Tsundere - 05

1.7K 267 29
                                    

🧩 PERHATIAN! Di mohon tinggalkan vote sebagai bentuk support kamu terhadap cerita ini, dan meninggalkan komentar jika berkenan.

SELAMAT MEMBACA!

─────────────────────── 𝔗𝔰𝔲𝔫𝔡𝔢𝔯𝔢

Ni-ki ingat sekarang sudah seminggu sejak ibunya pergi dari rumah diam-diam.

Selama seminggu itu Ni-ki lebih suka duduk di depan pintu rumah, menunggu dan berharap wanita itu pulang.

Ibunya bukan sosok ideal seorang ibu seperti dalam dongeng, tapi setidaknya wanita itu selalu memasak untuk Ni-ki dan sang ayah, membersihkan rumah meski sambil mengomel dan bertengkar dengan suaminya.

Kadang, saat ayahnya pulang dalam keadaan mabuk, ibunya akan menyiramkan segayung air ke kepala ayahnya dan akhirnya mereka bertengkar.

Saat orang tuanya bertengkar, Ni-ki akan masuk ke kamar, berbaring dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya berharap suara teriakan kedua orang tua itu tidak masuk ke pendengarannya, meski nyatanya tidak mungkin.

Ni-ki masih mendengar suara mereka dan yang dilakukannya hanyalah membuka mata di balik selimut.

Mengamati fabrik kain usang dengan cahaya lampu yang berusaha menembusnya.

Ni-ki mencoret-coret tanah di depan rumah dengan sebatang ranting kecil, membuat pola-pola tulisan namanya dengan huruf hangeul(tulisan korea).

Ayahnya belum pulang dan matahari sudah turun ke barat.

Dia lapar, tapi tak ada makanan yang bisa dimakan. Persediaan ramyeon instan di lemari sudah habis dua hari yang lalu.

Ni-ki hanya meminum air putih untuk sekedar mengisi perutnya. Sepertinya sang ayah akan pulang malam lagi.

Ni-ki menghembuskan napas kasar, menghasilkan uap putih dari mulutnya.

Memilih tidak lagi duduk di depan pintu karena udara semakin dingin. Lebih baik menunggu sang ayah pulang di dalam saja.

Dengan langkah sedikit di seret, ia menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.

Bunyi derit tangga cukup mengerikan terdengar saat harus menahan beban, meski hanya bocah kecil berusia delapan tahun seperti dirinya yang menaiki.

Ni-ki melempar tubuhnya ke tempat tidur sempit. Meringis sakit, lupa jika kasur miliknya tidaklah seempuk bayangannya.

Rasa lapar membuatnya sulit tidur, tapi jika bisa tidur itu lebih baik karena tidak lagi merasa lapar.

Ni-ki memejamkan mata, berharap saat dia terbangun nanti ayahnya sudah pulang dan membawa makanan untuknya.

Ni-ki tidak tahu berapa lama dia tertidur.

Telinganya sedikit mendengar derit suara tangga, antara sadar dan tidak karena masih mengantuk. Matanya kembali terpejam rapat hingga tidak mengetahui pintu kamarnya terbuka dari luar.

Ayahnya masuk dengan langkai gontai sedikit sempoyongan. Pandangannya tidak fokus saat menatap Ni-ki yang tengah tertidur.

Satu sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk seringaian.

Ni-ki merasa sesak saat menarik napas di tambah lagi aroma alkohol masuk ke penciumannya membuat perut kosongnya bergejolak ingin muntah.

Rasa basah di area wajah dan leher membuatnya tidak nyaman.

Tsundere [ SeungNi ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang