HINATA'S POV
"Tadaima..."
Kami berkata serempak saat melewati pintu utama Apartment. Mikoto dan ayahku mengantar kami pulang setelah dua hari berada di Rumah Sakit.
"Nah, Hinata, Sasuke, kalian akan baik-baik saja kan ?" Kami mengangguk. "Ah, hampir lupa. Saat kalian dirawat, aku membeli sesuatu untuk kalian. Untuk Sasuke, aku letakkan di sebelah nakas, dan untukmu Hinata, aku akan meletakkannya disini." Mikoto mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih panjang dari dalam tasnya dan meletakkannya di atas meja.
"Baiklah, aku harus menemani Fugaku menemui beberapa klien. Sampai jumpa, jaga diri kalian ya. Sasuke, jangan lupa minum obatmu." Sasuke mengangguk patuh. "Sampai jumpa."
Mikoto memelukku dan Sasuke bergantian. Begitu pula dengan ayahku. Aku dan Sasuke mengantar mereka sampai ke pintu.
Entah kenapa atmosfer di ruangan itu mendadak canggung. Aku pun merasa berdebar-debar. Sangat berbeda dengan aku beberapa hari yang lalu. Walaupun berada satu atap dengan seorang laki-laki namun aku tidak peduli.
"Apakah ini uang ?"
Aku berkata sambil menatap amplop putih di atas meja tanpa sedikitpun menyentuhnya."Benda itu tak akan membuka dirinya sendiri." Sasuke meraih amplop itu dan membukanya.
Aku mendekatkan kepalaku pada Sasuke untuk melihat bersama apa isi dari amplop itu.
Kami terkejut di dalamnya ada banyak kertas tiket dan brosur serta peta.
Ada tiket pesawat pulang pergi, bukti pembayaran hotel bintang lima dan tour & travel selama tujuh hari enam malam di Sapporo. Lalu terdapat pula artikel mengenai kota Sapporo yang berada di perfektur Hokkaido.
Dan beberapa foto tempat wisata disana. Semuanya atas nama Mr. Uchiha Sasuke dan Mrs. Uchiha Hinata dan tanggal keberangkatannya adalah lusa.Saat kami berpikir kertas-kertas itu sudah selesai kami lihat, ternyata masih ada satu notes kecil bertuliskan
Kemasi barang kalian dan bersenang senanglah anak-anak.
Oh ya, disana semangat ya, aku ingin kalian membuatkanku sebuah cucu yang lucu dengan komposisi pas. Have fun 😚-ibu yang sangat menyayangi kalian berdua.
Seketika itu juga, wajahku dan Sasuke memerah. Lalu kami terpaku pada satu kata yang menggelitik.
"Sebuah ? Dia pikir, membuat anak itu sama seperti membuat takoyaki ?" Sasuke menggaruk kepala belakangnya yang tak terasa gatal.
Aku menunduk malu.
Padahal kami sudah pernah melakukannya satu kali, tunggu, malam itu dia menggagahiku satu kali kan ?"Aku akan melihat hadiahku di kamar." Sasuke berdiri dan berjalan menuju kamar, aku mengekor di belakangnya dan meninggalkan kertas-kertas itu berserakan di atas meja.
Nampak sebuah peti berbentuk persegi panjang yang dibungkus dengan kertas kado bunga-bunga. Sasuke melihatnya dengan tatapan heran.
Lalu dengan perlahan dia mulai merobek kertas kado itu dan membuka tutup petinya. Aku menonton dari tepi ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST HEAVEN
FanfictionSuatu hari, Aku baru mengetahui kebenaran tentang ibuku yang sudah meninggal sebelas tahun yang lalu. Dia adalah seorang pelacur. Ya, aku Hinata Hyuuga adalah putri dari seorang pelacur. Di usiaku yang baru menginjak delapan belas tahun, aku sudah m...