Hello, apa kalian percaya kalau setiap manusia punya masalah masing masing?. Bahkan sampai ada yang bilang bahwa manusia itu hidup dengan masalah. Mau tanya lagi, kira kira ada nggak ya manusia yang hidup tanpa masalah?. Kalau ada kasih tau aku. Aku ingin belajar banyak dengannya hahaha.
Begini kawan, sebenarnya bukan manusia itu yang tidak ada masalah, tetapi manusia itu yang pandai menutupinya.
Ada beberapa orang ketika dihadapi dengan masalah dia pergi menghindar. Padahal mau pergi sejauh apa pun masalah itu nggak akan pergi. Ya, karena masalah itu melekat pada dirinya. Mau sejauh apapun perginya yaa tetap nggak akan hilang.
Ada juga yang ketika dihadapi masalah ia diam. Entah diamnya itu bingung harus apa atau malah diam diam mulai melupakan masalahnya tanpa mencari jalan keluar?.
Tapi yang paling banyak ketika dihadapi masalah yang dilakukan manusia itu bingung. bingung harus apa, bingung harus gimana, bingung setelah ini apa. Hanya sebatas bingung memikirkan tanpa ada pergerakan untuk memperbaikinya.
Manusia itu sering bingung ketika dihadapi pilihan harus mundur atau tetap berjalan ke depan?. Mau mundur tapi perjalanan sudah terlalu jauh takut capek mutar baliknya. Mau lanjut jalan ke depan takut nggak kuat.
Dasar manusia, terlalu sering bingung. Banyak maunya. Besar takutnya. Tinggi tingkat kepedeannya.
Manusia sering bingung jika dihadapi masalah. Apalagi masalah hati. Akhirnya nyerah dengan pikirannya sendiri. Berujung minta saran orang lain. Giliran sarannya nggak tepat bisanya marah. Tapi nggak marah sama orang lain, marahnya sama diri sendiri. Padahal itu saran dari orang lain yang dari awal nggak pernah disetujui sama hati tapi bodohnya masih tetap dijalanin. Dasar manusia. Kalau sudah kaya gini siapa yang salah?.
Manusia sangat pandai berekspetasi tinggi, sangat tinggi. Maunya banyak tapi imbang dengan rasa takutnya. Maunya ini tapi setelah dipikir pikir "ah, nggak jadi deh takut, nanti bla bla bla". Kalau gitu sia sia sudah berekspetasi tinggi. Hanya buang buang waktu, tenaga dan pikiran.
Bukannya nggak boleh. Alangkah baiknya ekspetasimu itu diwujudkan. nggak apa nggak seratus persen terwujud. Paling tidak kamu sudah coba mewujudkannya. Baik atau buruk. Ya, namanya juga proses bukan tugas kita yang nentuin akhirnya akan seperti apa, setidaknya kamu sudah mencoba. Kemauanmu jangan sampai kalah dengan ketakutanmu. Kecilkan ketakutan perbesar keyakinan. Berfikir positif apapun yang kamu lakukan hasilnya akan baik. Keputusan apapun yang kamu ambil, semoga semuanya akan baik baik saja.
Satu lagi. Ini juga yang sering terjadi. Tingkat kepedeanmu berlebihan. Bukan, bukannya aku melarangmu jadi manusia yang pede atau percaya diri. Itu bagus. Namun jika berlebihan itu nggak baik. Misalnya begini, kamu sedang dekat dengan seseorang. Biasanya akrab disebut doi benarkan?.
Pada suatu kasus si doi update status. Isinya kalimat kalimat manis seperti orang sedang jatuh cinta. Saat itu kamu sedang dekat dengannya. Kamu memiliki rasa yang seharusnya nggak kamu miliki dengan dia. Kamu terlalu pede, terlalu bahagia, dan terlalu yakin bahwa ia juga mencintaimu tanpa kamu ingat dia dekat bukan hanya denganmu saja. Mungkin ada beberapa, puluhan atau mungkin sampai ratusan wanita yang sedang ia dekati?.
Kamu terlalu yakin rasamu berbalas. Pada kenyataannya kamu dipaksa bangun dari mimpi dan harus menerima kenyataan bahwa yang ia cinta orang lain dan bukan kamu. Sakit? Jelas. Aku tau rasanya.
Mau mundur terlalu cinta, mau maju sudah terlalu hancur hati ini patah.
Jika diibaratkan sebuah motor kamu itu sebagai pengendaranya. Motormu sedang melaju kedepan. Kamu ingin fokus kedepan tapi hatimu sudah cukup hancur. Akhirnya fokusmu teralihkan dengan kaca spion motormu itu. Dilihat dari kejauhan ada satu orang yang menunggumu berbalik arah. Tapi kamu keras kepala ingin tetap mengejar yang didepanmu itu padahal ia sudah bahagia tanpa sedikit pun memikirkanmu. Motormu terus melaju, tapi matamu fokus dengan spion. Lalu apa yang terjadi?. Kamu jatuh, jauh lebih sakit dari jatuh yang sebelumnya.
Orang yang kamu cintai sudah bahagia dengan cintanya. Dan orang yang mencintaimu sudah pergi karena berfikir keberadaannya selama ini hanya sia sia. Orang yang ia inginkan tidak perna menginginkannya balik. Itu faktanya dan sangat menyakitkan.
Aku tahu kita semua manusia. aku, kamu, kita, mereka, kami semua manusia yang Punya perasaan. Aku paham rasanya sakit hati. Aku paham rasanya dijatuhkan berkali kali. Aku mengerti rasanya sakit ketika realita tidak seindah ekspetasinya.
Mari bergandeng tangan. Saling menguatkan. Saling jaga dan menjaga. Agar tidak banyak hati yang tersakit.
Namanya juga manusia, wajar terlalu banyak bingungnya.
Namanya juga manusia, yaa memang banyak mau.
Namanya juga manusia, takut ini takut itu.
Namanya juga manusia, sangat amat kepedean.Dan aku memaklumin itu, karena aku pun begitu. Kita semua sama. Sama sama belajar menjadi lebih baik . Sama sama memperbaiki yang retak. Sama sama berjuang menyembuhkan sakit dihati.
Jangan nyerah ya!. Kalau capek nggak apa duduk sebentar atau mau tidur juga boleh. Kalau mau nangis jangan ditahan kasihan hatimu sudah terlalu banyak menahan sakit biar ia menumpahkan semua. Kamu tidak lemah hanya karena dilihat orang matamu sembab sisa semalaman menangis.
Kamu hebat!. Sudah sampai ditahap ini. Dewasa butuh proses. Nikmati saja. Nanti ketika anak kecil yang bisa kamu lihat ditaman dan mengejekmu cengeng, ketika ia mulai beranjak dewasa kamu bisa mengejeknya balik "jangan cengeng! Aku pernah diposisimu dan aku tidak menyerah! Aku baik baik saja! Semangat sebentar lagi kamu akan menjadi dewasa karena masalahmu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah yang tlah usai
Short StoryRanking # 9 - Qoutes ( 28 Mei 2020 ) # 5 - Qoutes ( 17 Agustus 2020 ) Masalalu itu tak harus dikenang, Tapi jangan pula dilupakan. Aku belajar banyak dari masalalu. Ya, aku tau. Itu smua memang tlah usai. Tapi maaf otakku tak mampu melupakan smuan...