NADIPTA (End)

70K 2K 76
                                    

ATTENTION!!
MOHON BACA AUTHOR’S NOTE DI UJUNG CERITA YA. TERIMAKASIH :*


Aku tersenyum hangat tatkala melihat Pradipta sedang bersujud pada-Nya. Sekarang jam dua pagi, dan Pradipta bangun untuk melaksanakan shalat Tahajud. Betapa senangnya aku melihat Pradipta yang sekarang. Tak ada lagi keraguan, tak ada lagi sangkalan. Hatiku telah memilih Pradipta untuk menjadi pengisi hati ini.

Aku memilih diam dan sesekali melirik Pradipta dari balik selimut putih. Lama ia bersujud, kini ia sedang bersimpuh untuk tahiyat akhir. Selapasnya, tangannya ditadahkan. Aku melihat bibirnya yang terus bergerak berdzikir. Memuji asma Allah dan kekasih-Nya.

Air mataku menetes saat mendengar Pradipta yang berdo’a agar keluarga kami menjadi keluarga yang bahaggia dunia dan akhirat. Hampir tiga bulan aku dan Pradipta menggenggam tangan bersama untuk memulai pernikahan yang baru. Takjub. Hanya itu yang dapat aku lukiskan. Mati-matian Pradipta untuk bisa berubah dan mencontohkan kepadaku bahwa ia bisa, ia sanggup, dan ia mampu untuk menjadikannya imam keluarga.

“Sayang... kita jama’ah yuk.” Ajakan itu dimulai setelah seminggu lebih tiga hari setelah kami sepakat untuk percaya satu sama lain. Aku mengiyakan ajakan tersebut.

“Kamu duluan wudhu, aku siapin peralatan shalat kita.” Ia tersenyum lantas beranjak ke tempat wudhu yang berada satu ruangan dengan musholla rumah. Aku menyusulnya setelah ia keluar. Kembali tersentak kagum saat melihat wajah bersinar Pradipta yang tambah bersinar saat kepalanya tertutupi songkok hitam dengan sarung biru muda yang menutupi sampai batas mata kakinya. Dia menyambutku dengan senyuman.

Kami shalat jama’ah dengan sangat khusyuk. Benar-benar bermunajab pada Tuhan kami. Meminta yang terbaik untuk kehidupan keluarga kami kelak. Menjadikan ujian-ujian sebelumnya sebagai tanda bahwa kami dicintai-Nya. Berpikir positif terhadap yang telah terjadi.

Pradipta berbalik dan menyodorkan tangannya untuk kucium. Ia mengelus puncak kepalaku yang terbungkus mukena putih.

Detik itu, aku merasakan baktiku sebagai istriku untuk pertama kali yang dibalas kehangatan pula oleh suamiku. Pradipta Hamzan.

***
Semua rencana-Nya, tak pernah diketahui umat-Nya. Begitu misterius dan mengundang berbagai tanda tanya besar. Itulah sebabnya manusia harus selalu mengingat-Nya. Bukan hanya disaat sedih, senang pun harus selalu ingat. Aku bukanlah manusia yang sempurnya. Karena dulu akupun sama bejatnya dengan laki-laki laknat di luar sana. Akupun pernah berkubang di lumpuran dosa. Saat-saat kelam yang membuatku merasa tidak seharusnya aku dilahirkan kalau pada ujungnya, hanya membuat penderitaan untuk orang lain.

Naida Anhar. Seorang bidadari dunia yang merubahku. Seorang perempuan tangguh, tegar, begitu sabarnya ia menuntunku, sudi untuk menggenggam tanganku, dan berjalan bersamaku. Melupakan semua kesedihan yang aku buat padanya. Hatinya yang seputih kapas itu, rela ia berikan separuhnya untuk memberikanku kesempatan kedua.

Dialah istriku.

“Mas Pradipta...”

Aku menunduk untuk melihat Naida yang sedang dalam rengkuhanku. Matanya begitu berbinar, senyumnya tak kalah indah dengan matanya itu. Ia tidak melanjutkan, namun langsung menyurukkan kepalanya ke dadaku. Aku ikut menghirup dalam-dalam wangi rambutnya. Wangi memabukkan yang membuatku terus-terusan ingin berada dalam pelukannya.

“Aku cinta kamu, selamanya.”

Aku melepaskan pelukanku, lalu merunduk turun kebawah. Aku menyentuh perut istriku yang tonjolannya masih tidak terlalu besar itu.

“Aku akan mencintai kamu, dan anak kita. Selamanya.”

***

Alhamdulillah... Sudah selesai ya. How was your opinion about this? Memuaskan, kah? I hope so.
Seperti biasa, aku selalu menyelipkan author's note setelah satu cerita selesai. Jadi... Semoga kalian dapat pesan dari cerita ini ya, kalaupun kalian nemu sih wkwkwk

Sedikit cerita, aku buat cerita ini terinspirasi dari jaksa penuntut umum yang di sidang Jessica kopi sianida hahaha gak tau kenapa, si doi itu kan viral ya nah... Aku pun kok ya jafi ikut terpesona. Alhasil, inilah dia. Nadipta pun tercipta.

Sekali lagi, yang pasti semuanya hanya fiktif belaka. Dulu, saat pertama kali aku share cerita ini di platform lain, ada yang comment apa semua lawyer mabuk-mabukkan gitu? *kalo kalian inget, itu dilakuin Pradipta di part awal-awal.* dan aku jawab karena Pradipta disini masih jadi cowok brengsek yang nggak peduli sama Naida. Jadi dia pun nggak segan untuk lari ke minuman memabukkan.

And the last... Terimakasih untuk kalian semua yang sudah segan baca cerita aku ini, kasih vote, dan memasukkannya ke reading list. Im nothing without your support :')

I HAVE A NEW STORY. LETS CHECK ON MY WORK STORIES. judulnya “Troubles On the Outside”

Kuy kita ramaikan juga lapak sebelah karena nggak kalah asik dan seru!!

BYE! :*

Sincerely,
Anaknya Nadipta

Nadipta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang