnya. Untung saja ia cepat sadar kalau gadis itu Eunji.

Ya, Eunji. Dia sedang tidur tepat di samping tempat yang ditiduri Ljoe tadi.

"Shit," Pria itu akhirnya mengumpat juga.

Sejak kapan dia ada di sini?! Ljoe memperhatikan Eunji yang tertidur pulas sembari memeluk bantal guling. Syukurlah Eunji masih berpakaian lengkap, berarti semalam Ljoe tidak melakukan kesalahan.

Seketika Ljoe tersadar dengan kejadian yang sebenarnya terjadi. Semalamㅡsetelah insiden di meja makan ituㅡEunji terus merecoki Ljoe agar mau menceritakan apa yang terjadi antara pria itu dengan kedua orang tuanya.

Ya, semalam Eunji benar-benar dibuat bingung karena ayahnya dengan mendadak bersikap hangat pada Ljoe. Mencurigakan, bukan? Pasti ada yang tidak beres. Eunji sangat penasaran dengan hal itu.

Namun Ljoe memilih untuk diam. Dia tidak mau menceritakannya dulu pada Eunji. Waktunya tidak pas.

"Ngg..,"

Tiba-tiba Eunji menggeliat. Tubuh Ljoe langsung mematung tanpa sebab. Ototnya seketika menegang melihat pergerakan dari kekasihnya itu.

Sadar, Joe. Tenang. Ljoe menenangkan dirinya sendiri.

Kurasa aku harus membangunkannya. ㅡLjoe.

"Eunji....," Ljoe menusuk-nusuk pipi Eunji gemas. "Bangun,"

Hening.

Gadis itu tidak bangun. Tentu saja, dia 'kan Jung Eunji.

Ljoe akhirnya memutuskan untuk membiarkan Eunji tidur sementara ia bergegas membereskan kopernya.

Ketika Ljoe tengah sibuk dengan aktifitasnya, tubuh Eunji kembali membuat gerakan.

Ljoe hanya melirik Eunji sekilas dari tempatnya. Dia mimpi apa sih? Tidur sampai tidak mau diam begitu.

"Kenapa kau ada di kamarku?"

Suaraㅡsangatㅡrendah nyaris tak terdengar menyapa Ljoe hingga pria itu sontak menoleh. Dilihatnya Eunji yang tengah duduk menyilakan kedua kaki di atas ranjang sembari mengusap matanya.

"Ini bukan kamarmu, Jung Eunji."

Eunji berpikir sejenak. Kemudian matanya memperhatikan seisi kamar dalam diam. "Hmm, kau benar. Kenapa aku bisa disini, ya?"

Ljoe terkekeh geli. Bisa-bisanya Eunji bersikap santai begitu setelah tahu semalam mereka tidur sekamar. Yang benar saja. "Mungkin kau memang sengaja ingin tidur bersamaku, benar bukan?"

Eunji mencibir tapi tidak membalas candaan Ljoe. "Kau sedang apa?" Gadis itu berhasil mencapai pinggiran ranjang dan memperhatikan Ljoe yang sedang sibuk di lantai.

"Ah, CAP hyung menyuruhku pulang," Ljoe kembali melanjutkan aksi mengemas barangnya.

"Apa?" Suara Eunji terdengar kaget. "Jadi kau mau pergi sekarang? Meninggalkanku?"

Eunji belum berhasil mengumpulkan nyawanya namun sudah dibuat terkejut dengan apa yang Ljoe sampaikan.

Pulang? Jadi aku akan ditinggal? Eunji merasa tidak semangat seketika membayangkan sisa harinya di Busan tanpa kehadiran Ljoe.

"Kalau begitu aku juga pulang saja," Eunji menyarankan.

Dalam sekejap Ljoe selesai merapihkan barang bawaannya. "Tidak, sayang. Rencanamu kan disini sampai tiga hari."

"Tapi ini sudah tiga hari."

"Belum sepenuhnya tiga hari."

"Sama saja."

"Beda."

"Sama! Pokoknya kalau kau pulang, aku juga."

Astaga, dia keras kepala sekali. ㅡLjoe.

"Eunji sayang, ini acaramu, ingat? Aku hanya datang mengantarmu dan sekarang waktunya aku pulang. Kau bisa menikmati acaramu di sini tanpaku."

"Tidak seru lagi kalau kau pulang." Eunji memanyunkan bibirnya.

Ljoe berusaha menahan senyumnya. "Tapiㅡ"

"Aku juga pulang, ya?"

Ljoe menghembuskan nafasnya. Ia menyerah membujuk Eunji. "Baiklah, terserah."

"Yeay!" Eunji girang. Ia kemudian melesat keluar.

Tersisa Ljoe di kamar tamu itu sambil menggelengkan kepalanya. Aku yakin dia masih penasaran dengan yang semalam. Makanya dia begitu.




***




Vote & comment for next chapter!♡

Miss Right // Ljoe × EunjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang