*"Mon dieu, gardez-moi de mes amis. Quant á mes ennemies, je me'en charge!"
Aku menoleh saat sedang menyisir rambutku kepada sesosok lelaki berambut raven di atas ranjang. Melalui cermin, aku memandangi wajahnya yang kelihatan lelah.
Ini sudah hari ke lima bulan madu kami dan kami hanya berdiam diri di hotel tanpa melangkahkan kaki kemanapun. Aku hanya membaca di perpustakaan Hotel (beruntung sekali, mereka memiliki perpustakaan dengan konsep kafe dan bar). Sedangkan suamiku, dia menghabiskan waktunya dengan berenang dan fitnes di pusat kebugaran.
Suram.
Itulah bulan madu kami.
Setelah kejadian dengan Karin tempo hari, aku dan Sasuke hanya bicara seperlunya. Kami menghabiskan waktu dengan berpikir apakah pernikahan ini akan berhasil ? Atau, apakah orangtua kami telah melakukan suatu dosa besar karena telah menyatukan api dan salju seperti kami -yang sampai kapan pun tak akan pernah bisa bersatu-
Dan disinilah kami, di malam hari ke lima bulan madu.
Saat aku duduk di kursi rias di dekat nakas untuk menyisir rambutku setelah keramas, lelaki itu, Sasuke, merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan bertelanjang dada. Dia kelelahan setelah memforsis tubuhnya berolahraga terlalu keras agar pikirannya tak mengambil alih tubuhnya lagi.Kami masih bicara seperlunya.
Sampai, aku mendengar suamiku bicara dalam bahasa asing yang tak ku mengerti. Apakah itu bahasa Perancis ?
Tubuhku mengaktifkan mode waspada, aku takut dia mulai berhalusinasi lagi."Kau bicapa apa ?"
Aku membuka mulutku setelah dari tadi hanya diam."Kau tak tahu istilah dari Platon ?"
Sasuke melirikku tanpa menggerakkan tubuhnya sama sekali.Aku menggeleng.
"Oh Tuhanku, lindungilah aku dari teman-temanku. Kalau musuh-musuhku, aku sendiri bisa mengatasinya."
Pria berambut raven itu duduk dan menatapku tajam."Baiklah Sasuke-kun, pertama, aku tak tahu siapa itu Platon. Kedua, aku bahkan tak tahu apa maksud dari kalimatmu barusan."
"Platon adalah Filsuf (Ahli Filsafat) besar dari Yunani. Dia hidup di zaman kekaisaran Romawi dalam Enneades. Dialah yang mencetuskan bahwa persahabatan antar dua orang itu relatif."
"Lalu ?" Satu alisku terangkat.
"Yeah, kalau menghadapi musuh, kita pasti akan selalu waspada, bukan ? Tapi jika menghadapi sahabatmu, kau tak pernah tahu hal apa yang akan terjadi. Seperti kejadian yang menimpaku -kita- contohnya."
Aku mulai paham dengan apa yang coba diutarakan suamiku.
"Kau tahu Hinata, aku dan Karin sudah berteman cukup lama. Sejak kecil kami selalu bermain saat ayah kami terlalu sibuk dengan bisnis mereka. Aku hanya tak menyangka.. Dia melakukan hal keji seperti itu dengan dalih sebagai bentuk pembelaan kepada orang yang disayanginya."
Dalam dasar perutku terasa mual dan terbakar saat mendengar nama 'Karin' disebut.
Aku tak tahu harus berkomentar apa.
Aku membalikkan tubuhku menghadap cermin dan mulai menyisir rambutku lagi.
Tiba-tiba lelaki itu bangkit dari ranjang dan berjalan mendekatiku. Jantungku berdegup sangat cepat. Dia membungkukkan tubuhnya dan memeluk pinggangku dari belakang. Lalu dia mulai menciumi leher dan pundakku bergantian.
Itu terasa geli dan ...
Menyenangkan.Berapa lama dia tak melakukan hal ini padaku ?
"Apa kau tak suka jika aku membicarakan Karin ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LOST HEAVEN
FanfictionSuatu hari, Aku baru mengetahui kebenaran tentang ibuku yang sudah meninggal sebelas tahun yang lalu. Dia adalah seorang pelacur. Ya, aku Hinata Hyuuga adalah putri dari seorang pelacur. Di usiaku yang baru menginjak delapan belas tahun, aku sudah m...