Chapter 5

110 13 0
                                    

Kepada tuan sang pembuat patah hati

Yang telah berhasil membuatku jatuh cinta lalu pergi

Yang membuat aku pernah mencintai hingga berlebih

Yang membuatku nyaris menjadi sosok bukan aku

Aku pernah meninggalkan kesenanganku hanya untuk menyenangkanmu

Aku pernah membuang jauh impianku karena kau tak suka

Aku pernah diam saja saat kau bandingkan dengan sosok wanita lain

Aku pernah berubah menjadi orang lain dan berharap kau cintai seutuhnya

Yang malah diam saja saat kau jalan dengan wanita lainnya

Yang tak pernah kau akui di depan dunia

Terimakasih

Cinta bisa membuat sosok yang kuat menjadi lemah, yang pintar menjadi bodoh, yang baik dan naif menjadi dimanfaatkan. Putih, korban dari cintanya yang naif. Seminggu ini dia hancur. Hari-harinya hanya diisi dengan pergi ke café sendiri, terisak dikamar atau pergi ke tempat-tempat kenangannya bersama Doni. Kemarin di kos-an sahabat-sahabatnya hanya bisa menghibur seadanya, belum berani untuk berkomentar banyak. Angel dan Rani tahu kalau Putih perlu waktu menyendiri terlebih dahulu sebelum siap menceritakan semuanya.

Tetapi hari ini berbeda.  Putih sudah sedikit tenang, dia siap bercerita kesahabat-sahabat terbaiknya itu. Mereka bertiga kini berada di suatu café berkonsep minimalis di pinggiran kota Jakarta. Sengaja mereka memilih tempat yang sepi dan tenang agar bebas bercerita.

"Jadi gimana kejadiannya Put? Kenapa doni bisa sampai kaya gitu?" kata Angel tenang

"Ga tau, gue diputusin gitu aja. Katanya gue ngebosenin, ngga pernah cemburu, dan kaku." Putih bercerita dengan nada tertahan. Menahan pahit yang dirasakannya.

"Astaga, alesan macam apa itu. Gue inget banget waktu Doni ijin jalan sama mantannya dan lu bolehin gara-gara lu malah takut Doni marah. Trus gemesnya lu diem aja, padahal gue tau dari muka lu, lu tertekan, ga nyaman, lu ahhh lu terlalu baik si Put." Ujar Rani emosi

"Gue juga bingung Ran, Dia sendiri yang bilang kalo hubungan kita harus dewasa, dia ngga mau ngumbar di sosmed karena privasi, dia bilang ngga mau punya cewe posesif, cemburuan dan manja. Makanya waktu dia bilang jalan sama mantannya karena alesan ada reunian SMA, gue ijinin, gue cemburu tapi gue takut, gue berusaha tenang padahal sakit. Sakit banget Ran, liat sosok yang lu cintai jalan sama wanita lain, wanita di masa lalunya. Tapi gue lebih takut dia tinggalin gue kalo gue protes. Dan sekarang dia tinggalin gue dengan alesan kebalikannya." Putih mulai terisak

"Belum lagi waktu gue harus ngejauhin kalian berdua karena Doni ngga suka sama kalian. Gue ngga boleh dandan kalo pergi-pergi, ngga boleh pake baju kesukaan gue karena dia ngga suka. Gue diem aja waktu ada chat dari cewe di HP nya, gue ikutin semua kemauan dia. Gue ngga ngambil promosi jadi manager juga karena dia, dia ngga suka kalo gue terlalu ngejar karir.  Dia selalu banding-bandingin gue sama cewe-cewe lain. Selama itu gue selalu denger dengan baik, ngga marah padahal nyesek. Gue justru mau berubah kaya cewe-cewe yang dia ceritain itu. Tapi sekarang dia ninggalin gue. Ninggalin gue. Dimana letak salah gue? 2 tahun gue ikutin mau dia." Tumpah sudah semua pertahanan Putih. Dia butuh penyaluran cerita.

Angel mendekati Putih dan merangkulnya. "Put lu ga salah Put, lu cuma naif, lu terlalu baik, gue tau pasti ada yang aneh antara hubungan lu dengan Doni. 2 tahun ini, lu jadi sosok lain Put. Gue kehilangan sosok lu. Mana Putih yang penuh semangat? Yang pintar? Yang impiannya luar bisa?" Angelpun tak kuasa menahan tangis

"2 tahun ini walaupun lu ngejauh dari gue dan Rani, gue tetep monitor lu put, gue pikir lu bahagia sama Doni walaupun jadi sosok yang beda, yang ngga gue kenal. Gue pikir lu bahagia makanya gue ngga protes waktu lu ngejauh dari kita. Tapi ternyata gue salah, maafin gue juga ga bisa ngelindungi lu. Put bangkit yuk, gue kanget sosok lu yang dulu, gue kangen sahabat gue put, Gue kangen Putih Atarangi." Angel bergetar mencurahkan perasaannya juga

"Put, gue cuma mau bilang, masih ada kita. Doni ngga pantes lu tangisin. Lu pasti dapet yang lebih dari Doni." Ranipun ikut memeluk kedua sahabatnya itu.

"Makasih banget, maaf maaf buat semuanya" ucap Putih dalam tangisannya.

"Udah ahhh jangan minta maaf, ngga ada yang perlu dimaafin, udah sekarang hapus airmatanya, jelek tau kalau lu nangis, kek zombie, bedakkan sanah, luntur tuh maskara lu." ucap Rani asal sambil mengelap air matanya juga

"Yeee ngaca!" Angel sewot

"Hahahaaa... kalian, gue kangen banget sama suasana kaya gini masa." Ucap Putih yang sudah bisa tertawa

"Ya lagian lu lebih milih si bodoh Doni daripada si cantik Rani." Yang mendapat toyoran dari kedia sahabatnya

Ketika semuanya sudah tenang, mereka bertiga kembali ketempat duduk masing-masing dan melanjutkan makan. Diiringi  cerita dari Angel yang sedang mengejar S2 nya dan tawa karena kelemotan Rani.

"Trus gimana kerjaan lu sekarang Put? Structural engineer wanita satu-satunya hah?" tanya Angel

"Pengangguran" jawab Putih enteng

"What??? Ko bisa? Bukannya lu cemerlang ya Put? Nyaris jadi manager, ko bisaaa?" Rani mulai heboh

"Gue bolos lebih dari 3 hari tanpa keterangan pas lagi deadline lagi, mana ada perusahaan yang mau pertahanin karyawan payah kaya gue?" Putih meringis

"Dan semua gara-gara patah hati." Angel tersenyum miris

"Gara-gara lelaki... apa kata dunia si cemerlang Putih kalo patah hati jadi kaya orang bego." Rani melongo keheranan.

"Ya mau gimana lagi, patah hati sakitnya tiada tara hahahaaa." Putih lebay, "Sementara gue lagi apply-apply lowongan kerja lagi si. Susah banget nunggu panggilan, ngga segampang yang gue bayangin hahahahhaaa." Putih berusaha santai.

"Bentar-bentar kita buka-buka jobstreet dulu, kali aja ada loker baru." Ujar Angel sambil membuka macbook-nya.

"Yeahhh dan semua mulai repot mencarikan kerjaan buat  si pengangguran." canda si Putih

"Ehh gue ga kere-kere amat kali, tabungan gue aman buat bertahan 1 tahun." Sambungnya

"Tapi ngga bisa buat haha hihi dan shopping." Angel santai tetap sibuk dengan Macbooknya.

"Bisa dong kan ada kalian, ya ga?" Putih ngga mau kalah

"Sorry gue ngga melayani hutangan untuk pengangguran." Rani nyengir

"Sial lu." Putih ngedumel dan menoyor Rani untuk kedua kalinya.

Percakapan tersebut hanya candaan semata. Ketiganya tidak akan saling meninggalkan. Tidak akan membiarkan salah satunya kesusahan. Tidak akan membiarkan Putih terjebak dalam hubungan yang salah LAGI.

"Ada nih, PT. Bangun Optima, butuh structural engineer. Gue apply-in ya. Perusahaan baru dirintis mayanlah buat menampung pengangguran. Susah banget daritadi nyari loker, ini aja dicoba dulu deh ya." Angel adalah jargon 'Pegadaian' sesungguhnya. 'Mengatasi masalah tanpa masalah'. Urusan begini dia ahlinya.

"PT. Bangun Optima," Putih menggumam, "Baiklah, gue nurut! CV ada di alamat email yang biasanya. Lu tau kan?" Putih memastikan pada Angel

"Ya emang pengangguran mah pasrah aja dah. Ngga email lu doang yang gue tau si, nomer rekening, pin atm sampe ukuran underwear gue tau. Yang ngga gue tau itu jalan pikiran lu 2 tahun ini, astaga lu kesurupan apa? jongkok banget ngelebihin Rani, mau-maunya dibodoh-bodohi Doni" Kata Angel mulai pedes

"Ko gue?" Rani lemot

"Lu kalem-kalem tapi mulut dicabein sekilo kali ya, pedesnya awet." Putih mulai sebal

Yah itulah indahnya persahabatan mereka. Kembali lengkap. Angel yang kalem bijak tapi pedes, Rani yang ceria tapi lemot, dan selamat datang Putih yang telah lama hilang!


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bikin part ini nyesek hahahaaaa... menguras tenaga :(

Yeay tapi bentar lagi Putih ketemu Reza... Tiba-tiba semangat :D

Langit Biru dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang