09. Rencana Gila

15 6 0
                                    

Sekarang aku sedang berada di ruang tamu, ditemani oleh bang Rafa dan Raka yang bermain play station juga bang Deon yang sedang asyik menonton TV sambil memakan cemilan.

Aku yang masih berkutat dengan handphone ku tiba-tiba saja mendapat notifikasi dari grup—yang beranggotakan aku, Windy, dan Aini.

Pengagum Rahasia

Qurottu Aini Syafaq : I'm bored hiks

Windy : Malmingan kuy

Qurottu Aini Syafaq : Ayok!

Natasha Reanna : Gak ah, mager

Qurottu Aini Syafaq : Ish, so sibuk lo

Qurottu Aini Syafaq : Padahal mah kagak ada yang ngapel

Natasha Reanna : Bodoamt.

Natasha Reanna : Lo sp w?

Qurottu Aini Syafaq : Abcdefg

Aku langsung menutup obrolan grup dan kemudian merebahkan tubuh diatas karpet.

"Nas, anterin beli martabak"

Biasanya gue disuruh beli sendirian, tanpa imbalan. Eh, dia minta dianterin.

Batinku masih berkutat namun anggota badanku tanpa aba-aba langsung menuruti.

Aku emang adek yang baik hati heheh

•••

Aku dan bang Deon kini tengah menunggu martabak yang sedang dibuatkan. Terjadi kesunyian diantara kami. Hingga suara telpon bang Deon yang memecahkan keheningan itu.

"Kenapa?"

"..."

"Oke"

Panggilan dimatikan secara sekilas oleh bang Deon.

"Mang, martabaknya nambah satu bungkus lagi" ucapnya yang langsung diangguki olehnya sang penjual martabak legendaris di perumahan ini.

"Siapa bang?" Tanyaku yang mulai kepo.

"Rafa, katanya ada Windy sama Aini di rumah" jelas bang Deon.

Setelah martabak selesai dibuat, dan bang Deon sudah membayar martabak itu aku langsung menuju Alfamart yang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Abang nunggu disini aja"

Aku langsung menggelengkan kepala dan menariknya masuk, "kalo bukan Abang yang bayar terus siapa?"

Seketika bang Deon langsung memicingkan matanya, "emang gue setuju bayarin elo?"

Udah terlambat bang, kita udah di dalem. Kalo balik lagi tanpa beli malu yang ada.

"Yang murah aja" peringatnya yang tak aku hiraukan sama sekali.

Aku memutari Alfamart dan mengambil cemilan yang menurutku cocok untuk dinikmati malam-malam.

CHOCO BANANASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang