Hei, kau apa kabar?
Ku harap kau baik baik saja.
Baiklah, Aku akan melakukan ritual seperti biasa.
Menulis tanpa perna kau baca.Aku rindu dengan mu.
Aku ingin slalu dekat dengan mu.
Apa salah?
Aku sadar banyak mata yang tak ingin melihat ku bersama mu.
Dan aku cukup tahu diri !Aku siapa untuk mu?
Dan Kau siapa bagi ku?
Aku hanya seorang yang menyanyangimu secara diam.
Mengagumi mu dari jarak kejauhan.Tapi kau tak perna paham.
Kau tak mengerti maksud dari senyum manis yang hanya ku berikan untukmu.
Kau tak paham akan perhatian yang slama ini ku berikan hanya untukmu.Kau hanya menatap ku sebagai teman, ya kan?
Iya, kau teman yang amat sangat ku sayangi.
Tanpa kau sadar kau memiliki perasaan yang sama dengan ku bukan?Kita terlalu munafik.
Kau terlalu munafik untuk mengakui perasaan itu.
Aku terlalu munafik untuk memulai lebih dahulu,
Padahal itu yang ingin ku lakukan dari dulu, tapi aku tak bisa!
Hati ini terlalu takut menerima penolakan.Sampai akhirnya, semesta yang mempertemukan kita.
Untuk pertama dan terakhir kalinya kau mengakui benar adanya perasaan itu.
Tapi sayang, semesta hanya mempertemukan, bukan menyatukan.Kau pergi meninggalkan berjuta kenangan.
Kenangan yang slalu ku rindukan sampai detik ini.
Dan kau tak perna bisa mengobati rindu ini!
Jangankan mengobati, mengetahuinya saja kau enggan.Semesta tolong beritahu dia, aku merindukannya.
Semesta, aku bersumpah atas nama rindu, akan ku buat rindu ini menjadi rindunya juga.Salam sedu,
dari sang perindu.Bekasi, Kam, 17/08/2017 22:37 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah yang tlah usai
Short StoryRanking # 9 - Qoutes ( 28 Mei 2020 ) # 5 - Qoutes ( 17 Agustus 2020 ) Masalalu itu tak harus dikenang, Tapi jangan pula dilupakan. Aku belajar banyak dari masalalu. Ya, aku tau. Itu smua memang tlah usai. Tapi maaf otakku tak mampu melupakan smuan...