Reza dan Putih sedang berada di perjalanan pulang selepas mereka menghadiri meeting tender proyek barunya. Di dalam mobil berdua suasana menjadi canggung, tidak ada obrolan sama sekali. Reza fokus pada menyetir sesekali mencuri pandangan ke partner sebelahnya sedangkan yang dipandang benar-benar fokus pada gadgetnya.
"Ehmmm... kita makan dulu ya, saya lapar, kamu pasti juga kan? Ini sudah jam 12." Ucap Reza memecah keheningan.
Putih melihat jam tangannya, "Wah iya udah jam 12, boleh boleh pantes aku laper, belum sempet sarapan juga tadi." Sahut Putih sambil mengangguk-angguk bersemangat.
Reza tersenyum gemas melihat reaksi Putih, "Wah badan kecil gitu laperan juga yaaa."
"Dihhh... Bapak ngga ngaca? Bapak juga tinggi kurus gitu laperan, makan mulu banyak lagi porsinya ckckckkk." Putih manyun tidak terima
"Hahahaaaa... dasar emosian, udah kecil ngotot ngga mau kalah pula," Reza tak kuasa menahan tawa.
Putih bengong sesaat melihat tawa Reza, lalu mengalihkan pembicaraan,"Ahh ngeledek mulu, iya deh yang lagi bahagia karena menang tender, selamat ya Bapak Reza yang terhormat."
"Reza."jawab Reza singkat
"Apa?" Putih bingung
"Panggil Reza aja kalo diluar kantor." Kata Reza mengalihkan pandangan ke Putih. "Oh iya gadis horor, terimakasih juga buat dukungan dan kinerjanya sampai kita menang tender."
"Gadis horor? Siapa?" Putih bingung
"Kamu, si gadis horor." Sahut Reza enteng
"Whattt??? Dih ngeselin, ngasih panggilan seenaknya. Ko gadis horor? Gadis cantik ato apa kek ini horor, kenapa coba?" Putih ngomel
"Nanti juga kamu tau," gumam Reza pelan
"Hah? Apa?" Putih tidak mendenga
"iya kecil-kecil doyan ngambekan, kalo ngambek mukanya horor gitu." Reza malah menggoda
"Huft dasar om-om galak. Jadinya kita makan apanihhh..." Putih sewot
"Hahahaaa... kita makan di daerah Kelapa Gading aja ya, disana ada iga bakar yang enak."kata Reza
"Mauuuuuu...."semangat 45 Putih menggebu-gebu
"Dasar bocah..."
"Gapapa bocah daripada om-om galak keriputan cepet tua." Putih memeletkan lidahnya tanda mengejek Reza
***
Mereka sampai di restaurant
"Om, aku mau pesen ini-ini-ini ya?" Putih menunjuk banyak item yang ada di daftar menu.
"Am-Om Am-Om mulu daritadi?" giliran Reza sewot
"emang udah om-om, om Reza yang kaku dan galak." Ucap Putih tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya, tanda meledek
"Ohhh gitu, kalo gitu ga boleh pesen banyak-banyak." Reza memajukan bibir bawahnya, tanda manyun.
"Jiahhh ketularan ngambekan, pokoknya bayarin ini-ini sama ini titik! Anggep aja bales budi karena baru awal masuk udah disuruh kerja rodi." Putih merengek
Rasanya Reza ingin mencubit pipi Putih gemas,"Baiklah." Reza mengalah
Karena durasi bertemu dan bersama, mereka mulai akrab satu sama lain. Tapi ada yang Reza simpan dari Putih. Rasa Penasaran.
***
Setelah makan merekapun pulang dan sesekali beberapa topik obrolan dari ringan hingga berat terlontar. Tawa ringan menghiasi perjalanan mereka. Sampai Putih melihat notifikasi instagramnya. Doni memposting sebuah foto. Putih lemas mendadak. Reza yng menyadari perubahan ekspresi Putih menjadi heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru dan Bintang
RomanceUntuk seseorang yang membuatku patah sepatah-patahnya Yang meninggalkan saat aku sudah bersandar sepenuhnya Yang menghancurkan perasaan saat aku percaya seluruhnya Yang menjadi penyiksa paling kejam saat kumemilih menjadikannya sumber bahagia Yang m...