2

1.6K 304 14
                                    

  "Love was the most savage monster of all" —Rick Riordan 

Seulgi semakin meringkuk didalam selimutnya tak kala suhu dipagi hari kota Tromso membuatnya kedinginan. Ia sudah berguling-guling sejak sejam yang lalu mencari tempat yang hangat di seluruh permukaan kasurnya, tapi tampaknya itu sia-sia.

Salju turun tidak selebat tadi malam, Seulgi bisa melihatnya dengan jelas lewat jendela kamarnya yang ukurannya tidak terlalu besar. Ia juga bisa melihat matahari tidak terlalu bersinar dengan terang seperti saat di Seoul. Semuanya tampak berbeda disini.

Dengan malas Seulgi bangkit dari kasurnya. Ia menegak susu hangat yang tersedia di pantry-nya sambil memandang kearah luar. Sepertinya dirinya harus segera mengeruk salju yang menumpuk di depan pintu rumahnya atau ia tak bisa keluar rumah jika meninggalkan tumpukan salju yang semakin menggunung hanya dalam beberapa jam.

Seulgi memakai jaket kulit tebalnya, mengambil sepatu boots plastik yang ada di rak sepatu milik Taehyun dan berjalan keluar menuju gudang perkakas disebelah rumahnya. Seulgi mengeluarkan sekop dan mulai mengeruk tumpukan salju yang tebal.

Meski sudah memakai jaket tebal, udara dingin tetap menggerogoti tulangnya.   

"Ughh" erang Seulgi

Gadis itu mengeruk dengan sesekali mengomel, berharap ada yang mendengarkan ocehannya dan ternyata memang ada. Seorang pria disebelah rumah Seulgi tersenyum menyeringai begitu mendengar keluh kesah gadis itu mengenai salju yang tebal.

Jimin bersandar pada tiang sambil mengusap kepalanya yang dibalut perban. "Menikmati hari pertamamu mengeruk salju, Kang Seulgi?" Jimin berteriak

Seulgi menggerutu begitu mendengar suara Jimin. Padahal hari ini dirinya tidak ingin melihat batang hidung lelaki itu setelah kejadian kemarin malam. Dengan sinis Seulgi membalikkan tubuhnya sehingga ia dapat melihat Park Jimin yang sedang tersenyum.

"Hmm" balas Seulgi malas

"Begitukah caramu memperlakukan tetangga barumu? Setelah apa yang kau lakukan padaku semalam?"

Flashback

Hampir saja Seulgi melewatkan janji makan malamnya dirumah pasangan paruh baya Lee jika ia tidak memasang alarm tepat pada pukul setengah 7 malam. Rencana untuk menata barang-barangnya saat sore sepertinya harus tertunda.

Seulgi hanya memakai atasan kemeja tartan lengan panjang yang dilapisi dengan sweater dan syal  sedangkan untuk bawahan ia hanya memakai celana jeans dan sepatu boots pendeknya. 

Malam ini salju turun dengan lebat, untung saja Seulgi membawa payung sehingga tubuhnya terlindungi. Jalanan juga tidak terlalu ramai saat malam, sepertinya beberapa orang lebih memilih diam didalam rumah dari pada merasakan dinginnya suhu kota Tromso.

Seulgi mempercepat langkahnya agar segera tiba dirumah nenek Lee. Sesuai dengan perkataan nenek Lee, beberapa orang berkewarganegaraan Korea tengah berkumpul dirumah wanita paruh baya itu.

"Apa kau kedinginan?" tanya nenek Lee khawatir

"Aku tidak apa nek" jawab Seulgi

Nenek Lee menggenggam tangan Seulgi dan membawanya menuju ruang tamu. 

"Perkenalkan, dia baru pindah tadi pagi namanya Kang Seulgi" nenek Lee berkata

"Apa kau yang menempati rumah Kim Taehyung si tampan itu?" tanya seorang gadis yang tampak lebih muda beberapa tahun dari Seulgi

"Hmm ya, dia temanku" 

Seulgi kira ia tak bisa beradaptasi dengan baik. Seulgi sudah bisa mengenal orang-orang yang berada disana. Contohnya saja gadis yang bertanya padanya tadi, namanya Jung Sihyun. Sihyun ternya seorang siswi SMA yang bisa dibilang penggemar berat seorang Kim Taehyung. Kedua orangtua Sihyun juga ramah, mereka memiliki kedai ramen di ujung pertokoan. Lalu ada Jeon Jungkook dan Kim Yerim yang berstatus sebagai mahasiswa University of Tromso.

The Lost BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang