"Dua orang yang terkuat akan tersingkirkan dengan satu orang yang terhebat" - A
-Bu Dian, wali kelas 11 IPA 2 segera masuk ke dalam ruang kelas. Dengan wajah yang sangat cerah -tetapi bukan karena bedak dua centi guys- ia masuk memberikan senyum merekah .
Dion segera menyiapkan kelas
"Bersiap!!---bla bla bla"Bu Dian langsung membuka suara.
"Baik anak-anak. Ibu ingin memperkenalkan teman baru kalian" Ucap Bu Dian dan langsung mengarahkan pandangannya ke intu kelas.
"Silahkan masuk, nak" Tambahnya"Assalamualaikum"
"Nah.. ini anak-anak teman baru kalian. Silahkan perkenalkan diri"
Anak baru itu menambah satu langkahnya menyetarakan dirinya dengan Bu Dian.
"Ekhem.. kenalin, nama gue Fadli Adreo. Pindahan dari SMA Pancasila, thanks" Ucapnya dengan senyum manis di akhirnya.
Saat ia mengucapkan kata akhir pada namanya 'Adreo' , seisi kelas pun tercengang. Mungkin karena nama itu juga digunakan pada akhir nama Bintang, para murid pun berfikir bahwa Fadli Adreo adalah seorang adik Bintang Adreo. Kecuali Clara, ia hanya diam melanjutkan catatanya dan berfikir bahwa itu hanyalah kebetulan.
Clara segera mengangkat kepalanya saat Fadli berjalan ke tempat duduknya yang di tunjukan oleh Bu Dian dan tidak sengaja menyenggol lengan Clara. Lelaki itu pun menunjukkan senyum manis kepada Clara, tetapi Clara tidak menghiraukan dan segera kembali pada pena yang ia genggam seolah tidak terjadi apa-apa
***
"Ra, gecee.. nanti keabisan baso Pak Udin tamat idup gue!!" teriak Mona dari pintu kelas.
"iya-iya" balas Clara malas. Keadaan kelas semakin sepi, tetapi--'Fadli?' lelaki itu masih menyandarkan bahunya pada bangku kayu tepat dibelakang tempat Clara singgah.
Sama halnya seperti tadi, Clara hanya memasang muka datar saat Fadli memberikan senyum yang entah ia rasa sama seperti senyum Bintang. Spontan Clara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ra, gue duluan deh.. mau ke toilet dulu!!" teriak Mona yang kedengarannya semakin jauh.
Dengan buru-buru, Clara pun segera pergi meninggalkan tempat ia berdiri, dan...
Duukkk..
'Aduhh' batin Clara yang tidak ingin menunjukkan kelemahannya. Kakinya terbentur kaki meja dan ia terjatuh pelan. Lelaki itu dengan sigap menghampiri Clara dan menyetarakan tubuhnya dengan Clara.
"Eh, lo gapapa? Mana yang sakit? Mau gue anter ke UKS? Lo tuh gak usah buru--" ucapnya panjang lebar dan dipotong oleh Clara.
"Gue gapapa" Balasnya singkat dan segera mengangkat kembali tubuhnya berdiri.
"Kenalin, gue Fadli Adreo. Lo bisa panggil gue Fadli, Adli, ataupun Reo" katanya dengan menjulurkan tangan.
"Gue udah tau" Balasnya dingin tanpa membalas juluran tangan Fadli.
"Clara M-Meiriska? Nama lo boleh juga" Fadli menengok name tag Clara pada bagian kanan seragamnya.
"Gak penting" Balas Clara dan segera memutar badannya untuk pergi.
Fadli spontan menarik lengan Clara dari belakang untuk menahan langkahnya.
"Eh, tunggu""Apaan sih lo!"
"CLARA!" Teriak seseorang dari arah pintu kelas. Keduanya pun langsung menghadap pada sumber suara.
'Bintang?' Batin Clara terkejut.
Bintang segera menarik lengan Clara dari hadapan Fadli dan mendorong keras tubuh Fadli menjauhi pacarnya.
"Heh, bangsat! Ngapain lo disini hah?! Inget satu hal, cuma cewe itu yang gue punya! Jangan coba-coba lo deketin dia!!!" Teriaknya dengan oktaf yang kian meninggi.
"B-Bintang, udah.. jangan nyari masalah" Clara menahan lengan bintang yang sudah siap memukul Fadli.
"Kenapa?! Pukul gue, bang! PUKUL!" Fadli pun tidak kalah emosinya.
"Ck. Sorry, gue gak punya adek semenjijikan elo!" Balas Fadli menunjuk muka Fadli.
"PUKUL GUE!!" Ucap Fadli yang semakin memancing emosi Bintang. Tanpa basa-basi panjang, Fadli pun mendapat sekali bogeman langsung dari Bintang.
"CUKUP!" Clara membuka suara, dia langsung berdiri diantara kedua laki-laki yang tidak jelas hubungannya.
Bughh..
Tapi, niat baik Clara untuk melerai pertengakaran mereka justru mendapat pukulan keras Fadli yang ingin di balaskannya kepada Bintang.Clara tersungkur, ia mencoba untuk mengerjapkan matanya beberapa kali. Tapi tetap ia tidak sadarkan diri.
"Calarraaa" Teriak Bintang yang berlutut untuk menahan kepala Clara agar tidak jatuh ke lantai.
"Lo tuh goblok apa bego sih! Dasar pembawa sial!" Tambah Bintang dengan menunjuk muka Fadli yang tegang.
***
Sorot lampu UKS menyipitkan mata Clara, ia mencoba untuk membuka matanya dan melihat jelas sekeliling tempat ia berada. Pipi nya masih terasa nyeri, dan memar tepat di sudut bibirnya.
Dilihatnya Bintang yang tertidur pulas di sisi kasur itu, lalu pandangannya beralih pada jam di lengannya. Sekarang menunjukkan tepat jam tiga sore, Clara harus cepat sampai dirumah sebelum satpam villa mengintrogasikan dirinya.
Bintang tersentak saat Clara mengubah posisi tidurnya.
"Clara, kamu udah bangun? Kenapa gak bangunin aku?" Tanya Bintang setengah sadar."Melek aja dulu" Ejek Clara.
"Kamu gapapa kan? Itu tadi udah aku kasih obat pereda nyeri. Gimana? Udah baikan?" Ucap Bintang mengelus pelan pipi Clara.
"Gapapa elah, gak usah pegang-pegang" Kata Clara ketus
"Maafin aku ya, aku gak bakal ngul--"
"Gue mau pulang" Potong Clara.
"Ayo aku anter" Balas Bintang segera bangun dari bangkunya.
Dengan bantuan Bintang, Clara bangun dari kasur UKS dan kedua pundaknya dijaga oleh Bintang agar bisa jalan seimbang.
***
TBC
HALLO GAIS, GUE BALIK LAGI NIH BAWA CERITA YANG GAK KALAH BORINGNYA.. HEHEHE.
BTW, SORRY YA KALO STORY NYA NGEBOSENIN. TAPI JUJUR, GUE HARDWORK BUAT NGETIK NIH STORY *(EHH CURHAT)MAAF JUGA YA KALO PUBLISHNYA LAMA.. TUGAS YANG LEBIH PENTING LAGI NUMPUK-NUMPUKNYA DI TAS.
VOMMENT NYA DI TUNGGU
BABAYYY😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[GAUSAH DIBACA]
RomanceTidak ada yang tidak mungkin, namun kita akan akan belajar dari ketidakmungkinan -