Tsundere - 11

1.4K 222 39
                                    

🧩 PERHATIAN! Di mohon tinggalkan vote sebagai bentuk support kamu terhadap cerita ini, dan meninggalkan komentar jika berkenan.

SELAMAT MEMBACA!

─────────────────────── 𝔗𝔰𝔲𝔫𝔡𝔢𝔯𝔢

Heeseung keluar dari mobil milik Ni-ki dengan langkah sedikit pincang.

Lelaki mungil itu sempat menendang tulang keringnya begitu tahu dirinya beralasan tengah mencari cincin pertunangan mereka pada sekuriti di gedung agensi.

Pantas saja dua sekuriti itu sempat melirik mereka berdua dengan tatapan aneh.

Tapi seharusnya itu bukan hal besar, Ni-ki saja yang terlalu terbawa emosi hingga melakukan tindak kekerasan pada lelaki yang tengah tersenyum lebar meski sambil menahan sakit.

Ni-ki melihat mobil yang sejak tadi dicarinya terparkir di pinggir jalan.

Lelaki mungil itu tidak perduli dengan keberadaannya, hanya melirik sekilas. Dia lebih tertarik melihat sebuah bangunan tidak jauh dari situ.

Sebenarnya ada beberapa bangunan lain di sekitar situ, tapi kebanyakan sudah tidak layak huni jadi kemungkinan yang dicari tidak ada disana.

Daerah ini merupakan area kosong yang ditinggalkan penduduknya beberapa tahun yang lalu dan sepertinya sudah dibeli oleh seseorang untuk dijadikan pusat perbelanjaan.

Ni-ki melihat papan besar yang tertulis rencana pembangunan akan dimulai awal tahun depan, dan otomatis sekarang area ini kosong.

Mereka berhenti di depan bangunan tingkat dua yang tampak lebih baik dibanding bangunan lainnya.

Bangunan yang tidak terlalu besar, mungkin sebuah ruko dulunya. Sedikit terhalangi oleh bangunan lain.

Tiga orang lelaki itu bergerak cepat menghampiri bangunan, mencari pintu masuk.

Ni-ki meraba senjata yang ada di balik jaketnya, menggelengkan kepala pada Sunoo, memberi isyarat agar membuka pintu bangunan itu.

Tangan Sunoo sedikit berkeringat saat menyentuh gagang pintu. Saat ia mendorongnya pelan, suara derit engsel membuat mereka was-was.

Ni-ki langsung mengacungkan senjatanya saat pintu sudah terbuka, tapi hanya mendapati ruangan kosong dan berdebu.

Ni-ki memimpin jalan, menyuruh Sunoo mengikuti, tapi matanya mendelik saat melihat Heeseung juga ikut masuk.

Ni-ki memberi isyarat agar lelaki itu keluar, ia tidak mungkin melibatkan orang biasa saat akan menangkap penjahat, kan.

Heeseung sendiri hanya mengangkat bahu menanggapi perintahnya.

Dia tidak akan pergi dan membiarkannya melakukan sesuatu yang menurutnya berbahaya sendirian.

Mungkin Heeseung lupa kalau lelaki mungil itu polisi yang sudah pasti pekerjaannya berhubungan dengan sesuatu yang berbahaya.

Ni-ki mendelik tajam, kesal karena tidak bisa memaki lelaki itu sekarang. Ia tidak mau ambil resiko membuat keributan yang akan membuat buruannya kabur lagi.

Akhirnya meski terpaksa, Ni-ki membiarkan saja lelaki itu untuk mengikutinya.

Dengan senjata tergenggam di tangan, tiga lelaki itu berjalan menaiki tangga yang penuh debu. Meski begitu dirinya masih bisa melihat tanda-tanda jika tempat ini pernah didatangi orang.

Lantai dua keadaannya lebih bersih, debu tidak terlalu tebal, meski udara masih terasa pengap.

Ni-ki waspada saat mendekati satu-satunya kamar yang pintunya sedikit terbuka.

Tsundere [ SeungNi ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang