Blood & Tears

2.3K 176 15
                                    

Ruangan itu terasa sangat dingin dan memiliki aroma antiseptik yang kuat. Dengan perlahan ku buka kedua mataku.

Aku mencoba duduk tapi kepalaku terasa sangat sakit dan perut di bagian kiriku juga nyeri. Setelah sadar dengan situasinya aku sedang berada di dalam kamar rumah sakit dengan infus yang terpasang di tangan kiriku.

Aku melihat sekitar dan terkejut dengan sesosok kepala yang tertidur di tepi ranjang.

Naruto-kun ?

Rambut orang itu berwarna hitam, bukan blonde seperti milik Naruto. Lalu tiba-tiba orang itu bergerak dalam tidurnya dan membuat kepalanya menghadap ke arahku.

Pemandangan itu cukup membuatku terkejut karena ternyata orang itu adalah Uchiha Sasuke.

Sedang apa dia disini ?
Menungguku ?

Wajahnya sangat tampan. Maksudku, aku adalah gadis normal yang bisa terbuai dengan laki-laki tampan juga.
Tanganku seperti bergerak sendiri dan setelah sadar, tanganku sudah berada di puncak kepala laki-laki itu. Aku mengusap rambutnya yang lembut. Sadar ada yang menyentuhnya, laki-laki stoic itu membuka iris onyx-nya.

Refleks, aku menarik tanganku.

Sasuke duduk dan mengusap matanya untuk mengusir rasa kantuk yang sepertinya belum mau pergi.

"Sudah sadar rupanya.." Ujar Sasuke datar.

"Apa yang kau lakukan disini ?"

"Sudah jelas kan, aku menungguimu. Dasar menyusahkan."

Aku diam.
Aku masih tak dapat menentukan pria ini sebenarnya baik atau jahat.

"Ini makanlah, perutmu belum terisi sejak pagi tadi." Pria itu membawakan baki berisi bubur dan lauk pauk yang masih dibungkus dengan cling wrap.

"Apa yang terjadi padaku ?"

"Tadi pagi kau pingsan lalu ayahmu membawamu ke Rumah Sakit. Dokter bilang, kau infeksi usus. Atau yang lebih dikenal dengan typhus. Itu terjadi karena kau tidak memakan apapun sejak semalam, kurang tidur dan memikirkan banyak hal dalam waktu bersamaan."

Sasuke bicara panjang lebar sambil membantuku membuka bungkusan plastik pada setiap piring di atas baki.

"Lalu, sudah berapa lama aku tak sadarkan diri ?"

"Sekarang sudah jam enam petang. Itu berarti hampir dua belas jam." Sasuke melihat arloji di tangan kirinya.

Aku tertidur selama itu ? Pantas saja kepalaku terasa sakit.

"Lalu, kenapa kau yang menungguku disini ? Dimana ayah dan Hanabi ?"

"Kau pikir ayahmu tak punya kerjaan lain selain mengurusi anak manja dan keras kepala sepertimu ?"

Aku terdiam dan menunduk. Meski menyakitkan, ucapannya ada benarnya juga. Aku sudah banyak membuat ayah bersedih akhir-akhir ini. Padahal ayah juga pasti sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang arsitek.

"Ini, kumpulan catatan untuk ujian dua minggu lagi. Aku sudah meminjam catatan milik sepupumu, Neji." Sasuke menyodorkan sebuah buku padaku.

"Terima kasih" jawabku lirih. Aku tak suka pikiranku saat ini. Sangat banyak hal tak penting yang ku pikirkan.

"Cepat habiskan makananmu." Pria stoic itu membanting tubuhnya ke sofa di seberang ranjang. Dia mulai mengeluarkan ponselnya dan bermain game.

Aku jadi teringat dengan Naruto. Dia pasti memikirkanku karena hari ini aku tak datang ke sekolah. Lalu, dimana ponselku ? Aku melihat ke kiri dan kanan. Tapi tak ada dimanapun. Di meja juga tak ada. Aku menggapai laci meja dan membukanya, nihil.

LOST HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang