Episode 13 (tamat)

4.1K 149 37
                                    

*Si Kembar -- spin off Serial BINTANG

Ketika keajaiban seperti tidak ada lagi yang tersisa.
Saat pertolongan yang aku butuhkan seperti enggan muncul, kekuatan ketulusan selalu berhasil mencungkil kuncinya di detik terakhir.
"Hentikan, ILY!"
Itu bukan kalimatku, atau kalimat Seli. Itu kalimat dari Ngglanggeran dan Ngglanggeram, mereka berseru hampir bersamaan.
Kapsul perak yang bersiap membawa kami pergi terhenti sejenak.
Ada apa? Kenapa Si Kembar menghentikan kapsul perak. Aku menatap Ngglanggeram dan Ngglanggeran yang terbang mengambang di langit-langit ruangan di depan pintu lorong.
Apa yang hendak mereka katakan?
Seli di sampingku menyeka pipi, dia ikut menatap ke depan setelah sebelumnya memejamkan mata tak kuat menyaksikan perpisahan kami dengan Ali.
"Empat puluh ribu tahun sejak ekspedisi besar Klan Aldebaran tiba di Bumi, kami mengalami dua kali kekecewaan besar." Ngglanggeram menghela nafas.
"Empat puluh ribu tahun. Dua kekecewaan besar. Pertama, saat kami menyadari penduduk asli memiliki sisi jahat. Setelah kami mengajarkan begitu banyak pengetahuan, begitu banyak kebijaksanaan, mereka justru berperang, saling membenci, menyakiti dan merusak satu sama lain. Bumi dipenuhi dengan peperangan besar. Jutaan penduduknya tewas, kota-kota terbakar, desa-desa hancur. Itu sangat mengecewakan, hingga kami memutuskan membuat Bor-O-Bdur, mengasingkan rombongan dari penduduk asli. Memutus hubungan dengan mereka."
"Yang kedua, saat anak muda, yang kami sambut dengan tangan terbuka, yang kami ajarkan pengetahuan berharga Klan Aldebaran, ternyata mengkhianati kami dengan mencuri Sarung Tangan Pengendali. Dua ribu tahun kami harus menjadi Slon tak terkendali. Membunuh teman-teman sendiri. Sungguh menyakitkan mengalaminya. Membuatku dan Ngglanggeran mengeduk bumi, memasukkan Bor-O-Bdur ke dalam perut bebatuan."
"Empat puluh ribu tahun. Dua kekecewaan besar. Membuat kami tidak pernah berharap lagi Klan Bumi akan memiliki orang-orang dengan pemahaman yang baik. Membuat kami menyesali ekspedisi besar itu, hanya untuk bertemu Klan dengan penduduk tanpa kehormatan. Tanpa rasa malu."
Ngglanggeram terdiam sejenak, dia menatap Ali penuh penghargaan.
"Hari ini, seluruh kekecewaan itu telah dipulihkan. Hari ini, kami ternyata keliru besar. Terima kasih, Ali. Kami tahu sekarang, masih ada orang-orang dengan ketulusan bersedia mengorbankan dirinya demi sahabat baik. Kalian masih muda sekali, tapi telah menunjukkan kekuatan besar di dunia paralel. Ketahuilah, bukan teknik bertarung, bukan menghancurkan gunung-gunung kekuatan terbaik dunia paralel, melainkan persahabatan. Selalu berusaha menjadi orang yang baik dan berani."
Aku menatap Si Kembar. Apa maksud mereka? Apa yang akan mereka lakukan?
Si Kembar saling tatap sejenak. Tersenyum.
Mereka bisa saling membaca pikiran satu sama lain tanpa harus bicara.
"Sarung tangan ini memang milik kami." Ngglanggeram kembali menatap Ali, "Tapi malam ini, dia telah menemukan pemilik barunya. Pemilik terbaiknya. Kami akan menyerahkannya kepadamu, Ali. Kalian bisa pulang, petualangan kalian masih panjang. Aku dan Ngglanggeran akan tetap tinggal di ruangan ini. Itulah takdir hidup kami. Boleh jadi itulah hukuman atas ketidakpercayaan kami bahwa masih ada orang-orang baik yang bersedia berjuang. Pulanglah, Ali. Bersama Raib dan Seli."
Aku berseru tertahan mendengarnya.
Seli seperti tidak percaya.
"Saat kalian keluar dari ruangan ini, itu hanya seperti baru 122 detik yang lalu, karena kami telah me-reset waktunya, teknik manipulasi waktu. Kalian tidak akan menemukan masalah dengan Bu Ati, Karya Wisata, atau apalah itu. Waktu kalian juga tidak banyak, sekali kami melepas sarung-tangan ini kalian segera pergi, kami akan berubah menjadi Slon, tubuh kami akan terjatuh ke bawah sana, dan akan menyerang siapapun, termasuk kapsul kalian. Kami kembali mengamuk setiap malam. Tapi tidak mengapa. Jika besok-lusa kalian tiba di Klan Aldebaran-entah bagaimana caranya, tapi aku yakin sekali itu akan terjadi, titipkan salam kami kepada pemimpin Klan Aldebaran, bahwa masih ada rombongan yang tersisa di klan-klan jauh, mungkin mereka akan mengirim kapsul perak beserta Sarung Tangan lainnya untuk kami."
Si Kembar mendekati Ali, bersiap melepas sarung tangan mereka.
Sejenak, sebelum itu dilakukan, Ngglanggeram membisikkan sesuatu kepada Ali. Kemudian menatap aku di dalam kapsul, mengangguk tersenyum.
"Selamat tinggal, Ali, Raib, Seli." Si Kembar berkata pelan, serempak.
Lantas mereka melepas sarung tangan itu serempak. Menyerahkannya kepada Ali. Persis sarung tangan itu dipegang oleh Ali, tubuh mereka terjatuh ke bawah-mereka sengaja menjatuhkan diri sendiri, agar terseret gel transparan, sebelum benar-benar berubah.
Si Kembar meraung kesakitan saat proses itu mulai terjadi. Tubuh mereka mulai berubah saat terjatuh. Badan mereka membesar, kaki, tangan, berkali-kali lipat, kepala gajah itu muncul, dengan telinga lebar, gading runcing dan belalai panjang. Raungan Si Kembar berganti menjadi lenguhan gajah. Kencang. Mengerikan.
Aku dan Seli termangu menatapnya.
"Buka pintunya, ILY!" Ali berseru.
Kapsul perak membuka pintu. Ali bergegas lompat masuk.
Slon yang jatuh di bawah sana sudah sempurna berubah. Posisi mereka separuh tinggi ruangan, salah-satu diantaranya mengamuk saat melihat kapsul perak di pintu lorong, mengirim pukulan berdentum.
BUMM!!"
"ILY, segera pergi!" Ali berseru.
Kapsul perak melesat cepat persis saat pukulan itu menghantam mulut lorong.
Slon meraung marah, berusaha terbang mengejar. Melihat pukulannya mengenai udara kosong. Tapi mereka tidak bisa terbang melewati gel transparan, mereka terus terseret ke dasar ruangan. Kemudian memukuli gunung, danau, candi. Marah semarahnya melihat kami lolos.
***
Di dalam lorong gelap, ILY telah melesat cepat. Cahaya lampunya berpendar-pendar mengenai dinding lorong kuno.
Aku menghempaskan badan di kursi.
Semua berakhir baik-baik saja.
Seli terlihat senang sekali, dia menyeka pipinya berkali-kali. Menatap Ali.
"ALI!"
Ali nyengir. Yeah. Dia bisa pulang, kita semua bisa pulang.
Ali mengenakan sarung tangan Bumi. Sarung tangan itu hilang seketika saat telah dikenakan.
Aku ikut nyengir menatap Si Biang Kerok, "Terima kasih, Ali."
"Itu bukan hal besar, Ra." Ali melambaikan tangan, "Tapi jika kamu betulan ingin berterima-kasih, berjanjilah mulai hari ini kamu akan memanggilku, 'Ali, teman terbaik seluruh galaksi bima sakti'. Juga berhenti menyebutku Si Biang Kerok, kusut, jarang mandi dan sebagainya. Itu tidak sopan."
Aku tertawa pelan. Ali tidak pernah berubah-apapun yang telah terjadi.
Seli beranjak berdiri, dia mengambil air minum. Satu jam terakhir banyak sekali hal tak terduga. Menghabiskan segela air putih membantu membuat lebih rileks. Kembali duduk di sebelahku.
ILY terus melaju di lorong kuno.
"Ali, apa yang dibisikkan oleh Ngglanggeram terakhir kali?" Aku teringat sesuatu.
"Bukan hal penting." Ali mengangkat bahu.
"Ayolah, apa yang dia bisikkan?" Aku mendesak ingin tahu-karena aku ingat Ngglanggeram menatapku setelah membisikkan soal itu. Itu pasti ada hubungannya denganku.
"Kamu tidak akan suka mendengarnya, Ra!" Ali sudah membalik kursinya, dia menekan beberapa panel, layer besar ILY menyala, menunjukkan posisi kapsul perak di dalam lorong kuno.
"Tidak suka?"
"Iya, tidak suka."
Itu justeru membuatku penasaran.
"Ali, aku ingin tahu apa yang dibisikkan Ngglanggeram." Aku berkata tegas. Kami tidak pernah merahasiakan apapun di petualangan ini. Kami selalu terbuka.
"Kamu betulan mau tahu?" Ali menoleh.
Aku mengangguk.
"Kamu berjanji tidak akan marah?"
Aku mengangguk.
"Baiklah. Ngglanggeram bilang, 'Ali, kamu harus tahu, Raib sangat menyukaimu.' Dia membisikkan itu." Si Biang Kerok itu berkata santai, kembali sibuk dengan panel layer besar.
Astaga? Aku mematung. Wajahku merah padam seperti kepiting rebus.
Seli tersedak air minum di sebelah. Air tumpah di lantai kapsul. Kemudian tertawa lebar, terpingkal-pingkal.
Bahkan ILY ikut tertawa-aku baru tahu jika kapsul perak ini bisa tertawa.
Dasar menyebalkaaan!!
*TAMAT

Ali hanya mengarang saja agar Raib berhenti bertanya, apa yang sebenarnya dibisikkan oleh Ngglanggeram ada di novel KOMET (terbit 2018). Sementara itu belum terbit, kalian bisa membaca lagi, lagi dan lagi 4 novel petualangan mereka "Bumi", "Bulan", "Matahari" dan "Bintang".

Spin off serial BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang