Chapter 6

90 13 0
                                    

Aku pernah terluka

Goresan tajam semua perkataanmu selalu kuingat

Putaran rekaman semua perbuatanmu masih membekas

Kebodohanku adalah satu, pernah mencintaimu

Sekarang

Kubiarkan kau tersenyum atas kebodohanku

Kubiarkan kau tertawa atas kehancuranku

Kubiarkan kau terlena dan menganggapku lemah

Sebentar, ini hanya sebentar

Wanita yang terluka ini sedang mengumpulkan tenaga

Untuk menjadi tak sudi  dengan lemahnya

Untuk menyusun anak tangga dari puing kehancurannya

Untuk bangkit lagi seperti sediakala sebelum mengenal kamu,

Sumber patah hatiku

Hari ini Putih memutuskan untuk bangkit. Sudah cukup dia terpuruk, sudah begitu bodoh dia menghancurkan karirnya sendiri. Hari ini hari baru baginya, dia sudah ada di depan kantor yang mengundangnya untuk interview. Melihat situasi kantor tersebut sangat jauh dari perusahaan dimana di bekerja sebelumnya. Perusahaannya yang dulu berada di pusat kota  dan memiliki tower sendiri. Ya perusahaan tempat Putih sebelumnya memang salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia. Tapi kini dia akan melamar kerja di sebuah ruko yang dibuat menjadi kantor. PT.Bangun Optima.

Putih menarik nafas panjang, mengumpulkan semangat. Mengepalkan tangan ke udara. Dia harus semangat. Dia tidak boleh membandingkan. Dia sadar harus mulai dari 'Nol'. Mengumpulkan kepercayaan orang kembali atas profesinya bukan perkara mudah. Dia harus bersyukur masih ada perusahaan yang mau memanggilnya. Paling tidak dia tidak di blacklist.

Putih segera memasuki kantor tersebut dan disambut ramah oleh recepsionist ramah.

"Selamat pagi mba, saya ada janji dengan Bapak Reza untuk interview hari ini." Kata Putih sopan

"Selamat pagi, silahkan menulis dibuku tamu dahulu. Saya hubungi bapak Reza terlebih dahulu." Sambut recepsionist tersebut ramah.

Segera recepsionist itu menelefon seseorang.

"Mba, silahkan ke lantai 2, nanti dari tangga belok kanan, ada ruangan yang disekat. Bapak Reza sudah menunggu."

"Terimakasih"

Putihpun berlalu dan segera menemui bos perusahaan ini seperti petunjuk dari recepsionist itu.

***

Reza sudah menunggu calon structural engineer yang direkomendasikan oleh HRD. Terlalu cuek, dia tidak melihat CV calon karyawannya tersebut. Baginya tidak penting selembar kertas lamaran pekerjaan kalau tidak bertatap muka dan mengetes kemampuan keteknikannya langsung. Jadi ya tinggal tunggu saja orangnya datang.

Tok...tok...tok...

"Permisi." Suara lembut mengalihkan perhatian Reza.

"Masuk" Reza mengalihkan pandangan ke sumber suara.

"Si cantik horor" gumam Reza bengong

"Maaf pak, apa? Horor? Siapa yang horor?" Putih tidak mendengar jelas

"Ohhh bukan-bukan, ehmmm..." Reza berusaha menenangkan diri dari kekagetannya

"Saya Reza, silahkan duduk." Reza mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Putih

Langit Biru dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang