"Hi-Hinata.. Apa kau mau jadi pacarku ?"
Iris amethyst itu membelalak lebar mendengar ucapan seorang Uzumaki Naruto. Dia berharap telinganya tak salah dengar. Jantungnya hampir berhenti mendadak karena terkejut. Tenggorokannya tercekat. Tubuh gadis itu membeku, berusaha mempercayai setiap kata yang keluar dari pria bersurai blonde dihadapannya.
"A-apa kau serius Naruto-kun ?" Gadis itu bertanya dengan sangat hati-hati.
"Ya jelas saja aku serius. Butuh waktu lama untukku menyadari hal ini.." Naruto blushing.
Keduanya diam.
"Hey, Hinata. Kenapa diam saja ? A-apa jawaban atas perasaanku padamu ?" Seumur-umur Naruto bersama Hinata, belum pernah dia merasa secanggung ini.
"Aku mau, Naruto-kun.." Suara Hinata nyaris tak terdengar. Gadis itu berbicara sambil menundukkan kepalanya dalam.
"Apa ? Aku tak mendengarnya" Naruto memajukan tubuhnya ke depan.
"Aku mau menjadi pacarmu Naruto-kun." Hinata bicara dengan cukup keras. Wajahnya sudah berubah semerah tomat.
"Benarkah ?" Kebodohan Naruto sudah di luar batas kewajaran, dia merasa terkejut atas jawaban Hinata yang menerima perasaannya. Padahal, semua teman-temannya sudah mengetahui perasaan Hinata sejak mereka masih duduk di kelas enam Sekolah Dasar.
Keduanya pun terdiam malu.
💙💙💙
10 bulan kemudian...
"Hinata, apa kau sudah membuat PR-mu ?" Naruto bertanya pada kekasihnya saat mereka baru tiba di kelas.
"Tentu saja sudah Naruto-kun. Kau pasti belum membuatnya ya ?"
"Kau memang pacar yang sangat pengertian Hinata-chan." Senyumnya mengembang, menampilkan sederet giginya yang putih dan bersih.
Wajah Hinata memerah.
Walaupun sudah pacaran selama hampir satu tahun dengan laki-laki ini, Hinata tetap selalu merasa gugup dan berdebar-debar setiap berada di dekatnya. Gadis Hyuuga itu tak mempercayai bahwa Naruto memiliki perasaan yang sama padanya. Entah sejak kapan laki-laki itu menyadarinya, tapi semenjak Naruto mengungkapkan perasaannya pada Hinata, setiap hari bagi Hinata adalah kebahagiaan."Baiklah Hinata, aku pinjam PR-mu dulu.. Kita akan makan bersama nanti saat istirahat yaa." Naruto kembali ke tempat duduknya di paling belakang. Tipikal anak-anak nakal yang akan membuat lawakan sepanjang hari dan tertidur saat guru menerangkan pelajaran di depan kelas.
"Ohayou semuanya ! Si tampan Kiba sudah tiba untuk mencerahkan hari kalian." Kiba memasuki kelas dengan berisik seperti biasa, dibelakangnya mengekor Shino, Shikamaru, Chouji, Sai, Lee, Neji, Sakura dan Ino.
"Ohayou Hinata" -Sakura
"Ohayou Sakura." Hinata tersenyum.
"Hey, cepat lihat itu." Ino menunjuk ke arah jendela kelas. Seorang laki-laki bersurai hitam dengan tatapan mata onyx sehitam jelaga. Dia berjalan melewati kelas mereka menuju kelasnya disebelah.
"Itu kan Uchiha Sasuke." -Sakura
"Benar sekali Sakura. Dia sangat tampan yaa." Ino terpesona.
"Iya tampan. Tapi ku dengar, dia itu orang yang sangat angkuh, kasar dan tak punya satu orang pun teman. Tak ada yang berani mendekatinya." Sakura bicara sambil mengambil buku dari dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST HEAVEN
FanfictionSuatu hari, Aku baru mengetahui kebenaran tentang ibuku yang sudah meninggal sebelas tahun yang lalu. Dia adalah seorang pelacur. Ya, aku Hinata Hyuuga adalah putri dari seorang pelacur. Di usiaku yang baru menginjak delapan belas tahun, aku sudah m...