EPISODE 7

1.2K 63 2
                                    

⭐ ⭐ Si Kembar -- spin off Serial BINTANG⭐ ⭐

⭐ ⭐ ⭐

Pertarungan dimulai.

Tersisa jarak lima puluh meter dari kami, Seli melepas dua petir biru. Itu petir yang besar. Susul-menyusul.
Dua monster itu lincah menghindar, petir itu menghantam udara kosong, meletup. Jangankan kena, memperlambat gerakan pun tidak.
Aku mengatupkan rahang, sepuluh meter, menunggu hingga dekat, giliranku melepas pukulan berdentum.

Monster gajah itu kali ini tidak menghindar, salah-satunya mengarahkan tombak ke depan, balas mengirim pukulan berdentum. Dua pukulan serupa bertemu. Suara pekak membuat sakit telinga. Butiran salju menyelimuti sekitar candi. Tubuhku terpelanting lima meter. Monster itu bergeming, selangkah pun tidak berpengaruh, tetap bergerak maju.
Giliran Ali menyambutnya, dia loncat, mengirim tinju ke depan. Meski tubuhnya bukan lagi ‘beruang pemarah’, pukulan Ali sama kuatnya.
Pukulan berdentum dibalas pukulan berdentum. Tinju dibalas tinju. Jual beli. Monster yang lainnya loncat, tangan kosongnya menyambut tinju Ali.

BUUM!!

Ali terbanting ke belakang sama sepertiku.

Dua monster itu beringas mengejar Ali.

Splash! Tubuhku yang masih mengambang di udara menghilang, untuk kemudian splash! Teknik teleportasi. Muncul di depan dua monster itu, memotong gerakan mereka. Tanganku teracung ke depan. Bukan pukulan berdentum, aku mengirim teknik energi dingin ke arah mereka.

SROOM!

Dua larik cahaya keluar dari tanganku, telak mengenai dada dua gajah itu, suhu di sekitar kami langsung jatuh minus 100 derajat. Gerakan dua monster itu terhenti. Tubuh mereka membeku. Diselimuti es tebal, merayap cepat ke arah kaki, tangan, wajah. Sepertinya akan berhasil.

Monster itu meraung. Tombak perak mereka terlihat membara, panas. Sekejap, seluruh es itu luruh ke bebatuan candi. Tombak itu sekarang terangkat ke arahku, menyemburkan api—bukan pukulan berdentum.
Astaga! Aku belum pernah melihat teknik itu. Aku tidak tahu jika tombak itu bisa mengeluarkan api.
Splash! Tubuhku menghilang, sambil meraih tangan Seli yang mematung kaget menyaksikan api menyambar, splash! Aku dan Seli muncul di atas stupa besar, Ali juga loncat ke sana, menjauh.

Bola api menghanguskan apapun radius dua puluh meter.
“Ini tidak akan mudah.” Ali menggeram.

Aku mengangguk, dua monster ini tangguh.

“Apa yang akan kita lakukan, Ra?”
“Gunakan latihan kita.” Aku menjawab tegas.

Sepulang dari Klan Bintang, menyaksikan betapa kompaknya Pasukan Bayangan dan Pasukan Matahari bahu-membahu bertempur, aku, Seli dan Ali ikut melatih gerakan itu. Kami bisa saling mengisi gerakan, bekerjasama memaksimalkan teknik setiap klan. Jika ada yang menyerang, ada yang bersiap membuat pertahanan, dan sebaliknya.
Kami bertiga segera memasang kuda-kuda.

Waktu kami tidak banyak, dua monster itu sudah loncat ke atas stupa. Langsung mengirim pukulan berdentum dengan tombak perak.
Aku sudah siap, membuat tameng transparan yang kokoh. Tameng itu berhasil menahannya. Saat monster itu masih mengambang, membutuhkan sepersekian detik mengirim serangan berikutnya, atau memperbaiki posisi, aku berseru, “SELI!”

Seli mengangguk, dia keluar dari tameng, mengirim petir biru. Tidak sempat menghindar, telak mengenai dua monster itu. Menahan gerakan mereka.

“ALI!!” Aku menoleh ke kanan.
Ali tangkas loncat ke atas, tinjunya bergerak cepat. Tinju Ali silih berganti mengenai wajah gajah-gajah itu. Dua monster itu terbanting ke bawah sebelum menyadari apa yang mengenai mereka.

“Semua maju!” Aku berseru lagi.
Kami bertiga lompat turun dari stupa.
Kerjasama tim kami berhasil, meskipun serangan Seli dan Ali sepertinya tidak terlalu berarti bagi dua monster gajah itu, tapi dengan saling mengisi, kami bisa mengendalikan pertarungan. Timing penting sekali dalam pertempuran jarak dekat.

Spin off serial BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang