Part 24

90 10 0
                                    

" Mulai saat ini semuanya gak bakal sama kayak dulu lagi "

***

Hana melepaskan pelukannya dari tubuh dava. Ia merik nafas panjang dari hidung nya, dan di keluarkan melalui mulutnya.  Hana memejamkan matanya seperkiaan detik. Lalu dengan sangat yakin ia berkata

" Maaf dav, gue gak bisa " lirih hana yang masih dapat terdengar di telinga dava.

" Lo nolak gue ? " tanya dava

" Gue gak bisa balas perasaan lo ... Karna lo - " belum sempat hana menyelesaikan ucapan nya dava langsung memotong.

" Karna apa? Jangan pakai kata kata karna lo terlalu baik buat gue.  Itu udah basi han " jawabnya dengan nada suara yang naik satu oktaf..

" Bukan itu alasannya " sergah hana

" Terus apa?" Desak dava. Belum pernah dava bersikap seperti ini sebelumnya.

" Gue gak ada rasa apa apa sama lo. Gue juga gak mau bikin orang lain terluka karna kita " ucap hana dengan cepat

" Terluka maksud lo? Gue gak nyakitin siapa pun han. Enggak " balasnya dengan gelengan

" Secara gak langsung  kita udah nyakitin nadine dav. Gue gak tau ini betul atau gak. Gue rasa nadine suka sama lo " kata hana

" Gak mungkin han. Gue sama nadine baru kenal. " ucapnya.

" Itu juga yang mau gue bilang ke lo. Gak mungkin lo suka sama gue, karna kita juga baru kenal " ucap hana emosi

" Untuk saat ini gue gak bisa nerima lo dav.. Maaf " lanjut hana kemudian. Dava menatap hana,wajah nya datar tanpa ekspresi. Jujur ia sangat berharap jika hana membalas perasaannya. Tapi ternyata malah sebaliknya.

" Kalau itu keputusan lo, gue sangat menghargai nya. Tapi please,  jangan larang gue untuk dekat sama lo " jawabnya masih menatap manik mata milik hana

" Gak, gue gak bakal ngelarang lo. Mungkin saat ini kita bisa jadi sahabat ? " kata hana, kemudian ia mengangkat jari kelingking nya.

" Sahabat " balas dava, kemudian menautkan jari kelingking nya ke jari kelingking hana.  Dava dan Hana pun tertawa, melihat  hal yang baru saja mereka lakukan.

Setelah itu keduanya kembali ke kelas. Tak ada suasana canggung antara keduanya. Bagi hana dan dava  semua nya masih sama, tak ada yang berbeda. Tapi tidak bagi Nadine dan rayhan, mulai saat ini semua nya pasti akan berubah.

***

Rayhan memainkan bola basket nya dengan emosi. Bayangan ketika hana memeluk tubuh dava terngiang di pikirannya..

Tap.. Tap... Tap..

Bunyi pantulan bola basket yang dipantulkan dengan sangat keras. Hanya dengan cara ini ia bisa melampiaskan kemarahannya. Tapi tunggu dulu.. Mengapa rayhan harus marah? Rayhan hanya seseorang yang terjebak dalam sebuah kata friend zone .

" Aghh " Frustasi rayhan. Untung lah hanya ada farid disini. Farid pun juga bingung , apa yang harus ia lakukan untuk menenangkan sahabatnya ini.

" Udahlah ray.. Gak ada gunanya lo marah marah kayak gini " ucap farid menenangkan rayhan. Namun tampaknya rayhan tak memperdulikan itu.

Dua Hati √ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang