Namaku Natasha Reanna Adler.
Dulu, sering dipanggil Rea, diambil dari nama tengahku yaitu Reanna. Aku bukan orang yang tenar sana sini sehingga menjadi most wanted, bukan juga si kutu buku yang kehadirannya perlu dipertanyakan.
Aku hanya si gadis biasa yang menjalani hidup paling normal diantara manusia abnormal.
Sekiranya itu yang ku alami sebelum si 'dia', laki-laki yang paling famous seantero sekolah nyerang seorang Natasha bertubi-tubi.
Namanya Reynaldi Nicolla Payne, namanya yang keren gak cocok sama sekali dengan perilakunya yang begajulan. Dia makhluk sosial yang kehadirannya tak luput dari dosa. Suka kesana kesini cuma buat nyari perhatian. Kerjaannya yang unfaedah pasti ngebuat orang yang baru ngeliat dia seketika jadi parno.
Well, buat kalian para netijen, plis jangan baper sama anak moa satu ini. Karena...
Apa ya? Hah.
Semuanya berawal saat aku yang sedang keasikan coret-coret cantik.
"Natasha? Natas? Ya? Woi anak ayam?"
Aku tetap pura-pura tak mendengar dan terus melanjutkan acara coret-coret cantik di buku Abi, salah satu temanku yang tingkat abnormalnya diatas rata-rata.
"Na.. Banana.. Nana.. Nanas..."
Telingaku mulai panas, sontak wajahku menengok, "paan sih?"
"Wuih, nengok juga"
Dan.. bisa dibayangkan bagaimana nama panggilan yang tadinya Rea jadi Nanas?
"Apaan si? Apa? Gajeben" gerutuku yang dikacaukan acaranya.
Dia yang melihat perubahan raut wajahku langsung terkekeh. Dia.. gila?
"Cantik" aku langsung terdiam dan melongo, "ha?"
Dia memanggilku setiap hari dengan nama itu, belum lagi kami menjadi ceng-cengan seantero sekolah. Sontak kini satu sekolah tau jika nama panggilanku itu Nanas bukan Rea.
Untung dia cuma ganti nama panggilan bukan nama lengkap.
Selang beberapa bulan, kedekatan kami sudah berbeda dari kata pertemanan. Ini bukan kepedean atau apa, tapi memang faktanya gitu. Malah satu kelas udah nganggap kita couple.
Emang ya yang namanya temen suka lucu.
Aku menyukainya itu wajar. Sikapnya yang makin lama manis dan care membuat rasa melebihi kata nyaman muncul. Bahkan untuk dibilang suka terlalu klasik.
That's it the first of love?
Namun, semua harapanku pupus saat dia ntah hilang kemana.
Tapi, tidak untuk rasa suka ku itu.
Dia memang jahat. Bahkan terlalu jahat untuk disebut sebagai penjahat.
***
Ceritaku dengan banyak drama!
Namun, aku bahagia bertemu dengan mereka.
Orang-orang yang tak pernah aku nanti sebelumnya dan tak pernah ku harapkan kedatangannya.
Dan, untuk seseorang yang pernah ikut serta dalam kehidupanku yang berlika-liku ini.
Terima kasih untuk kehadirannya dalam hidup ku!
Let's follow my unstable feelings!
***
"Terlambat bukan berarti terlupakan."-Natasha Reanna Adler
---
Cerita ini di buat atas dukungan dari berbagai pihak. Thanks for everything!
Keep vomment!!!
Salam,
dhaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOCO BANANAS
Teen FictionKatanya, kebetulan adalah takdir yang disamarkan. Tapi bagiku, bertemu denganmu adalah takdir yang nyata. . Ceritaku dengan banyak drama! Namun, aku bahagia bertemu dengan mereka. Orang-orang yang tak pernah aku nanti sebelumnya dan tak pernah ku ha...