Part 6

201 17 1
                                    

Sesuai dengan yang dibicarakan disekolah tadi, mereka berempat akan pergi hangout bareng. Dan disinilah rayhan sekarang, duduk sambil memainkan ponselnya. Ia sekarang sedang berada di rumah hana, tepat nya di sofa hana. Rayhan kira hana sudah siap, tapi kata bunda nya hana "Hana nya lagi dandan rayhan". Maklum lah cewek, sedikit merepotkan bila ingin pergi berjalan jalan.

Hana keluar dari kamarnya. Suara sepatu menggema di telinga rayhan. Hari ini hana tampil dengan pakaian casual. Baju kaos putih yang dipadukan dengan celana jeans levis, dan sepatu sneakers, ditambah lagi slig-bag yang bertengger manis di bahu hana.

"Rayhan" panggil hana. Rayhan yang sedang sibuk berkutat dengan handpone nya pun , menoleh ke arah hana.

"Udah siap?" tanya rayhan, dan dibalas anggukan oleh hana. Mereka ber dua pun berjalan keluar dari rumah hana. Sesampainya di depan mobil rayhan membukakan hana pintu mobil untuknya.

Mobil rayhan pun melaju menyusuri jalanan ibu kota yang cukup ramai. Sesekali mereka berbicara sambil diselingi dengan candaan. Tak jarang rayha menggoda hana, hingga membuat hana menjadi salah tingkah. Rayhan yang melihat hana seperti itu pun tertawa terbahak bahak.

***
Lain hal  nya dengan rayhan yang menunggu hana. Saat ini malah nadine yang sedang menunggu dava di teras rumahnya. Tadi dava sempat me whats-up nadine yang isinya " nad, mungkin gue agak telat jemput lo, jalanan macet banget".

Nadine pun hanya membaca pesan tersebut, tanpa membalasnya. Kurang lebih 15 menit sudah nadin menunggu dava, akhirnya sebuah mobil sport hitam bertengger di depan rumah nadine, jika kalian bertanya dari mana dava mengetahui rumah nadine jawabannya ialah, nadine memberi dava alamat lewat pesan singkatnya.

Keluarlah dava dari mobil hitamnya, nadine pun tersenyum melihat dava , lelaki pertama yang membuat nadine pernah merasakan apakah itu cinta pada pandang pertama.

"Sorry nad, nunggu lama ya?" tanya dava

"Enggak papa kok dav"jawab nadine. Dava pun melihat penampilan nadine ujung rambut sampai ujung kaki. Ia tersenyum kemudian berkata "lo cantik hari ini." dan semburan merah pun tiba tiba muncul di pipi nadine.

"Hm.. Makasih dava. Ayo, kita langsung berangkat aja."

Dava pun mengangguk, kemudian mereka ber dua masuk kedalam mobil. Hening beberapa saat, sampai akhirnya dava mengatakan suatu hal yang membuat nadine sangat amat sedih, kecewa, bahkan ingin marah.

"Nad, kayak nya gue suka sama hana deh" ucap dava sambil tersenyum. Nadine yang mendengar nya pun hanya terdiam, air mata sudah berlinang di matanya. Disaat ia ingin memulai kebahagiannya, ada saja penghalang nya. Nadine suka dava, tapi dava suka kepada hana, sahabatnya sendiri. Nadine benci pada dirinya sendiri, mengapa ia tak pernah merasa bahagia? Apa belum cukup  masalah keluarga yang ia hadapi? Dan sekarang apa? Ia harus menerima kenyataan pahit bahwa orang yang di cintainya, mencintai orang lain.

"Dava suka sama hana?" tanya nadine dengan suara bergetar. Dan di balas anggukan dengan dava. Nadine pikir hari ini adalah hari bahagianya dengan dava,tapi nyatanya apa?? Ia harus menelan pil pahit pada hidupnya.

***

Akhirnya mereka pun sampai di salah satu mall di jakarta pusat. Mereka bertiga sangat bersemangat, kecuali nadine.

"Nad, lo kenapa?" tanya hana, khawatir pada sahabatnya itu.

"Ga papa, kok," jawab nadine mengalih kan pembicaraan."kita mau kemana dulu ni?" lanjut hana

Dua Hati √ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang