Pilihan

1.8K 172 13
                                    

Warning!!
Adult contents.
Kids, GO AWAY !
18++

💙💙💙

"Hinata, apa kau percaya kebetulan ?"

Suara Mikoto menggema di kepala Hinata saat dia duduk di dalam bus menuju perjalanan pulang ke apartment.

Kebetulan ya ?

"Sejujurnya, aku tak mempercayainya." Jawab Hinata.

"Kenapa ?"

"Karena, aku yakin segala sesuatu yang terjadi pada semesta ini pasti memiliki sebuah arti dan tujuan."

"Menarik. Bisa beritahu contohnya ?" Mikoto menyesap caramel latte miliknya.

"Mungkin hal paling dekat dengan kita saat ini. Kalau ibuku tak bertemu dengan Fugaku-san, aku tak akan duduk di meja yang sama bersama okasan."

"Berarti kau menganggap bahwa pertemuan mereka bukanlah kebetulan ?"

"Tentu bukan. Semesta selalu memiliki caranya sendiri untuk mempertemukan manusia satu dengan yang lainnya."

"Kalau begitu, kau penganut takdir ya Hinata-chan ?" Mikoto tersenyum lembut pada menantu perempuannya.

Lamunan Hinata tentang percakapan terakhir dengan ibu mertuanya di kafe tadi buyar karena bus sudah sampai di halte tempatnya turun.
Tetes hujan mulai turun membasahi jalan dan dedaunan.

Tanpa diawali dengan gerimis, hujan turun sangat deras dan itu membuat Hinata panik karena tak membawa payung. Jarak antara halte bus ke apartment tidak terlalu jauh, namun jika dia paksakan untuk berlari, sudah bisa dipastikan dia akan basah kuyup.

Takdir ya ?

Dan Hinata memilih untuk berlari.
Dalam lubuk hati terdalam, dia sedikit khawatir pada Sasuke. Karena hari sudah mulai gelap dan di rumah tak ada makanan untuk dimakan.

Apa itu berarti pertemuanku dengan Sasuke juga merupakan sebuah takdir ?

Benar saja, sampai di depan pintu apartment Hinata sudah basah kuyup. Gadis itu membuka pintu, ternyata tak dikunci. Dan suasananya gelap sekali. Sasuke belum menyalakan lampu.

"Tadaima.." Ujar Hinata sambil melepas coat-nya yang sudah basah kuyup. Tak ada jawaban.

Dalam gelap, Hinata meraba dinding untuk mencari saklar namun tak dapat dia temukan. Gadis itu masih belum mengetahui dimana letak saklar. Karena lelah dan merasa haus, Hinata membuka lemari es untuk meminum sesuatu. Dia menemukan minuman kaleng yang sangat menggiurkan. Tanpa melihat dan membaca minuman apa itu, dia langsung meminumnya sampai habis. Rasanya sedikit aneh, namun terasa menyegarkan karena dingin.

Hibata mulai menggigil kedinginan karena bajunya yang sudah basah kuyup ditambah dia meminum minuman dingin. Dia pun menyerah menemukan saklar lampu di ruang tengah dan dapur. Dia memilih untuk menuju ke kamar mandi terlebih dulu untuk membersihkan diri.

Hinata baru ingat bahwa dia tak membawa baju bersih ke dalam kamar mandi. Semua pakaiannya ada di lemari kamar. Akhirnya, dia pun keluar menuju kamar hanya terbalut sehelai handuk sebatas dada dan panjangnya hanya dapat menutupi setengah pahanya. Benar-benar hal yang merepotkan kalau sampai Sasuke melihatnya seperti itu.

Saat melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi, tiba-tiba saja kepalan Hinata pusing dan pandangannya menjadi kabur. Wanita itu berjalan sempoyongan menuju kamar. Dia membuka pintu kamar dengan kasar.

LOST HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang