Tsundere - 13

1.2K 195 16
                                    

🧩 PERHATIAN! Di mohon tinggalkan vote sebagai bentuk support kamu terhadap cerita ini, dan meninggalkan komentar jika berkenan.

SELAMAT MEMBACA!

─────────────────────── 𝔗𝔰𝔲𝔫𝔡𝔢𝔯𝔢

Ini tidak benar.

Maksudnya, pergi tanpa tujuan itu tidaknya efisien apalagi menggunakan kendaraan umum.

Seharusnya tadi Ni-ki menodong salah satu bawahannya agar meminjaminya kendaraan.

Paling tidak motor atau apalah, tidak mungkin kan dia harus meminjam sepeda milik petugas patroli lalu lintas, sementara dia tak bisa mengendarai benda itu.

Dengan kasar Ni-ki mengambil ponsel dari sakunya.

Dia tidak mungkin hanya berdiri di halte bus menunggu kendaraan itu muncul, apalagi harus naik kereta.

Merepotkan.

Jadi lebih baik dia menghubungi Sunoo agar menjemputnya, detidaknya anak buahnya itu punya motor.

Ni-ki belum sempat membuka kunci layar benda tipis di tangannya saat tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Nama Sunoo muncul disana.

Sepertinya Tuhan sedang berbaik hati dengannya, karena tidak perlu menghubungi dulu.

"Cepat kemari. Aku perlu tumpangan!" Tanpa basa basi Ni-ki langsung mengutarakan maksudnya.

Tidak perduli kalau perintahnya pasti membuat Sunoo bingung.

Dan memang Sunoo kebingungan, Ni-ki bisa menebak karena ada jeda cukup lama dan semakin membuatnya tidak sabaran.

"Hei, kau masih hidupkan? Atau belum sikat gigi?" Sembur Ni-ki pada ponsel di tangannya.

"Maaf ketua, aku sedang ada di salah satu pos polisi. Ada supir taksi yang mengaku dirampok ditengah jalan."

Ni-ki merotasi matanya, merasa laporan Sunoo bukan urusannya.

Bukankah supir taksi itu sudah ada di pos polisi, jadi sudah ada yang menangani kan.

"Bukan urusanku, Sunoo. Lebih baik cepat kemari!"

"Masalahnya dia sebenarnya akan menjemput penumpang di rumahnya. Dan kata supir taksi ini, penumpang yang harus dia jemput adalah tuan Jay."

Dahi Ni-ki mengernyit saat sesuatu yang buruk segera melintas di kepalanya begitu nama Jay disebut.

Kebetulan yang aneh.

Kenapa harus berhubungan dengan orang itu?

"Tunjukkan foto Nicholas padanya dan tanyakan apa orang itu yang sudah merampok taksinya."

Ni-ki menutup telpon, cepat. Kali ini jarinya dengan lincah mencari kontak orang yang paling tidak ingin dihubunginya, tapi memang harus dihubungi karena mendesak.

"Jangan bicara, sebelum aku meminta. Dengarkan saja," Ni-ki tahu kalau Heessung pasti akan bicara aneh-aneh makanya lebih baik diperingatkan dulu.

"Apa Jay dan keluarganya baik-baik saja?

"Ya. Aku rasa."

"Jangan cuma dirasa. Baik-baik saja atau tidak?" Sentak Ni-ki pada ponselnya, lebih tepat pada orang yang berbicara di seberang sana, entah dimana.

Terdengar helaan napas panjang, mungkin Heeseung tengah merotasikan mata merasa sudah sangat biasa dengan sikap Ni-ki yang tidak pernah ramah dengannya.

Tsundere [ SeungNi ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang