Hampir semua murid sekolah pasti berpikir kalau semua pelajaran itu sangat membosankan. Dan rupanya kalimat itu juga berlaku untuk Aksel. Bayangkan padahal bel makan siang akan berbunyi satu jam lagi, tapi menunggu satu jam terasa seperti menunggu satu tahun bagi Aksel. Laoshi yang sedang mengajar saat ini adalah Mingwei laoshi, guru hukum. Bagi Aksel belajar hukum itu hanya akan membuang waktunya dengan percuma, kenapa? Jawabannya simple karena Aksel sama sekali tidak mengerti tentang hukum, sama sekali tidak tertarik. Beda Aksel beda pula cewek yang duduk di depannya, Alona. Yang Aksel perhatikan daritadi Alona begitu serius dan sibuk berkutat dengan buku catatannya. "Serius amat sih nih cewek. Hampir semua pelajaran selalu serius, cinta banget kali ya sama yang namanya pacaran sama buku." Celetuk Aksel dalam hati.
Aksel memalingkan wajahnya ke arah jam dinding, masih empat puluh lima menit sampai bel kemenangan perut berbunyi. "Aduhh masih lama banget gila, gue bosen banget." Ucap Aksel kecil sambil mengacak-nngacak rambutnya yang berwarna coklat. Tapi bukan Aksel namanya, kalau tidak punya seribu satu ide di dalam otaknya. Mungkin terdengar iseng dan sangat terlihat kalau Aksel tidak punya kerjaaan. Tapi setidaknya ini akan sedikit mengusir rasa bosan yang menggerogoti dirinya. Aksel membuka buku tulisnya ke bagian tengah, dan lansung merobek kertas dari bagian tengah itu. Kemudian Aksel untel-untel kertas itu hingga membentuk sebuah bola, dan"Tookk" tepat sasaran. Bola kertas itu Aksel lempar dan mengenai kepala Alona, sontak Alona yang sedang sibuk mencatat langsung kaget. Alona menengok ke arah belakang dan mendapati Aksel ada disana.
"Hai Al... lagi ngapain?" Tanya Aksel sambil nyengir. Begitu Alona mengetahui biang kerok dari bola kertas itu adalah cowok brengsek di belakangnya, Alona tidak berkata dan langsung kembali menghadap depan. Alona tampaknya tidak mau meladeni kelakuan Aksel kali ini, karena Alona tahu itu hanya akan membuatnya naik darah. Sedikit keki karena ulahnya tidak direspon, Aksel mencoba untuk yang kedua kalinya. Aksel kembali merobek kertas dari buku catatannya, dan membentuknya menjadi bola. Untuk yang kedua kali ini Aksel sengaja mau melemparya lebih keras, supaya yang jadi sasaran juga cepat nengok ke belakang lagi sambil melototinya atau mungkin akan marah.
"Tookk..." Tepat sasaran lagi.
Alona benar-benar sudah naik darah, dirinya langsung bangun dan mendeprak meja cukup keras kemudian berbalik menghadap Aksel. Sontak seisi kelas langsung memperhatikan Alona yang seperti sedang kesetanan. "KALAU LOE GAK PUNYA KERJAAN, MENDINGAN LOE KELUAR KELAS SANA! JANGAN GANGGU GUE!" kenalah Aksel didamprat Alona.
"Woyyy santai dong! Itu meja bukan meja nenek moyang loe. Kalau abis loe pukul kebelah dua gimana?" Daren melancarkan pertanyaan yang cukup tak masuk akal.
"Loe tahu kan ini lagi jam pelajaran? Jadi jangan berisik!" Amora melanjutkan.
"Tahu loe, bikin gue kaget aja. Hampir jantung gue melorot sampai kaki." Celoteh Aksel dengan polosnya. Sebenarnya Aksel memang benar-benar kaget dengan sikap Alona barusan. Aksel memang berpikir Alona pasti akan marah kepadanya, tapi bukan mengamuk sampai mendeprak meja seperti tadi.
"Alona ada apa? Kamu tahu kan saya tidak suka kalau ada yang ribut saat jam pelajaran." Tanya Mingwei laoshi.
Tanpa merespon semua ocehan yang ditujukan kepadanya, Alona mengambil posisi jongkok dan memungut dua bola kertas yang tadi Aksel sengaja lempar ke arahnya. Setelah kedua bola kertas itu dia dapatkan, Alona langsung menyambangi Mingwei laoshi dan menyodorkan kedua bola kertas itu. Mingwei laoshi mengambil kedua bola kertas itu dari tangan Alona.
"Aksel! Bisakah kamu tidak berulah kekanak-kanakkan seperti ini?" bentak Mingwei laoshi dengan nada yang cukup tinggi.
"Saya gak ngelakuin apa-apa kok laoshi." Jawab Aksel seperti tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
YIN & YANG
RomanceBasket, olahraga yang paling Aksel tidak suka. tapi karena ini menyangkut masalah nilai, mau tidak mau Aksel harus ikut. "Gue jadian sama Amora." ucap Aksel saat berhadapan dengan Daren di latihan basket siang itu. "Gue tahu itu." jawab Daren ketus...