Tsundere - 03

2K 300 29
                                    

🧩 PERHATIAN! Di mohon tinggalkan vote sebagai bentuk support kamu terhadap cerita ini, dan meninggalkan komentar jika berkenan.

SELAMAT MEMBACA!

─────────────────────── 𝔗𝔰𝔲𝔫𝔡𝔢𝔯𝔢

Alunan lembut musik jazz romantis memenuhi seluruh area cafe.

Sang penyanyi dengan suara merdunya menyanyikan sebuah lagu dari penyanyi jazz melegenda yang sudah pasti dikenal oleh dunia.

Mengalun merdu menemani setiap pengunjung yang datang bersama keluarga, teman ataupun pasangan sembari menikmati hidangan yang mereka pesan.

Daniel selalu menikmati pekerjaan yang sudah dijalankannya tiga tahun ini.

Bukan pekerjaan tetap, hanya sampingan sembari menyalurkan hobi.

Tiga kali seminggu lelaki dengan surai hitam elegan itu akan datang ke cafe menghibur para tamu dengan suara merdunya menyanyikan jenis musik kesukaannya.

Selalu senang saat melihat para tamu begitu puas menikmati nyanyiannya.

Malam ini pun sama.

Tepuk tangan pengunjung membuatnya selalu bersemangat dan tersanjung tiap kali selesai menyanyikan lagu.

Dari sudut matanya, Daniel melirik sebuah jam dinding yang cukup eye catching.

Sudah jam delapan malam. Dia sudah menyanyi selama satu jam dan butuh istirahat.

Selesai menyanyikan lagu terakhir, lelaki dengan surai hitam itu memohon maaf pada para pengunjung karena harus menyudahi penampilannya.

Raut wajah kecewa tertangkap matanya dari beberapa penonton saat pandangannya memindai seluruh ruangan.

Hampir semua orang yang ada di cafe itu bertepuk tangan untuknya dan itu adalah hal yang paling disukai oleh Daniel.

Semua itu yang membuat ia menyukai kerjaan ini, meski sebenarnya pekerjaannya sebagai akuntan tidak membuat dirinya kekurangan uang.

"Kerja bagus, Dude!"

Daniel saling menepukan tangan pada seseorang yang berdiri di belakang panggung begitu dia turun.

Salah satu rekan kerjanya. Manager di cafe itu.

"Thanks." Jawab sang penyanyi singkat, tidak lupa senyum kepuasaan di wajah.

"Ada surat untukmu." Sang manager menahan Daniel untuk tidak pergi dulu.

Dari dalam saku kemeja yang dipakainya, dia mengeluarkan sebuah amplop berwarna biru muda yang tampak girly.

"Dari siapa?"

Daniel menerima surat itu. Tercium aroma wangi mawar dari amplop yang dipegangnya.

"Aku tidak tahu. Security tadi memberikannya padaku. Dia bilang seseorang menitipkan padanya dan meminta untuk diberikan padamu." Jawab sang manager.

Daniel membolak balik amplop yang belum dibukanya. Mendekatkannya ke hidung, mencium aroma yang menguar dari kertas itu.

"Mungkin dari penggemarmu. Ayo buka!" Justru si manager yang tampak begitu antusias ingin tahu isi amplop itu dibanding Daniel sendiri.

"Tidak di depanmu. By the way, terima kasih." Daniel mengangkat amplop di tangannya depan wajah si manager lalu pergi begitu saja dari tempat itu, meninggalkan si manager sendirian yang pasti sedang menggerutu.

Tsundere [ SeungNi ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang