HAPPY READING^
.
.
.Clara, gadis pendiam ya... bisa dibilang tertutup dan penuh misteri-tapi gak horor ya:v karena mood yang sulit ditebak membuat dirinya tidak mudah akan bergaul.
Sekarang, ia berada di tepi jalan. Menunggu angkutan yang datang ke arah sekolahnya- SMAN Cendana. Tiba-tiba, sebuah motor melaju di jalan yang menggenang air dengan kecepatan diatas rata-rata. Sehingga Clara yang berada di sisi jalan jelas kecipratan air genangan dan membasahi seluruh tubuhnya.
"ANJIR! ROK GUE! Udah tau ada orang!" Clara ngedumel dengan suara pelan. Ia akhirnya kembali menuju rumahnya, yang lebih tepatnya rumah tante Vanya
"Clara, kapan kamu pulang? Kok tante gak liat?" Tanya Vanya dengan tatapan bingung.
"U-udah dari tadi tan" jawabnya singkat dan dusta.
"Kenapa gak telepon tante untuk dijemput? Terus sekolahnya gimana?"
"Aku lupa, yaudah tan aku mau ngerjain tugas" Clara langsung melesat menuju kamarnya
"Ohh iya iya.."Hari pertama Clara bubar karena motor sialan itu. Clara masih mengingat plat nomor kendaran itu '3226 SGW' batinnya.
***
Tringg... Trinnggg..
Alarm yang dipasang Clara berdering tepat di telinganya. Membuat Clara bangun dengan rasa tidak ikhlas.
'Yaallahu yarabb.. untung masih selamat dunia akhirat'"Clara, kamu udah bangun belum?" Tanya Vanya dari luar kamar
"Iya, udah. Otewe keluar" balasnya seraya mengikat rambutnya.
Ucap Vanya lagi "Ayo sarapan".
"Iya" balas Clara membuka pintu kamar."Kamu kali ini tante anter sampe sekolah. Gak ada penolakan okei?" Pinta Vanya yang lebih tertuju pada perintah.
"Iyaa.."Clara hanya butuh waktu 10 menit perjalanan ke SMA Cendana. "Hey jomblo! Bengong aja, kamu nggak mau turun dari mobil tante?" Biasalahh.. tante tante kalo ngomong asal jadi..
"Eh.. iya.. Assalamualaikum" Clara pamit dan mengecup tangan Vanya.
Tinn.. tinn.
Suara klakson motor menghampirinya."Eh lo! Kalo jalan liat-liat!!" Teriak orang itu yang masih mengendarai motornya memasuki area sekolah.
Clara hanya terdiam beku. Tante Vanya segera mencairkan suasana.
"Clara, kamu gapapa?" Tanya Vanya
"I-iya. Gapapa" Hati Clara panas. Dia ingat bila motor yang hampir mencelaikainya adalah motor yang sama ketika genangan air yang menodai seragamnya.'Nomor itu? 3226 SSG, jadi mentang-mentang plat lo SSG (suka-suka gue) bukan berarti lo ngendarainnya semawur-mawur plat lo!' Batin Clara geram.
Clara segera memasuki gerbang. Dilihatnya sekolah yang begitu besar. Ia berjalan di koridor sendiri, suara ramai khas sekolah barunya sangat berbeda dengan sekolah lamanya di jakarta
Tiba-tiba seseorang mencekal keras lengan Clara.
"Eh, lo tuh ya! Bukannya minta maaf malah langsung pergi" ternyata lelaki tadi yang menghampiri Clara."Kenapa?" Balasnya dingin
"Lo harus minta maaf!" Paksa lelaki itu.
Namun Clara hanya membalas dnegan gelengan.
"Gue gak akan lepasin lo sebelum lo minta maaf sama gue" pinta lelaki itu dengan ancaman.
"Maksa!" Tukas Clara memelototi lelaki itu
"Cepetan!" Paksa lelaki itu, lagi.
"Eng-gak!" Jawab Clara dengan nada di tekan. Ia menghempaskan tangan laki-laki itu dan segera pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
[GAUSAH DIBACA]
RomantikTidak ada yang tidak mungkin, namun kita akan akan belajar dari ketidakmungkinan -