Part 28

102 10 4
                                    

Rayhan dan Clarissa masih duduk santai di cafe tersebut. Ntah apa yang mereka ceritakan, sampai sampai mereka lupa pada waktu. Sudah hampir satu jam lamanya mereka ada disana. Sampai pada akhirnya ponsel milik rayhan berbunyi.  Pertanda ada sebuah pesan yang masuk.

Hana : Ray, lo dimana?

Isi pesan singkat hana. Rayhan menimbang nimbang, apakah ia harus membalas pesan hana atau tidak. Saat ini rayhan tidak ingin merusak hubungan antara dava dan hana. Namun bukan berarti ia terus menerus menyueki hana, ia pun  Memutuskan untuk membalas pesan itu.

Rayhan : Diluar.

Hanya satu kata balasan dari rayhan. Kemudian ia meletakkan ponselnya kembali di atas meja. Ia pun meminum minuman yang ia pesan tadi walaupun tinggal sedikit .

" Pesan Dari siapa tam ? " tanya rissa

" Tetangga gue " kata rayhan dengan malas. Biasanya jika ada orang yang menanyakan pasti ia akan menyebut bila hana itu sahabat nya. Namun ntah mengapa kali ini rayhan menyebut hana sebagai Tetangga.

" Tetangga rasa pacar?" tanya rissa menyelidiki. Rayhan sedikit terkejut mendengar ucapan rissa. Namun sesegera mungkin ia menetralkan semuanya.

" Bukan. Sahabat sekaligus tetangga gue juga " jawab rayhan lagi. Memang betulkan apa yang di katakan rayhan? Ia dan hana hanya sebatas sahabat tak lebih.

" Jadi maksud lo, lo kejebak friendzone ? " tanya rissa. Ia menanyakan hal itu diselingi dengan tawa manisnya sambil menatap intens perubahan raut wajah rayhan. Yang tadinya biasa saja kini menjadi tegang. Yang tadinya warna kulit wajah rayhan normal kini menjadi agak sedikit memerah.

" Bener ya lo kejebak friendzone" Goda rissa lagi yang membuat rayhan semakin dilanda rasa gelisah.

" Tama... Tama...  Lo itu gak bisa bohong dari gue. Liat tu muka lo udah merah kayak kepiting rebus " jawab rissa

" Gue gak Suka kepiting. Gue lebih suka ayam goreng emak gue " Balas rayhan cuek.

" Ayam goreng mama gue juga enak kok. Emangnya ayam goreng nyokap lo doang. " Bela Risaa.

" Pokok nya Fried chiken my mom ter the best. Titik " jawab rayhan penuh penekanan.

" Udah ahh.. Kok jadi bahas ayam goreng sih " kesal clarissa.

" Kan lo duluan yang mulai "

" kan gue bilang kepiting bukan ayam goreng. Gak pernah dengar gue pengibaratan  'muka lo semerah ayam gorengkan aneh" ucap clarissa. Sepertinya benar dugaan rissa jika rayhan memang sedang terjebak dalam friend zone. Dilihat dari gerak rayhan saja rissa sudah bisa mengetahuinya.

"  Tembak aja ray. Mana tau dia juga  punya perasaan yang sama kayak lo " ujar rissa sambil menaik turunkan alisnya.

" Tembak siapa? Ntar anak orang mati lagi gue tembak. Gue gak mau nambah dosa." kata rayhan dengan kalimat bercanda. Tembak anak orang kan pakai pistol. Di dalam nya pasti ada pelurunya.

" Maksud gue itu, lo bilang lah kalau lo suka sama sahabat lo itu " saran rissa pada rayhan. Andai saja mengungkapkan perasaan itu semudah membuang kentut pasti rayhan sudah melakukannya dari dulu.

" Lo kira ngungkapin perasaan itu semudah buang kentut di tempat umum?"  tanya rayhan dengan wajah datar.

" Lo bisa serius gak sih? Gue pingin bantuin lo " kata rissa. Ia pun menyandarkan punggungnya pada bangku yang ia duduki.

" Gimana gue mau ngungkapin perasaan gue? Tadi pagi aja gue liat dia tembak cowok lain" ujar rayhan sambil menutup kedua matanya. Pertanda ia tidak mau mengingat kejadian tadi pagi.

Rissa menyadari satu hal dari kalimat yang baru saja di ucapkan rayhan. Secara tidak langsung rayhan mengakui jika dirinya benar benar terjebak dalam hubungan friend zone

" Terus, dia nerima cowok itu  atau gak ?" tanya rissa perlahan. Risaa tau persis jika rayhan tidak suka di desak.

" Kayaknya sih iya. Soalnya tadi gue liat si Hana peluk tu orang " jawab rayhan.

" Ohh jadi namanya hana. Emang lo yakin hana nerima cowok itu?. Gue liat di diri lo masih ada keraguan. Tama jangan sampai lo salah paham sama ini semua, terus lo jadi menyesal di kemudian hari nanti." Rissa menasehati sahabatnya itu.

" Emang rumah dia dekat banget ama rumah lo ?" dan rayhan mengagguk. Setelah itu berkata " malah rumah gue sama dia sebelahan."

Rissa langsung menarik tangan rayhan. Ia ingin sekali melihat sosok wanita yang membuat teman masa kecilnya ini menjadi galau. Sebelum pergi meninggalkan cafe tersebut rayhan meninggal kan selembar uang bewarna merah muda.

Rayhan dan risaa tak langsung kerumah. Terlebih dahulu mereka pergi ke supermarket tadi. Karna motor rayhan tetpakir disana.

" Nih, pakai helm dulu " Rayhan menyerahkan sebuah helm pada risaa. Rissa pun memasangnya, tapi sebelum itu ia mencium bau shampo yang sudah melekat baunya di helm tersebut. Dan ia yakin bahwa bau harum ini ialah milik hana, yang diceritakan rayhan tadi.

" Tama.. Masih jauh gak ? " tanya rissa.

" Bentar lagi nyampe kok." kata cowok itu. Akhirnya mereka sudah memasuki area  perumahan, sebelum sampai kerumah rayhan terlebih dahulu mereka berdua melewati rumah hana. Tanpa sengaja hana yang sedang berada di depan jendela melihat rayhan yang sedang membonceng seorang cewek yang tidak ia kenali.

" Rayhan sama siapa? " tanya hana dalam hati. Hana pun langsung berlari menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Ia melihat rayhan dan cewek itu turun dari motor.

" Rumah nya yang itu " tanya rissa sambil menatap ke arah rumah hana.

" Yoi " jawab rayhan sambil merapikan rambutnya.

Clarissa menatap rumah hana dari bawah hingga ia melihat seorang cewek yang mungkin seumuran dengannya sedang mengintip di balkon. Rissa yang yakin jika cewek itu adalah hana langsung menggandeng tangan rayhan. Tampak oleh rissa perubahan raut wajah tak suka hana padanya. Namun itu semua hanya akal akalan clarissa saja.

" Yuk tam masuk, gue udah gak sabar pingin ketemu tante renata" ajak rissa tanpa melepas gandengan nya di lengan rayhan.

Sedangkan hana yang melihat kejadian itu semua dari balkon pun menghentak hentakkan kakinya. Ia merasa kesal tapi ia tak tau alasannya.

" Kok gue jadi kesel gini sih?" tanya hana pada diri nya sendiri. Ia pun pergi dari balkon tersebut. Kemudian hana berjalan kearah meja belajarnya. Ia menatap kotak musik yang di berikan rayhan tempo hari lalu. Ia pun memencet tombol on  pada kotak itu hingga alunan musik terdengar di telinganya.

" Lo kok tiba tiba jadi aneh banget sih ray ?" tanya hana sambil menatap kotak itu.

" Gue ada salah ya? Tapi apa? " tanya hana pada diri nya sendiri lagi. Bagaimana hana bisa tau kesalahan nya jika rayhan terus menerus bersikap diam. Bahkan ketika hana mengirimkan rayhan sebuah pesan rayhan hanya membalas dengan satu kata. Biasanya rayhan akan membalas pesan hana secara spesifik. Dimana ini, sedang mengapa ia, bahkan bersama siapa. Lengkap seperti rumus bahasa indonesia 5W+1H

***

Dua Hati √ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang