Tsundere - 01

5.5K 461 154
                                    

🧩 PERHATIAN! Di mohon tinggalkan vote sebagai bentuk support kamu terhadap cerita ini, dan meninggalkan komentar jika berkenan.

SELAMAT MEMBACA!

─────────────────────── 𝔗𝔰𝔲𝔫𝔡𝔢𝔯𝔢

BRAK!

Ni-ki menutup pintu mobil dengan kasar, tidak perduli jika benda tua itu kemungkinan rusak.

Langkahnya cepat saat memasuki sebuah apartement mewah bertingkat entah berapa, dirinya malas menghitung.

Mengeratkan jaket usang yang melapisi kemejanya yang lusuh, tidak memedulikan security yang menatapnya tidak yakin.

Mungkin mengira ia gelandangan atau preman dan hampir saja menghalanginya masuk kalau saja Ni-ki tidak bergerak lebih cepat dengan menyodorkan lencana polisi yang dimilikinya tepat di depan wajah petugas keamanan yang kini meneguk ludah, mempersilahkan masuk.

Wajah security itu tampak pias saat Ni-ki memberikan tatapan paling tajamnya.

Kepala lelaki mungil mengedik pelan pada anak buahnya yang berjalan di belakang, memberi isyarat untuk mengikutinya masuk.

"Jangan macam-macam dengannya. Dia sedang dalam mood yang buruk ..." Seorang lelaki dengan rambut hitam mendekatkan wajah pada security yang reflek menjauhkan kepala.

Mengangguk cepat, hanya agar lelaki itu segera menjauh dari hadapannya.

"Sunoo, berhenti bergosip!"

Kali ini, lelaki berambut hitam itu yang meneguk ludah saat suara Ni-ki memasuki pendengaran.

"Saya tidak bergosip, ketua."

Sunoo berlari kecil memasuki gedung apartement, mengejar sang ketua yang sudah lebih dulu masuk. Tidak ingin kena damprat atasannya.

Dia melihat orang-orang dari bagian forensik membawa sebuah kantong mayat, dan sekarang sedang bicara dengan Ni-ki.

Salah satu memberikan laporan sementara, penyelidikan awal tentang kondisi mayat dan kemungkinan penyebab kematiannya.

Ni-ki mengintrupsikan agar petugas itu menurunkan mayat Hanbin sebentar dan membukanya.

Dahi lelaki mungil ini mengernyit begitu melihat luka di kepala korban.

Mengamatinya sejenak setelah menyerap semua informasi yang didapatnya, ia memberi isyarat pada petugas untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Pastikan orang-orang forensik sudah memberikan laporannya padaku esok hari. Aku tidak ingin akhir pekanku diganggu dengan mayat atau hal-hal yang akan merusak selera makanku," Perintahnya pada Sunoo.

"─satu lagi, dapatkan rekaman kamera pengawas gedung ini." Lanjut Ni-ki sembari menekan nomor 22b saat memasuki lift, berdecak kesal saat menyadari di dunia yang modern seperti ini orang-orang masih saja percaya hal konyol semacam kutukan angka 23.

Memangnya apa yang menakutkan dari angka 23?

Bukankah hidup justru lebih menakutkan dibanding percaya pada hal diluar nalar.

"Anda bisa mengandalkanku, ketua." Cengiran lebar Sunoo tidak membuat Ni-ki merubah raut kesalnya.

Beruntung Ni-ki tidak berlama-lama melihat wajah Sunoo karena lift segera menutup.

Bagaimana tidak kesal, ini sudah tengah malam, tapi mendadak dia harus berurusan dengan kasus yang di duga bunuh diri, atau mungkin ini pembunuhan?

Tsundere [ SeungNi ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang