Tsundere - 09

1.5K 219 18
                                    

🧩 PERHATIAN! Di mohon tinggalkan vote sebagai bentuk support kamu terhadap cerita ini, dan meninggalkan komentar jika berkenan.

SELAMAT MEMBACA!

─────────────────────── 𝔗𝔰𝔲𝔫𝔡𝔢𝔯𝔢

Suara ketukan jari dengan permukaan meja terdengar pelan, mengisi kesunyian bersama dengan dengung halus mesin pendingin ruangan.

Heeseung duduk di kursinya, dengan satu tangan menumpu dagu dan satu tangan lainnya berada di atas meja.

Pikirannya melayang pada kejadian malam tadi.

Dia merasa tahu siapa orang itu, orang yang kemungkinan menjadi dalang semua kekacauan ini.

Hanya saja kenapa Ni-ki diserang?

Apa karena dia adalah penyidik kasus ini?

Tapi kalau dugaan Heeseung benar, seharusnya dia sudah tahu sejak lama jika Ni-ki mendapat tugas menyelidiki kasus ini, tapi kenapa baru sekarang?

Apa dia merasa khawatir karena dirinya semakin dekat?

"Aku tidak tahu sekarang kau berniat menjadi detektif."

Suara pintu terbuka mengalihkan pikiran Heeseung.

Seorang lelaki dengan rambut blonde memasuki ruangannya, melenggang dengan santai sambil membawa beberapa kertas di tangannya.

"Cepat juga. Apa yang kau dapat, Namjoon?" Heeseung menyuruh Namjoon duduk, tanpa menanggapi ucapannya tadi.

"Sebenarnya ada masalah apa sampai kau menyuruhku mencari informasi tentang orang ini?"

Heeseung tidak menjawab, dia justru merebut kertas yang ada di tangan Namjoon. Membuka pelan lembar demi lembar, juga membaca isinya.

"Kau sudah merepotkanku dan sekarang tidak mau memberitahuku. Teman macam apa kau?" Namjoon menyilangkan kaki. Matanya memicing curiga pada sahabatnya.

"Tidak ada. Aku hanya penasaran." Heeseung meletakkan kertas-kertas itu ke meja.

Namjoon menatapnya tak percaya. Jelas ada sesuatu yang disembunyikan Heeseung.

Lelaki ini bukan type orang yang akan melakukan sesuatu hanya karena penasaran. Apalagi mengurusi urusan orang lain yang tidak menguntungkan nya.

"Kau tidak punya niat buruk, kan?" Namjoon mencodongkan tubuhnya.

"Aku bukan penjahat, jangan melihatku seperti itu." Protes Heeseung.

"Kau memang bukan penjahat, tapi lelaki licik."

Heeseung mendengus, tidak merasa tersinggung dengan perkataan Namjoon yang mengatainya.

Dia sudah terlalu biasa mendengar itu.

"Aku dengar kematian pengacara Irene menguntungkanmu?"

Satu alis Heeseung naik, meminta penjelasan atas ucapan Namjoon.

"Kau bisa mendapatkan lahan yang kau inginkan untuk membangun gedung baru sekarang," Seringai di wajah Namjoon membuat wajah Heeseung mengerut.

"Aku sudah tidak minat." Heeseung mengibaskan tangannya.

"Yang benar? Kau tidak asal bicara, kan?" Giliran Namjoon yang dibuat kaget.

Jarang-jarang Heeseung melepaskan apa yang diinginkannya.

"Apa aku terlihat bercanda?"

"Itu tempat strategis, kau akan dapat banyak keuntungan jika bisa memilikinya." Namjoon masih kurang percaya Heeseung menyia-nyiakan kesempatan bagus ini.

Tsundere [ SeungNi ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang