"THIRTEEN"

19.3K 1.2K 96
                                        

Author POV

Sudah tiga hari, wanita itu masih setia berbaring di atas ranjang rumah sakit dan masih tidak sadarkan diri setelah kejadian yang hampir merenggut nyawanya itu. Namun nyawa sang anak yang ada di dalam perutnya itu tidak bisa tertolong karena pendarahan yang di alami Elle tidak bisa berhenti sebab saat itu perutnya yang tertindih dan di tambah lagi benturan keras yang menghantam perutnya menyebabkan bayi yang ada di dalam kandungannya itu tidak bisa bertahan dan keguguran.

Dan selama tiga hari itu juga, terdapat seorang pria yang terus berada di samping Elle. Menemani dan menguatkan Elle yang sedang tidak sadarkan diri itu untuk bisa menerima kenyataan jika anak yang saat itu dia kandung sudah tidak ada.

Untung saja saat malam itu Bryan mengantarkan Elle, dia tidak langsung pulang karena ia pun merasa seperti ada yang di tutup-tutupi oleh Elle. Sampai pada saat dia melihat sebuah mobil yang keluar dari rumah Elle, Bryan langsung menghampiri Elle yang bermaksud untuk menanyakan semua hal yang terasa mengganjal hatinya.

Namun sebelum Bryan menanyakan semua itu, ia langsung dikejutkan dengan keadaan Ellen yang saat itu membuatnya begitu panik. Elle sedang tidak sadarkan diri dengan darah yang cukup banyak yang sudah menggenang di lantai itu.

Bryan menatap Elle dengan sedih. Dia tahu jika rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja hingga anak yang masih di dalam kandungan Elle saja menjadi korban.

Jika seperti ini apa Bryan pantas mengambil tindakan untuk melindungi wanita yang masih setia mengisi relung hatinya itu???

***

Elle POV

Aku membuka mataku dengan perlahan yang langsung di sambut dengan cahaya lampu yang cukup terang. Kepalaku terasa pusing dan tubuhku terasa kaku dan sulit untuk di gerakkan. Aku merasakan tanganku yang di genggam oleh seseorang. Aku menolehkan kepalaku ke si pemilik tangan yang menggenggam tanganku, ternyata di sana Bryan sedang menatapku dengan senyumannya.

"Hai, aku senang kau sudah tersadar dari tidur panjangmu,"

Aku tidak bisa menjawab ucapan Bryan, tenggorokkanku terasa sangat kering sehingga aku sulit mengeluarkan suaraku.

Bryan yang melihatku seperti kesulitan berbicara mengambil inisiatif untuk memberikanku segelas air mineral yang berada di atas meja. Setelah aku selesai minum, rasanya tenggorokkanku sudah lebih baik.

"Terima kasih," balasku dengan suara sedikit serak.

"Bagaimana keadaanmu sekarang???"

Pertanyaan itu tiba-tiba saja seperti langsung melemparku ke kejadian malam itu. Dan tanganku yang masih sedikit lemah langsung refleks meraba perutku yang terasa rata dan tidak ada tonjolan yang aku rasakan disana. Tanganku langsung gemetar, pikiran-pikiran buruk langsung menyerbu kepalaku.

Ohh Tuhan... Jangan, jangan ambil dia, batinku.

"Dimana??? Dimana anakku??? Dimana anakku Bryan??? Aku ingin melihat anakku. Dimana dia???" ujarku dengan sedikit teriakan sambil menarik-narik tangan Bryan menuntut jawaban darinya.

Aku benar-benar takut saat ini, aku tidak ingin kehilangan anakku. Di saat aku menuntut jawaban darinya, Bryan malah diam saja dan menatapku dengan tatapan yang sulit untuk ku tebak.

"Jawab aku Bryan dimana anakku sekarang, aku ingin melihatnya," seruku dengan air mata yang kini sudah mulai membanjiri wajahku.

"Anakmu.... kau kehilangannya Elle,"

#2 My Broken Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang