7

1.2K 238 19
                                    

  "You know you're in love when you can't fall asleep because reality is finally better than your dreams." ―Dr.Seuss   

Jimin mengeratkan mantel tebalnya dan menaikkan syal yang ia kenakan hingga menutupi hidung. Kepulan asap putih yang keluar setiap kali ia menggerutu menandakan jika dirinya sedang kedinginan. Jimin sedang menunggu tetangga sebelah rumahnya, mereka sudah berjanji akan bertemu pagi hari pukul 7 tetapi Kang Seulgi masih belum menampakan dirinya membuat Jimin ingin mendobrak pintu rumah wanita itu.

"Maaf membuatmu menunggu" seruan Kang Seulgi membuat Jimin membalikkan tubuhnya.

Jimin yang tadinya hendak marah seketika tersenyum saat Seulgi mengenakan mantel yang ia berikan. Bibir ranum wanita itu dan rambutnya yang terikat sehingga memperlihatkan leher putih Seulgi mampu membungkam bibir Park Jimin saat melihatnya. Jimin sedang menikmati pahatan yang luar biasa indahnya.

Seulgi menarik ujung lengan mantel Jimin. "Kau tidak apa?" tanyanya.

"Ah—ya tentu" jawab Jimin sedikit terkejut saat mata indah Kang Seulgi menatapnya.

"Kita harus segera pergi ke halte bus" seru Seulgi.

Seulgi berjalan mendahului Jimin, namun dengan cepat Jimin menarik tangan Seulgi sebelum wanita itu berjalan lebih jauh. Kali ini mereka tidak akan naik bus.

"Kita akan naik mobilku Kang karena perjalanan kali ini akan memakan waktu sedikit lebih lama" seru Jimin.

Akhir-akhir ini menggenggam tangan Kang Seulgi menjadi hal yang Jimin sukai. Ia selalu melakukannya tanpa sadar dan Seulgi juga tidak pernah menolak. Seulgi mengimbangi langkah Jimin saat mereka berjalan menuju halaman rumah pria itu.

Seulgi tidak tau jika Jimin menyimpan mobilnya di dalam garasi. Sebenarnya Seulgi tidak menyangka, kemarin saat perjalan pulang ia hanya mengatakan jika ingin pergi ke Fjellheisen cable car setelah mendengar cerita dari teman kerjanya dan Jimin dengan santainya membalas akan membawa Seulgi pergi kesana besok.

Sepertinya Kang Seulgi harus berhati-hati sekarang jika mengucapkan sesuatu.

"Kenapa kau lama sekali tadi? Tubuhku hampir saja mati membeku" ucap Jimin dengan melebih-lebihkan.

"Maaf, tadi Taehyung menelponku" balas Seulgi.

Taehyung tiba-tiba saja menelpon Seulgi saat wanita itu hendak keluar rumah. Taehyung menanyakan kabarnya setelah itu ia bertanya apakah ada pria asing disekitar Seulgi yang terlihat mencurigakan. Seulgi ingin menjawab jika tidak ada pria asing tapi yang ada hanya pria aneh yang selalu menyeretnya kesana kemari.

"Tadi dia juga menelponku" seru Jimin.

"Siapa? Taehyung?" 

"Ya, si bodoh itu menanyakan beberapa pertanyaan setelah itu langsung menutup sambungnya. Aku bahkan belum mengatakan selamat tinggal, benar-benar!" 

Seulgi tertawa kecil. "Kau sudah sarapan?" 

Jimin menggelengkan kepalanya. Pagi ini ia terlalu bersemangat, Jimin bangun lebih awal dan mandi lebih awal tapi melupakan sarapan paginya karena terburu-buru menghampiri tetangga sebelah rumahnya. 

Seulgi mengeluarkan kotak makanan dari dalam tasnya. Kedua mata Park Jimin melebar saat melihat potongan kimbab yang tampak menggiurkan, meski tidak banyak tetap saja. Seulgi menyodorkannya pada Jimin tapi bukannya menerima, Jimin malah mendecak kesal.

The Lost BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang