Lifelessly

61 24 7
                                    

"Karena rasa nyaman kepada seseorang itu lebih istimewa dari pada jatuh cinta" - A

-

Pagi ini mendung menyelimuti kota Bandung, Clara merias dirinya sesimple mungkin. Dia tidak suka dirinya terlihat heboh, atau apalah itu.

Clara POV
Gue? Masih pake baby cream kok.
And, sedikit baluran lip balm di bibir.
Rambut? Yeah, kedua ortu asli Indonesia. Jadi rambut gue hitam sedikit kecoklatan.. ya mungkin karena kena sinar matahari, gak panjang-panjang kok.
Tapi kali ini gue mau sedikit merubah penampilan, terutama di rambut. Tante Vanya udah kasih saran semalam, kalo emang gue risih sama rambut gue yang panjang sebelumnya, dia akan bikin rambut gue jadi pendek dan memaksa gue untuk menggerai rambut. Kenapa? Padahal kan gu--

"Clara?! Udah belomm.. nanti telat berabe" teriak tante dari garasi
"I-iya , udah kok!" balas gue teriak juga.
-
Sampai di sekolahnya, Clara segera turun. Tiba-tiba motor sport berhenti tepat di depan mobil Vanya. Dengan cepat Clara langsung menoleh, ia terpaksa menghentikan langkahnya. Wajahnya tampak kesal.

"Pagi tante, pagi juga Clara! Tante, saya Bintang, yang kemarin ngajak Clara jalan" Jelas Bintang mengubah posisinya kearah Vanya.
Vanya langsung membuka lebar-lebar kaca mobilnya

"Ohh.. jadi kamu Bintang?"

"Iya tan"

'Cogan ini mah, bukan Binatang. Ehh.. maksdunya Bintang' batin Vanya

Clara menarik keras tas yang berada di punggung lelaki itu.
"Ngapain lo?!" Tanya Clara ketus

"Sekolah lah.. udah dulu ya tan, saya mau masuk sama Clara" Bintang berpamitan dan segera menarik lengan Clara kearah gerbang.

"Ishh, apa-apaan sih lo" Clara menyingkirkan genggaman Bintang dari lengannya, lalu berjalan lebih cepat mendahului Bintang. Tidak ingin kalah, Bintang pun segera mengikuti jejak Clara dan akhirnya keduanya sejajar.

Tiba-tiba lelaki bertubuh bidang itu berhenti tepat di hadapan Clara, melainkan lelaki itu bukanlah Bintang.

"Ehh! Stop stoop stoop!" ucap lelaki itu yang berusaha menghentikan langkah keduanya. Jaraknya dengan Clara pun hanya hitungan jengkal.

"EHH BANGSAT!! MINGGIR LO! NGAPAIN DEKET-DEKET PACAR GUA" Bintang tidak tinggal diam

"Ohh... jadi ini yang baru? Selamat ya" lelaki itu menepuk keras bahu Bintang

"Inget! Gue gak akan lupa sama tantangan lo!" Bintang menatap lekat Purnama Reyfan-Musuh yang tidak dapat dilupakan,dihentikan,dan di damaikan.

"Ck! Urusan itu? HAH!" ucap Purnama mengarahkan tatapan elangnya ke Clara.

Tanpa urusan panjang, Bintang menghempaskan tangan kotor itu dari bahunya dan beranjak pergi menggenggam tangan Clara.

***

Tanpa sadar, Clara menggenggam erat tangan Bintang. Manusia-manusia yang berlalu lalang dikoridor pun hanya beku memperhatikan, walaupun banyak dari mereka yang tidak senang dengan keadaan ini.

'Ihh cabe! Ngapain sih peluk-peluk tangan doi gue?!'
'Dasar murahan!'
'Bintang gue?! Ngapain bawa cewe lain?!'
'Cakepan gue'
'Ujung-ujung nya ntar juga ke gue!' Ya begitulah kisah singkatnya.

Bintang lansung membisikkan telinga Clara agar tidak membuatnya terkejut.

"Clara? Lo gapapa? Hari ini lo cantik banget deh" bisik Bintang dan tidak membuat Clara luluh

[GAUSAH DIBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang