Dari warna langit yang sudah gelap, Aksel tahu waktu makan malam akan segera dimulai. Setelah tadi hanya terus membuang waktu berdiri di depan rumah Alona, Aksel akhirnya memutuskan untung pulang. Sadar kalau hanya berlama-lama disana, bisa-bisa dirinya berubah jadi kambing conge.
"Otak gue mampet kali ya? Kesumbat apa gitu? Udah tahu itu cewek aneh gak mau ngobrol sama gue, masih aja gue tungguin kayak orang geblek tadi." Aksel memaki dirinya sendiri. Sebenarnya Aksel sadar dirinya sedang kepo dengan cewek bernama Alona. Hampir dua bulan mereka satu kelas, dan Alona selalu seperti itu. Diam dan tidak pernah mau tahu tentang orang lain, seakan semua orang dianggap tak ada oleh Alona. "Semua orang dianggap mati kali ya sama itu cewek? Kasian gue, jangan-jangan orang tuanya juga dianggap gak ada lagi sebenarnya sama dia."
"Ahh.. pusing. Daripada mati penasaran, sama mati pengap dalam mobil. Mendingan gue turun dulu sekarang." Aksel pun turun dari mobil jazz hitamnya. Baru saja kakinya menginjak tanah, Aksel mendapati Amora sudah berdiri di depan gerbang rumahnya.
"Lohh.. kok kamu bisa ada disini? Kenapa gak bilang kalau mau dateng?" Tanya Aksel.
"Aku ada chat line kamu, telepon juga ada. Tapi kamunya gak angkat." Jelas Amora sambil tersenyum teduh. Aksel buru-buru mengecek HP-nya yang sedaritadi berada di dalam kantong celana. Benar saja, ada kurang lebih tiga puluh chat line, sepuluh line call, dan lima miss call, dan semuanya itu berasal dari Amora.
"Yahh kan... gara-gara kepo sama tuh cewek, Amoranya kelelep di otak gue." Kata Aksel dalam hati.
"Sorry, HP-nya aku silent, jadi gak denger kalau ada chat dan telepon masuk." Ucap Aksel sambil pasang wajah memelas. Ini yang Amora sebal dari dirinya sendiri. Padahal sebenarnya Amora ingin marah karena Aksel tidak membalas chat ataupun teleponnya, tapi karena wajah memelas itu, karena wajah yang bisa membuat Amora lupa akan kekesalannya, Amora pun mengurungkan niatnya untuk marah kepada Aksel.
"Gak apa-apa, yang penting sekarang aku tahu kalau kamu sudah ada di rumah. Tadi aku cuma khawatir aja karena kamu gak bales chat dan telepon aku, sudah gitu pas aku tanya sama bi Muroh, dia bilang juga gak tahu kamu kemana. Makanya aku tungguin kamu."
"Kenapa kamu gak tunggu di dalam aja?" tanya Aksel lagi.
"Aku gak mau, tadi bi Muroh juga udah tawarin aku masuk, tapi aku bilang aku tunggu di luar aja."
"Terus sekarang kamu mau ngapain?" tanya Aksel
"Sebenernya aku kesini juga ada maksud lain." Jelas Amora sambil memasang wajah serius.
"Maksud lain? Apaan?" tanya Aksel dengan raut wajah yang ikut-ikutan serius. Amora yang melihat perubahan pada raut wajah Aksel, hanya bisa tertawa. Siapa yang tidak akan tertawa, kalau melihat orang di depanmu tiba-tiba menganggap omonganmu begitu serius. "Santai aja dong muka kamu, kok jadi tegang gitu?" Amora hanya bisa terus tertawa melihat wajah cowok di depannya yang terkesan tulalit.
"Besok kan libur, aku mau ajak kamu pergi. Sudah lama kan kita gak jalan berdua. Terakhir kalau gak salah pas awal libur kenaikkan kelas deh."
"Ohh mau jalan, aku kira apaan." Ucap Aksel sambil menggaruk kepalanya.
"Jadi besok bisa kan Sel?" tanya Amora penuh harap. Sebenarnya Aksel sedang tidak ingin pergi kemanapun akhir minggu ini, yang Aksel inginkan hanya menghabiskan sepanjang hari di rumah. Tapi melihat wajah Amora yang begitu berharap, Aksel terpaksa mengangguk sebagai jawaban.
"Serius Sel? Wah akhirnya bisa jalan bareng kamu lagi." Amora tersenyum penuh kegembiraan. Sementara Aksel hanya bisa menampilkan senyum seiklasnya. Setelah maksud dan tujuannya telah tercapai, Amora pun pamit pulang. Sepanjang perjalanan pulang yang Amora rasakan hanya rasa senang dan bahagia yang luar biasa. Ini yang sudah Amora inginkan sejak lama, jalan bareng Aksel dan menghabiskan akhir minggu ini bersama. Amora benar-benar tak sabar menunggu hari esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
YIN & YANG
RomanceBasket, olahraga yang paling Aksel tidak suka. tapi karena ini menyangkut masalah nilai, mau tidak mau Aksel harus ikut. "Gue jadian sama Amora." ucap Aksel saat berhadapan dengan Daren di latihan basket siang itu. "Gue tahu itu." jawab Daren ketus...