Part 26

114 9 0
                                    

Selama di perjalan nadine terus mencuri pandang ke arah farid. Haruskah ia memberikan hatinya pada pria yang tepat berada di samping nya saat ini.?  Satu satunya cowok yang menyatakan perasaan nya ke nadine secara terang terangan. Satu satu nya cowok yang dengan gampang nya memanggil nadine dengan sebutan jodohku. Satu satu nya cowok yang mengikuti ekslul pencak silat dengan alasan karna ia ingin melindungi nadine. Yang hanya satu, yaitu farid.

Karna terlalu fokus ke jalanan farid sampai tidak sadar jika nadine memperhatikan nya sedari tadi. Nadine pun begitu juga, saking asik nya memandangi farid ia tak sadar jika alex juga memperhatikan nya dari belakang.

Sepuluh menit kemudian mobil berwarna hitam itupun memasuki pekarangan rumah nadine. Jangan tanyakan dari mana farid mengetahui nya, semua tentang nadine sudah farid ketahui.

Alex keluar dari mobilnya, disusul dengan nadine dan farid. Sebagai seorang adik yang baik nadine berniat ingin memapah kakak nya itu, namun alex tidak memperdulikan nya. Ia langsung pergi ke dalam rumah dan meninggalkan mereka berdua disana.

Nadine hanya menghela nafas pelan. Kemudian ia menatap farid setelah itu berkata " Farid ayo masuk. Nanti nadine obatin lukanya "

Sesampai mereka berdua di depan pintu rumah, mereka langsung dikagetkan dengan kedatangan alex yang tiba tiba. Alex menatap tajam farid. Farid yang di tatap seperti itu pun menjadi salah tingkah sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

" Thanks " kata alex dengan wajah datarnya.

" Sama sama calon kakak ipar " jawab farid enteng. Dan di balas tatapan tidak mengerti oleh cowok itu.

" Kak biar nadine obatin dulu luka kakak " kata nadine.

" Gak usah. Obatin aja pacar lo " katanya sambil berjalan menuju kamar

" Pacar?? Jodoh ku kakak kamu udah ngerestui hubungan kita ?" tanya farid

" Emang nya kita punya hubungan apa ?" tanya nadine dengan polos nya.

Benar juga, emangnya gue sama nadine punya hubungan apa ? Batin farid

" Lupain aja " kata farid sambil cengengesan.

"  yaudah, nadine ambil obat nya dulu. Farid tunggu disitu ya " perintah nadine sambil menunjuk kursi yang berada di ruang keluarga.

Nadine berajalan ke kamarnya sedangkan farid berjalan menuju tempat yang ditunjuk nadine tadi. Tak lama kemudian nadine kembali lagi sambil membawa kotak P3K dan sebuah wadah kecil untuk menampung air kompresan.

Nadine pun duduk di samping farid. Kemudian merendam sebuah kain ke dalam wadah yang tadi ia bawa.

" Maaf ya farid " ucap nadine. Kemudian menempelkan kompresan itu pada pipi farid.

" aghhh " ringis farid pelan.  Walaupun pelan namun nadine masih dapat mendengarnya. Nadine pun berhenti sejenak lalu menatap mata farid.

Farid pun membalas tatapan nadine. Dapat terbaca di pikiran farid jika nadine sangat merasa bersalah atas kejadian ini semua.

" Udah, kamu gak usah merasa bersalah gitu. Aku gak papa kok. Luka segini doang mah kecil. " kata farid sambil menjentikkan jarinya.

" Oh iya, Btw farid kok bisa ada di sana ? " tanya nadine.

"  Ohhh,, tadi pas pulang sekolah gue gak sengaja lewat sana.  Rencananya sih ada latihan basket. Ehh taunya si rayhan batalin tiba tiba. Yaudah aku. Langsung pulang aja " farid menjelaskan dengan detail mengapa ia bisa berada di sana.

Dua Hati √ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang