Mama begitu kaget setelah mendengar penjelasan mengenai kejadian yang menimpa putrinya kemarin di sekolah. Guru BP menjelaskan segalanya secara detail, bahkan pertemuan itu pun dihadiri oleh kepala sekolah dan beberapa orang tua murid yang anaknya bertanggung jawab atas kejadian kemarin.
"Maafkan kami pihak sekolah, karena telah lalai bu Clara. Maafkan kami pihak sekolah karena tidak bisa mengatasi masalah pembully-an yang menimpa Alona kemarin." Kepala sekolah meminta maaf kepada clara, karena kejadian yang menimpa Alona.
"Minta maaf sudah tidak ada gunanya bu! Anak saya mentalnya sudah down karena kejadian gila kemarin" ucap clara dengan nada penuh kekecewaan.
"Apa yang akan terjadi pada anak-anak bangsa ini kalau sikapnya terus seperti itu? bisa rusak bangsa ini di mata dunia karena dianggap tidak bisa memberikan pendidikkan yang baik kepada putra-putrinya." Lanjut Clara.
"sekali lagi maafkan kami bu Clara, kami akan berusaha lebih baik lagi untuk mendidik anak-anak di sekolah." Guru BP ikut meminta maaf.
"Sekali lagi saya bilang sudah terlambat bu! Anak saya sekarang sudah tidak mau datang ke sekolah karena kelakuan murid-murid ibu yang lain."kekecewaan yang benar-benar jelas ditunjukkan oleh Clara.
Sementara orang tua yang anaknya ikut bertanggung jawab atas kejadian bully kemarin hanya bisa terdiam menelan malu. Mungkin mereka tidak menyangka kalau anak-anak mereka bisa bertindak seperti itu. memperlakukan temannya sendiri seperti binatang.
"Saya sebagai orang tua benar-benar minta maaf bu, maafkan kelakuan anak saya yang sudah berlaku tidak baik pada anak ibu." Salah seorang ibu ikut meminta maaf.
"Begini bu Clara, kemarin begitu saya mendapat kabar soal pembully-an yang menimpa anak ibu, saya langsung bertanya kepada anak saya, yang ikut melihat kejadian pembully-an itu." seorang ibu memberikan penjelasan pada Clara. Sementara Clara hanya mendengarkan tanpa berucap sedikit pun.
"Anak saya bilang, mereka semua melakukan pembully-an itu karena salah satu dari teman kelas mereka mengatakan hal yang bukan-bukan tentang anak ibu." Lanjut ibu itu.
"Lalu anak anda semua langsung percaya begitu saja." Ucap Clara sambil tersenyum sinis.
"Mereka langsung percaya karena yang mengatakan itu adalah teman baik anak ibu sendiri." Lanjut ibu itu.
"Iya, iya anak saya juga berkata seperti itu." orang tua lain ikut menimpali.
"Teman baik anak saya?" tanya Clara.
"Saya bisa panggilkan dalang dari pembully-an kemarin bu." Ucap guru BP. Tiba-tiba pintu ruang pertemuan itu terbuka, dan yang Clara lihat ada Leanor disana.
"Leanor?" ucap Clara bingung.
"Dia adalah siswi yang bertanggung jawab atas semua kejadian yang menimpa anak ibu." Cetus kepala sekolah. Sementara Leanor yang kini menjadi pusat perhatian semua mata,hanya bisa tertunduk malu. Sadar kalau dirinya bena-benar telah ditetapkan sebagai tersangka atas kejadian kemarin. Clara tiba-tiba bangun dari duduknya, kemudian mendekati Leanor.
"Tega-teganya kamu melakukan itu terhadap anak saya!" ucap Clara dengan emosi yang memuncak. Sementara yang diajak bicara hanya bisa diam tak menjawab.
"Apa salah anak saya sama kamu? Sampai-sampai kamu ngelakuin itu sama dia?" lanjut Clara.
"Seharusnya kamu sadar diri! Sadar kalau anak saya selama ini sudah berbuat banyak untuk kamu!" emosi yang sudah tidak bisa ditahan lagi ditunjukkan oleh Clara.
Ya, Alona memang selalu memberikan dan melakukan apapun yang Leanor butuhkan. Leanor adalah anak yang tumbuh tanpa orang tua, Leanor adalah seorang anak panti asuhan. Semenjak pertemuan pertama mereka di panti asuhan saat ulang tahun Alona yang ke dua belas, Alona dan Leanor menjadi tak terpisahkan. Dan semenjak saat itu juga Alona sudah menganggap Leanor seperti saudara kandungnya sendiri. Biaya sekolah juga tempat tinggal yang Leanor tempati sekarang semua ada juga karena Alona. Alona memohon-mohon kepada kedua orang tuanya untuk membantu Leanor. Karena melihat sikap baik putrinya yang begitu tulus, clara dan suaminya akhirnya bersedia untuk membantu kebutuhan Leanor. Dan sekarang kekecewaan benar-benar ditelan oleh Clara karena kejadian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
YIN & YANG
RomanceBasket, olahraga yang paling Aksel tidak suka. tapi karena ini menyangkut masalah nilai, mau tidak mau Aksel harus ikut. "Gue jadian sama Amora." ucap Aksel saat berhadapan dengan Daren di latihan basket siang itu. "Gue tahu itu." jawab Daren ketus...