EPISODE 6

1K 64 2
                                    

⭐ ⭐ Si Kembar -- spin off Serial BINTANG ⭐ ⭐ ⭐

⭐ ⭐ ⭐

Dua monster itu dengan buas memburu kapsul perak.
Tinju, tendangan, tombak perak, apapun yang bisa digunakan, silih berganti mengincar ILY. Bahkan belalai mereka bisa menghantam kapsul kami.

Ali menggeram, wajahnya konsentrasi penuh memegang tuas kemudi, membawa ILY melakukan manuver ekstrem, terbang menghindar kesana-kemari. Sia-sia, kemana pun ILY terbang, dua monster itu bisa mengejarnya.

BUMM!! Untuk yang ke sekian kalinya kapsul perak kami terkena pukulan berdentum.

Aku memasang kuda-kuda di lantai ILY, kembali membuat tameng transparan melindungi kapsul. Tameng itu sejauh ini efektif, ILY terpelanting membal seperti bola, Seli berpegangan ke kursi. Baru setengah jalan membal ke atas, tinju monster lainnya datang menghantam. BUMMM!! Telak mengenai kapsul. ILY melayang jauh ke lereng pegunungan salju.

Aku habis-habisan menjaga tameng transparanku.
Sejauh ini, tamengku bisa menahan serangan, mengurangi dampak kerusakan, tapi dengan ILY terus jungkir balik di langit-langit ruangan, terbanting kesana-kemari, konsentrasiku berkurang. Kami seperti berada di wahana roller coaster yang berputar 360 derajat.

“Apa yang harus kita lakukan?” Seli bertanya cemas, kasihan melihatku.
Kami sudah hampir lima belas menit terbang menghindari dua monster itu. Atas bawah, kiri kanan, termasuk menyelam ke danau, tidak berhasil.

“Kita harus keluar dari kapsul! Hanya itu kesempatan kita.” Ali berseru, dia menarik tuas, berusaha membawa ILY terbang dari pegunungan salju. Dua monster itu sudah mengejar lagi, seperti dua orang yang sudah seminggu kelaparan melihat makanan lezat.

Rumitnya, setiap kali kapsul melewati ketinggian 1.000 meter, seperti ada gel atau seperti itulah yang tak terlihat yang menghambat, membuat ILY tidak bisa terbang lebih tinggi.

“Kita tidak boleh keluar dari kapsul, Ali!” Seli keberatan. ILY adalah benteng pertahanan terbaik kami, lebih baik kami tetap berada di dalam kapsul, itu maksud kalimat Seli.

“Kita akan terus jadi bulan-bulanan jika tetap berada di dalam kapsul, Seli!” Ali berseru, sambil membanting tuas kemudi ke kiri, ILY melenting menuju permukaan danau.

“Awas sebelah kanan, Ali!” Aku memberitahu.

BUMM!! Pukulan berdentum itu mengenai salah-satu stupa candi, meleset. Membuat porak-poranda.
Ali menggigit bibir, membanting tuas kemudi ke bawah, ILY terbang rendah, hanya sepuluh senti di atas permukaan danau. Dua monster itu persis di belakang kami, jaraknya tinggal dua puluh meter siap mengirim serangan berikutnya. Matanya merah, belalainya melambai. Melenguh kencang.

“Dua monster ini mahkluk apa sebenarnya?” Seli menatap jerih ke belakang.

“Tidak tahu, Seli. Yang jelas dua monster ini bukan gajah yang lucu, imut dan menyenangkan. Dia membuatku jadi membenci gajah sekarang.” Ali menjawab cepat.
Seli menoleh kepadaku.

Aku menggeleng, aku juga tidak tahu. Yang pasti dua monster ini menguasai semua teknik bertarung dunia paralel, seperti teleportasi, pukulan berdentum, teknik kinetik, sambaran petir, bahkan di luar itu, yang belum pernah kami lihat. Tongkat peraknya mirip miik Faar, dalam versi yang lebih besar dan kuat.

“Awas, Ali! Menghindar!” Aku memberitahu.

Tongkat perak salah-satu gajah itu teracung ke kami.

ILY melenting ke arah Candi, berusaha menghindar.

Gerakan tipuan!

Itu bukan pukulan. Monster itu justeru bergerak ke arah kami menghindar, seperti bisa membaca pikiran kami. Di sana dia telah menunggu sepersekian detik.

“BUMM!!”

Tanpa ampun, pukulan berdentum dari jarak dekat mengantam ILY. Kapsul perak kami terbanting ke arah Candi. Dua stupa raksasa hancur lebur seketika, menahan laju kapsul.
Kali ini, tameng transparanku tidak kuat, meletus di stupa ketiga. Tanpa tameng itu, kami bertiga rebah-jimpah di dalam kapsul. Ali terpelanting dari kursinya, kakinya menimpa wajahku. Seli menghantam dinding kapsul. Mengaduh karena kaget dan sakit.

Lima detik terseret, kapsul kami teronggok di puing-puing stupa candi.

“Aku tidak mau lagi berada di dalam kapsul, Ra.” Ali bangkit, bersungut-sungut.

Aku membantu Seli. Dia baik-baik saja, hanya wajahnya pias.

“Apa yang akan kamu lakukan?” Seli bertanya.

Ali sudah menekan tombol, pintu ILY terbuka.

“Aku memilih bertarung di luar, mau kalah mau menang. Dua gajah dumbo ini harus diajari sopan-santun.”

“TIDAK BOLEH ALI!”

Ali tidak peduli, “Dua gajah ini bukan Bona Gajah Kecil Berberlalai Panjang, Seli! Dua gajah ini jelas berniat menghabisi kita. Aku memilih bertarung langsung dengannya.”
Seli meremas jemarinya. Dia menatapku. Maksudnya, Ali baru bisa melakukan itu jika aku setuju.
Baiklah. Aku mengangguk. Ali benar, kami hanya jadi sasaran empuk di dalam kapsul perak. Aku tidak bisa terus-menerus membuat tameng transparan. Saatnya kami bertarung serius.

“Terima kasih, Ra. Mari kita bertarung.” Ali lompat ke bebatuan candi yang runtuh. Ali tidak mengeluarkan pentungan kasti yang selama ini dia bawa, dia mengenakan Sarung Tangan Bumi, itulah senjatanya.

Sementara dua monster itu berlarian mendekat ke candi. Meraung. Aku melihat bayangan mereka di atas danau.

Ali menggeram.
Sedetik!! Dia telah berubah, bertransformasi menjadi ‘beruang’. Tubuhnya memang tetap seperti manusia, tapi sarung tangannya, berubah menjadi tangan beruang, dengan bulu-bulu tebal. Faar telah mengajari Ali mengaktifkan kekuatan Sarung Tangan Bumi. Dia bisa mengendalikan sepenuhnya transformasi beruang buas itu. Dia bukan Ali yang lemah setiap pertarungan jarak dekat.

Aku juga lompat ke samping kanan Ali, memasang kuda-kuda. Konsentrasi penuh. Kesiur angin kencang terdengar. Salju turun di sekitar kami. Aku siap bertarung bersisian dengan Ali.

Seli juga ikut turun, berdiri di samping kiri Ali. Seli tidak akan pernah membiarkan kami bertarung sendirian. Meskipun dia berbeda pendapat, dia selalu ada. Tangan Seli terangkat ke atas. Seketika, sarung tangannya mengeluarkan cahaya terang benderang. Ruangan kubus dengan sisi 30 kilometer itu seperti disinari matahari jarak dekat. Menyilaukan. Kapanpun tangan itu bisa mengirim petir biru.

Sebagai balasannya, dua monster itu justeru mempercepat larinya. Berlarian di atas permukaan danau.
Meraung ganas. Kali ini, seolah melihat makanan lezat setelah sebulan kelaparan.

⭐ ⭐ ⭐

⭐ ⭐ To Be Continued⭐ ⭐

Spin off serial BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang